ANALISIS-(IDB) : Ekspedisi Khatulistiwa sedang digelar di bumi
Kalimantan terhitung sejak 5 April 2012 sampai dengan 17 Juli 2012.
Hajatan strategis ini diikuti 1.170 orang, mayoritas pasukan TNI segala
matra, untuk mengenali dan mengintimi situasi geografi dan lekuk bumi
Kalimantan.
Utamanya di kawasan perbatasan yang menantang sekalian mensimulasi
naluri tempur pasukan TNI melalui medan ralasuntai (rawa, laut, sungai
dan pantai) di Kalimantan.Ini juga bagian dari “rekonstruksi operasi
Anacondas-2” sebagaimana yang pernah difilmkan, meneliti flora dan fauna
di pedalaman Kalimantan sembari mencari Anacondas dan anggrek merah
kalau memang ada.
Sekalian juga menginspeksi patok perbatasan yang sering diusili
tetangga sebelah. Kepala Staf Angkatan Darat pernah bilang : “Lu
cabut patok gue sikat”. Nah ini juga bagian dari pembuktian
apakah ada patok perbatasan negara kita yang dicabut atau digeser oleh
tetangga sebelah.
Tim Ekspedisi Khatulistiwa di Lanud Supadio Pontianak
Operasi teritorial yang melibatkan pasukan khusus TNI AD (Kopassus), Marinir, Kostrad dan Paskhas serta sejumlah ilmuwan, menwa dan relawan ternyata disikapi dengan kewaspadaan penuh oleh negara jiran Malaysia. Jauh-jauh hari pasukan Malaysia mendatangkan belasan MBT Pendekar ke Sabah dan arsenal lain di kawasan itu termasuk mengerahkan jet tempur F18 Hornet ke utara Kalimantan. Kamuflasenya adalah latihan militer ATM, katanya.
Operasi teritorial yang melibatkan pasukan khusus TNI AD (Kopassus), Marinir, Kostrad dan Paskhas serta sejumlah ilmuwan, menwa dan relawan ternyata disikapi dengan kewaspadaan penuh oleh negara jiran Malaysia. Jauh-jauh hari pasukan Malaysia mendatangkan belasan MBT Pendekar ke Sabah dan arsenal lain di kawasan itu termasuk mengerahkan jet tempur F18 Hornet ke utara Kalimantan. Kamuflasenya adalah latihan militer ATM, katanya.
Tapi kafilah tetap berlalu dengan langkah tegap walau anjing tetangga
menggonggong terus. Mereka bahkan sampai mengawasi ketat pergerakan
pasukan TNI yang mulai bergerak dari Sebatik menuju kawasan kabupaten
Nunukan yang ada di daratan Kalimantan yaitu Simanggaris, Alang dan
Lumbis. Mereka menganggap ekspedisi ini sebagai show of force sehingga
harus dikawal dengan unjuk kekuatan juga.
Karena merasa gerah dan gelisah mereka juga mengerahkan jet tempur
Hornet ke Kinabalu dan pergerakan jet tempur ini dipantau ketat oleh
radar TNI AU yang ada di Tarakan sehingga tanggal 16 April sampai dengan
20 April 2012 yang lalu TNI AU mengirimkan 1 flight jet tempur Sukhoi
ke Balikpapan untuk melakukan operasi kawal udara di perbatasan.
Kehadiran Sukhoi di kawasan perbatasan ini membawa manfaat bagi
perjalanan ekspedisi karena setelah itu tidak ada lagi gangguan udara
dari pihak sebelah. Lagian ngapain juga mengganggu, wong ini
rumah-rumahku sendiri, halamanku sendiri, pohon-pohonku sendiri,
tanah-tanahku sendiri. Upaya gangguan ini mencerminkan ketidakdewasaan
tetangga sebelah terhadap hajatan kenduri kita menjelajah perbatasan
milik kita karena mereka menganggap itu ancaman.
Ekspedisi khatulistiwa merupakan bagian dari upaya memoles kawasan
border untuk lebih mengenali lintang dan bujur perbatasan. Termasuk di
dalamnya pegunungan dan lembah, sungai dan gambut, kultur masyarakat
setempat, komunikasi dengan masyarakat perbatasan, menggali informasi
intelijen untuk kajian militer agar kawasan ini dapat diikat suasana
keindonesiaannya dari sisi hankam. Ekspedisi ini dibagi dalam 8 group
koordinat yang menjelajah hutan di wilayah kabupaten Sambas, Sanggau,
Putussibau, Murung Raya, Hulu Sungai Tengah, Kutai Barat, Malinau dan
Nunukan. Ekspedisi bergengsi kebangsaan ini terdiri dari komando
pengendalian, tim penjelajah, tim komunikasi dan tim peneliti.
Pada saat yang sama 2 Kodam di Kalimantan lagi berbenah. Kodam
Mulawarman yang berbatasan dengan Sabah Malaysia sedang bersiap diri
menyambut berbagai alutsista baru diantaranya 1 batalyon MBT Leopard, 1
skuadron heli serang Penerbad, MLRS, rudal surface to surface, rudal
surface to air, Howitzer bersamaan dengan pembangunan batalyon infantri,
artileri dan kavaleri. Sementara Kodam Tanjungpura yang berbatasan
dengan Sarawak juga membangun satuan-satuan tempur baru yaitu batalyon
artileri dan kavaleri. TNI AU sudah menempatkan 1 skuadron jet tempur
Hawk di Pontianak dan menanti kedatangan 1 skuadron pesawat tanpa awak
(UAV).
Sejalan dengan itu 3 bandara di Kaltim sedang dalam tahapan retrofit
agar bisa didarati pesawat Hercules untuk mobilitas pasukan. Ketiga
Lanud itu adalah Long Bawan Krayan, Long Ampung dan Datah Dawai di Long
Nunuk Kutai Barat. Dari sisi Hankam ketiga Bandara ini bernilai
strategis karena berada pada wilayah yang tak jauh dari border. Bandara
Long Bawan mempunyai nilai historis dalam era Dwikora tahun 1964 dengan
pendaratan Hercules yang dramatis itu.
Tim Ekspedisi Khatulistiwa ceria dan easy going
Operasi Khatulistiwa ini di back up oleh sedikitnya 12 batalyon organik di 2 Kodam yang ada di Kalimantan bahkan di kawasan perbatasan Kalimantan saat ini dijaga oleh batalyon Linud Kostrad yang didatangkan dari Jawa. Selain itu Penerbad juga mengerahkan armada heli tempur untuk mengawal personel yang sedang menjelajah kawasan perbatasan. Sementara TNI AU menyiagakan jet tempur Hawk yang berpangkalan di Pontianak disamping pesawat pengintai.
Operasi Khatulistiwa ini di back up oleh sedikitnya 12 batalyon organik di 2 Kodam yang ada di Kalimantan bahkan di kawasan perbatasan Kalimantan saat ini dijaga oleh batalyon Linud Kostrad yang didatangkan dari Jawa. Selain itu Penerbad juga mengerahkan armada heli tempur untuk mengawal personel yang sedang menjelajah kawasan perbatasan. Sementara TNI AU menyiagakan jet tempur Hawk yang berpangkalan di Pontianak disamping pesawat pengintai.
Seharusnya Malaysia tak perlu gelisah karena ekspedisi ini merupakan
urusan rumah tangga RI. Wajar dong kalau RI berupaya untuk merawat pagar
halamannya dan sesekali dikunjungi dengan rombongan besar. Adalah wajar
juga karena ini menyangkut perencanaan pertahanan negara. Jadi tidaklah
beralasan kalau rumah tangga disebelah kita itu merasa gelisah dan
gerah lalu berupaya membayangi dan menakut-nakuti personel TNI dengan
gerakan gerilya atau patroli udara termasuk mengerahkan MBT segala.
Silakan bergerilya Pakcik tapi jangan salahkan kami kalau tiba-tiba
saja pasukan anda disergap oleh Kopassus. Di hutan rimba segala sesuatu
bisa terjadi dengen cepat, tepat, senyap karena ini teritori tempur
Kopassus yang paling ideal. Kalau tak percaya silakan coba
wahhhh..takut amat ama TNI INDOGNESIAL..hahahaha..
BalasHapusLorh...knapa ya bangsa indon sangat takut pada negara malaysia, berbagai mcm segala mahu di bandingi sama malaysia.. adakah rasa kalah sama malaysia yg jdikan bangsa indonesia memilih cara perang pada diri sendiri bersenjatakan keybord dgn penulisan2 yg tdk waras bg meraih rasa menang dan lg hebat dri tetangga kecilnya itu...Memalukan !!!
BalasHapus