Minggu, 25 November 2012

PELUNCUR GRANAT HK M320

Kadang-kadang, dengan kaliber 5.56 saja tidak bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, apalagi dengan menggunakan kaliber senapan standar lainnya. Merupakan pekerjaan berat bagi seorang tentara untuk menembakkan sebuah roket tangan, dengan jangkauan dan kekuatan yang rendah, jelas hal ini tidak dapat memenuhi apa yang diinginkan. Itulah sebabnya militer kebanyakan menggunakan peluncur granat 40mm reloadable sebagai tambahan kunci untuk pasukan infanteri mereka.
 
Dipasang di senapan M4
Senapan M4 yang dipasangi peluncur granat M320

Peluncur Granat M320 HK
tampaknya telah ditetapkan untuk menjadi bagian dari Angkatan Darat AS disamping peluncur granat 40mm. Selain senapan M16, M320A1 juga dapat dipakai oleh M4 atau HK 416 Angkatan Darat AS. M320 tampaknya menjadi penerus dari M203 di Angkatan Darat dan Unit khusus AS, dan seperti pendahulunya, M320 mudah dipasang dan dilepaskan tanpa memerlukan alat khusus.

Tidak seperti pendahulunya yang lebih ringan,
double-action M320 sedikit lebih berat dan panjang. Dilengkapi dengan modus malam dan laser rangefinder genggam untuk pengguna, membuat sistem kerjanya semakin akurat. Bila diperlukan, buttstock (popor) geser dapat dilepas dengan cepat.
Peluncur granat HK M320
HK M320

SEKILAS TENTANG TANK BMP-3F PESANAN TNI

Sebelumnya kita ketahui pada 11 Mei lalu Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) secara resmi menandatangani  kontrak pembelian 37 Unit Tank BMP-3F dari Rusia. Pengadaan tersebut merupakan pengadaan lanjutan, mengingat sebelumnya Kemhan RI sudah melaksanakan pengadaan serupa pada tahun 2008 sebanyak 17 unit.

Kontrak tersebut terdiri dari 37 unit Tank BMP 3F Infantry Fighting Vehicle khusus untuk Marinir dan satu Unit BREM-L Kendaraan Recovery Lapis Baja,  Amunisi dan segala peralatan pendukungnya. Selain itu pihak JSC Rosoboronexport Rusia bersedia memberikan transfer teknologi yaitu berupa peningkatan kemampuan workshop dari TNI AL didalam memiliki kemampuan pemeliharaan yang baik terhadap tank-tank tersebut.

Tank BMP-3
BMP-3 pertama kali digunakan Rusia pada tahun 1987

Dari segi teknologi, kendaraan tempur lapis baja asal Rusia ini bisa dikatakan sempurna, karena sesuai dengan kebutuhan pertempuran Asimetris (pertempuran masa kini). Beberapa upgrade terbaru dari Tank BMP 3F ini antara lain:
  • Komputer balistik telah di upgrade dengan sistem digital yang lebih akurat
  • Lubang penembakkan untuk pasukan yang semula diperuntukkan untuk senapan serbu tipe AK-47 telah disesuaikan dengan senapan serbu tipe SS-1 Pindad
  • Track (rantai) yang dapat digunakan di aspal sehingga tidak merusak aspal
  • Penyempurnaan sistem perlindungan terhadap peperangan nuklir biologi kimia (Nubika)
  • Perubahan lainnya yang bersifat minor change pada tameng tombak (anti surge vane) yang semula tebal 5 mm menjadi 10 mm
  • System pemanas ruangan yang disesuaikan dengan iklim di Indonesia.
Selain itu, keunggulan-keunggulan lainnya yang dimiliki Tank BMP-3F diantaranya, mampu beroperasi di laut selama 7 jam dan untuk menunjang kemampuan amfibinya, tank ini dapat dilengkapi snorkel. Dalam hal meriam, Tank BMP 3F dilengkapi meriam kaliber 100 mm, dimana meriam ini dirancang untuk menembakkan peluru/roket non-kendali (shell). Meriam jenis ini masuk dalam kategori balistik sedang, dengan kecepatan tembak berkisar 250m/detik.

Tank BMP-3
Kompartemen driver BMP3

Konstruksi persenjataan Tank BMP 3F  merupakan penggabungan dalam satu komponen antara meriam, peluncur roket berkaliber 100 mm, senjata otomatis berkaliber 30 mm dan mitraliur berkaliber 7,62 mm. Dengan penggabungan ini, memungkinkan awak tank dapat memilih model keperluan penggunaan senjata yang tersedia dikaitkan dengan situasi, kondisi serta medan tempur, tergantung sasaran yang dipilih untuk dihancurkan baik sasaran di darat, laut maupun udara. Tank BMP 3F memiliki berbobot kurang lebih 18,7 ton, panjang 8 meter, lebar 3,5 meter dan tinggi 2,5 meter, kapasitas awak 3 orang serta 7 personel pasukan bersenjata lengkap.

PELUNCUR RUDAL SURIAH ANCAM TURKI DAN ISRAEL

Salah satu situs berita di Yordania Ahbar Baladna melaporkan bahwa satelit mata-mata barat (AS) baru-baru ini melihat pergerakan peluncur rudal berat - Heavy Missile Launchers - milik Suriah di bagian utara dan selatan negara tersebut. Terlihat peluncur rudal berat tersebut diarahkan Suriah ke perbatasan mereka dengan Turki dan Israel.

Situs berita tersebut mengabarkan bahwa ratusan
peluncur rudal berkaliber besar sedang di mobilisasi dan semua peluncur rudal tersebut adalah peluncur rudal jarak jauh yang setara dengan rudal Scud.

Peluncur Rudal Suriah
Peluncur rudal milik Suriah
Suriah memang negara "merdeka" yang tidak bisa di intervensi negara manapun. Mereka tidak mentolelir segala bentuk intervensi militer asing di wilayahnya. Suriah bukan negara penggertak, dan tidak akan ragu untuk menembakkan rudal ke Israel atau Turki bila hal ini memang diperlukan. Tapi bila benar hal ini akan terjadi, maka jelas akan muncul perang regional skala besar di Timur Tengah.

Bisa jadi pergerakan
ratusan peluncur rudal Suriah tersebut dikarenakan pernyataan para pejabat Turki dan Perancis sepuluh hari lalu. Pejabat Turki dan Perancis tersebut mengatakan bahwa mereka telah mempertimbangkan untuk melakukan intervensi militer potensial di Suriah, mengingat konflik dalam negeri di Suriah telah berlangsung selama 14 bulan.

"
Dalam menghadapi perkembangan di Suriah, kami mempertimbangkan segala bentuk kemungkinan yang sejalan dengan keamanan nasional kami," kata Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu saat briefing untuk anggota parlemen Turki.

SUMBER : google

PERSAINGAN SENJATA CANGGIH DI KAWASAN ASIA TENGGARA

Armada kapal perang Indonesia
Armada kapal perang Indonesia
 
Besaran pembelian senjata oleh negara-negara Asia Tenggara telah menjadi pembicaraan hangat bagi analis-analis pertahanan. Pengeluaran Pertahanan di seluruh wilayah Asia Tenggara meningkat 13,5 persen dari tahun lalu menjadi US$ 25,4 miliar dan diperkirakan akan terus meningkat menjadi US$ 40 miliar pada tahun 2016, seperti yang digambarkan Stockholm International Peace Research Institute.

Lembaga independen tersebut mengatakan, Indonesia, Vietnam, Thailand dan Kamboja telah meningkatkan anggaran pertahanan sebesar 66 persen hingga 82 persen dari tahun 2002 sampai tahun lalu.

Indonesia telah membeli kapal selam dari Korea Selatan dan sistem radar pantai canggih dari China dan Amerika Serikat, Vietnam juga mengakuisisi kapal selam dan jet tempur dari Rusia dan juga telah mendapatkan rudal balistik dari Israel. Anggaran pertahanan Vietnam untuk tahun ini adalah US$ 3,1 miliar, naik 35 persen dari tahun lalu. Filipina pun tidak ketinggalan, negara kepulauan tersebut juga memiliki keinginan besar terhadap persenjataan dari Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Perancis dan Inggris untuk akuisisi pertahanannya.

Singapura, negara kecil ini telah menjadi negara terbesar kelima di dunia dalam urusan impor senjata. Singapura tampaknya ingin mempertahankan gelarnya sebagai pemboros alat pertahanan di kawasan Asia Tenggara, mengalokasikan US$ 9,7 miliar pada tahun ini untuk belanja pertahanan. Ini merupakan 24 persen dari anggaran nasionalnya. Negara ini membeli jet tempur dari Amerika Serikat dan kapal selam dari Swedia. Thailand berencana untuk membeli kapal selam dan pesawat tempur dari Swedia yang nantinya akan dilengkapi dengan rudal anti-kapal, sedangkan pengiriman senjata ke Malaysia melonjak delapan kali lipat selama dari tahun  2004 hingga 2009.

Selama beberapa dekade, sebagian besar negara Asia Tenggara seperti tertidur, sebagian besar hanya jenis senapan dan kendaraan tempur ringan yang mereka impor untuk menghadapi ancaman internal. Namun, negara-negara Asia Tenggara yang memiliki sengketa wilayah dengan China telah membangun kekuatan pertahanan mereka. Memang telah terjadi ketegangan atas klaim teritorial China di Laut Cina Selatan, sperti dengan Filipina.

Hingga tahun 2020, para analis pertahanan memperkirakan 56 kapal selam akan ditambahkan ke seluruh armada laut negara-negara Asia Tenggara dan 30 kapal selam akan juga memperkuat China. Beberapa kapal selam China akan mampu membawa 12 rudal balistik peluncuran laut yang nantinya bisa dilengkapi dengan hulu ledak ganda. seorang analis Asia Tenggara dari Akademi Angkatan Pertahanan Australia di Universitas NSW, Carl Thayer, mengatakan  penyebaran kapal selam nuklir, termasuk kapal selam rudal balistik, akan menjadikan dimensi geostrategis baru untuk keseimbangan regional.

Penyebaran kapal selam nuklir China akan terus menarik perhatian bagi Angkatan Laut AS. Aksi membeli/memproduksi senjata dalam jumlah besar akan memiliki dampak destabilisasi bagi keamanan regioal. Dalam sebuah makalah oleh seorang analis pertahanan, Profesor Thayer, mengatakan : "Asia tenggara sudah siap untuk bersaing dalam persenjataan karena ketidakpercayaan strategis dengan China."

Amerika pun turut campur dalam "menghadapi China" ini, AS akan memperkuat poros pasukan keamanan ke Asia tenggara dan Pasifik. Strategi ini dipandang sebagai penyeimbang kekeutan China, yang agresif menegaskan klaim teritorialnya di hampir seluruh Laut Cina Selatan. Bagian dari wilayah yang juga diklaim oleh Filipina, Brunei, Malaysia dan Vietnam.

PT PAL PRODUKSI KAPAL PERUSAK KAWAL RUDAL

PT PAL produksi PKR 10154
PKR 10154 (Foto:Jakarta Greater)
 
PT PAL Indonesia akan mulai membuat satu unit kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 hasil kerja sama dengan Galangan  Kapal Damen Schelde, Belanda pada Januari 2013. Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PAL Indonesia Eko Prasetyanto mengatakan PT PAL memiliki empat divisi usaha yaitu Kapal Perang, Kapal Niaga, Perbaikan dan Perawatan, dan Rekayasa Umum.

Divisi Kapal Perang ini memproduksi kapal perang yang mendukung alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan salah satu kontrak yang akan dikerjakan ialah kontrak kapal PKR senilai 7 juta euro dengan menggandeng Damen Schelde Naval.

“Kami juga akan mulai kerjakan pada Januari 2013 yakni kapal perusak rudal kerja sama dengan Damen. Kontraknya kami berdua, nilai totalnya 7 juta euro,” katanya saat ditemui Bisnis.com, baru-baru ini.
 
Eko menjelaskan mekanisme pembuatan kapal yang akan memperkuat alutsista Indonesia itu terdiri dari enam modul. Dari jumlah itu, dua modul akan dikerjakan di Belanda, sedangkan empat modul akan dikerjakan di Surabaya. Setelah semua modulnya selesai dibuat, nanti akan digabung dan disimulasikan.

Kontrak berskema joint production antara PAL Indonesia dan Damen ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan Direktur Damen Evert Van den Broek pada awal Juni lalu.
 
Dalam kontrak, Damen memutuskan untuk mentransfer teknologi dalam konstruksi dan pembangunan Kapal PKR tersebut kepada PAL Indonesia. Kerja sama ini merupakan awal yang baik bagi industri pertahanan dalam negeri, khususnya bagi PT PAL dalam mengembangkan kemandirian alat utama sistem senjata.

Selain itu, kerja sama itu juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rencana induk revitalisasi industri pertahanan dalam rangka mendorong dan meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.


Kapal PKR 10514
ini dilengkapi dengan mesin utama 2x diesel engine, 2x E Drive (CODOE). Diesel Generator 4x715 kw, dan 2x435 kw, dan Gear Box CODOE, heavy duty. Combat System, yaitu persenjataan anti-serangan udara, anti-serangan kapal selam, dan anti-serangan kapal atas air.

Selain PKR itu, PAL Indonesia juga tengah membangun Kapal Cepat Rudal KCR-60 dan melakukan perbaikan atas Kapal Geomarine milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.


Di sisi lain pada Divisi Kapal Niaga, fokus pasar diarahkan pada internasional, pengembangan model industri pelayaran nasional, dan pelayaran perintis bagi penumpang dan barang (kargo). Kapasitas produksi per tahun saat ini mencapai tiga unit kapal dengan ukuran 50,000 DWT dan dua unit kapal dengan ukuran 20,000 DWT per tahun. (bas)(Foto:indonesiandefense.blogspot.com)

PAL Indonesia dulunya bernama Marine Establishment dan diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada 1939. Beralih nama menjadi Kaigun SE 2124 saat pendudukan Jepang dan setelah Indonesia merdeka dinasionalisasi menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL) hingga menjadi perseroan terbatas. Sekarang bernama resmi PT PAL (Persero) tanpa kepanjangan.

RUSIA KEMBANGKAN SISTEM ROKET MLRS 200KM BERTEKNOLOGI TINGGI

MLRS Rusia 200 km

Rusia mengembangkan Multiple-Launch Rocket Systems (MLRS) jarak jauh dengan guidance (bimbingan) yang baik yang memungkinkan mereka untuk menyerang target hingga 120 mil (200 km) jauhnya, juru bicara artileri Departemen Pertahanan Rusia mengatakan.

"Kami memiliki teknik militer yang potensial untuk menciptakan MLRS generasi baru dengan kisaran jangkauan 200 km," kata Letkol Nikolai Donyushkin.

Artileri saat ini yang digunakan Rusia antara lain 122-mm Grad, 220-mm Uragan, sistem roket 300-mm Smerch, Tornado-S, Tornado-G dan Uragan 1-M yang saat ini tengah menjalani uji coba negara. Tentara Rusia saat ini dalam proses penerimaan hingga 30 unit sistem artileri Tornago-G tahun ini untuk menggantikan BM-21 Grad.

Kemampuan Tornado-S saat ini sedang ditingkatkan dengan sistem satelit navigasi GLONASS yang digunakan dalam sistem rudal Smerch, Donyushkin mengatakan. Roket pandu (guided) dari Tornado-S meungkinkan untuk menyerang target di 72 mil (120 km).

"Tornado-S akan memiliki jangkauan yang lebih jauh, akurasi yang lebih baik dan muatan hulu ledak baru dan kesiapan waktu peluncuran hanya memakan waktu 3 menit," katanya.

Angkatan Darat Rusia secara bertahap menuju ke kemampuan baru dari roket artileri jarak jauh, katanya.

"Tingkat presisi yang tinggi dari artileri ini memungkinkan untuk memastikan penghancuran target yang berkemampuan tinggi sebelum digunakan di medan perang


also: rudal jelajah antar benua TOPOL M rusia

Jumat, 23 November 2012

PERANG ARAB - ISRAEL TAHUN 1948

Bangsa Palestina tidak pernah merasakan keamanan bernegara sebagaimana layaknya bangsa yang berdaulat. Hal itu dikarenakan perang yang berkelanjutan untuk mempertahankan tanah air mereka dari tangan zionis yahudi. Salah satu dari rentetan peperang dengan bangsa penjajah itu adalah perang Arab Israel tahun 1948 yang merupakan perang perdana antara Israel dan Bangsa Arab. Selain itu, perang ini juga merupakan permulaan bagi rakyat palestina untuk memasuki deretan masa malapetaka dasyat (An-Nakbah) dalam sejarah. Dimana pada waktu itu, Israel berhasil merampas 77%wilayah Palestina dan mengusir kurang lebih 3/2 penduduknya.


Terjadinya perang ini merupakan bentuk protes bangsa arab atas dikeluarkannya resolusi PBB No. 181 tanggal 29 November 1947, yang membagi wilayah Palestina sebesar 54% kepada bangsa yahudi yang pada waktu itu hanya berjumlah 30% dari jumlah rakyat Palestina, dan 45% kepada bangsa arab, sedangkan 1% yaitu Al-Quds dijadikan wilayah internasional.

Kondisi dan Kekuatan Militer

Untuk lebih memahami perkembangan dan hasil dari perang ini, perlu kiranya kita menilik kondisi dan kekuatan tiap kubu yang berkaitan dengan peristiwa tersebut.

A. Bangsa Palestina

Bangsa Palestina baru mengakhiri usaha perjuangan keras untuk melawan kolonialisme Inggris dan masih berada dalam tekanan hukum militer yang ketat selama berlangsungnya perang dunia ke-II (1939-1945).

Bangsa Palestina tidak memiliki sosok pemimpin yang berpengalaman dan cakap dalam bidang ekonomi dan politik dan mampu mengatur kekuatan serta memobilisasi masa untuk membela tanah air mereka.

Tidak sedikit dari pembesar bangsa Palestina tidak bisa masuk ke negaranya dikarenakan kondisi politik yang mengalami berbagai konflik internal maupun eksternal.

Perekonomian yang lemah mengakibatkan kekuatan militer Palestina tidak memungkinkan mereka untuk menambah persenjataan. Bahkan sebagian besar bantuan senjata dari negara-negara arab, sudah tidak layak pakai dan kwalitasnya dibawah rata-rata.

B. Negara-negara Arab

Kondisi sebagian negara-negara arab waktu itu masih berstatus jajahan negara asing atau baru merdeka dan belum memiliki kekuatan yang kuat untuk berperang.

Tentara arab tidak memiliki pengalaman perang yang cukup, karena belum pernah terjun langsung dalam peperangan. Bahkan sebagian dari mereka datang ke medan perang tanpa persiapan matang seperti tentara Irak. Selain itu, mereka juga tidak begitu mengetahui secara detail tentang keadaan Palestina.

Walaupun negara-negara arab telah mengambil alih perihal kemerdekaan Palestina, akan tetapi mereka tidak mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk berperang, bahkan terkesesan meremehkan eksistensi kekuatan militer bangsa yahudi yang berjuang mati-matian.

Tentara arab lemah dalam pengaturan strategi karena tidak meiliki pemimpin yang punya otoritas dalam menggabungkan kekuatan mereka.

Panglima tentara Yordania asal Inggris Jendral Jloub, melarang keras para pasukannya untuk keluar dari batas wilayah yang telah ditetapkan PBB. Dengan kata lain, tujuan keikutsertaan mereka dalam perang ini bukan untuk kemerdekaan Palestina akan tetapi demi memperjuangkan ketetapan PBB.

Bangsa yahudi berhasil menyusup kedalam barisan tentara Palestina untuk melemahkan kekuatan mereka, bahkan menyebarkan isu kepada tentara arab bahwa musuh mereka sebenarnya adalah bangsa Palestina. Sebagian tentara arab terhasut dan mereka akhirnya melucuti senjata dari tangan tentara Palestina.

Persenjataan tentara arab tergolong lemah bila dibandingkan dengan kekuatan militer yahudi karena mereka mendapatkan suplai senjata dari negara-negara besar.

C. Zionis Yahudi

Perkembangan bangsa yahudi dalam pembangunan sarana dan instansi dalam bidang pendidikan, ekonomi, militer, sosial dan politik sangat pesat terkhusus selama masa kolonialisme Inggris.

Para perwira tentara yahudi memiliki pengalaman dan wawasan yang luas dalam berperang maupun mengatur strategi.

Tentara yahudi mendapatkan dukungan politik, ekonomi dan militer dari negara-negara besar yang merasa akan mendapat keuntungan dengan berdirinya negara yahudi.

Zionis yahudi dapat mengerahkan tentara dengan persenjataan lengkap dengan jumlah 60-70 ribu tentara dan 26 ribu diantaranya berpengalaman dan pernah ikut serta dalam perang dunia II.

Menurut bangsa yahudi, perang ini adalah perang antara hidup dan mati dalam memperjuangkan eksistensi mereka. Dengan alasan ini, mereka berhasil mengerahkan kemampuan semaksimal mungkin untuk melawan Palestina dan mendapat dukungan dari kaum yahudi di seluruh dunia.

Kondisi ekonomi dan hubungan politik yang kuat dengan negara lain, memudahkan yahudi untuk menambah persediaan senjata dengan membelinya dari negara-negara besar.

D. Dunia Internasional

Selama tiga puluh tahun, Inggris berhasil mengembangkan dan memajukan bangsa yahudi. Disisi lain, bangsa Palestina terpuruk dan dihambat kemajuannya baik dalam bidang politik, ekonomi ataupun militer.

Eksistensi bangsa yahudi diuntungkan dengan dukungan dua kekuatan besar saat itu yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet, dengan ini mereka berhasil meraih kepercayaan internasional untuk membangun negara sendiri.

Inggris menggunakan kekuasaannya untuk menekan negara-negara arab (Mesir, Yordania dan Iraq) agar tentara mereka tidak menembus batas garis merah kekuasaan Inggris, sebagaimana mereka melarang datangnya bala tentara bantuan dari organisasi-organisasi arab seperti Al-Ikhwan Al-Muslimun yang berada di Mesir.

Keluarnya keputusan untuk melarang penjualan senjata kepada kubu bangsa arab dan tidak demikian halnya untuk kubu yahudi.

Perbandingan jumlah tentara antara dua kubu yang saling berperang menurut penelitian DR. Haitsam Al-Kailani dalam bukunya Strategi Militer Perang Arab-Israel, adalah sebagai berikut:

Masa sebelum masuknya tentara arab (Desember 1947 – Mei 1948)
Arab: 12.000 Yahudi:60.000

Masa ketika masuknya tentara arab
Arab: 21.000 Yahudi: 67.000

Akhir masa perang
Arab: 40.000 Yahudi: 106.000

Pada masa awal-awal peperangan, kekuatan militer resmi kubu bangsa arab terdiri dari 6.000 tentara Mesir, 1.500 tentara Suriah, 1.500 tentara Iraq, 4.500 tentara Yordania, 1.500 tentara Saudi Arabia dan 1.000 tentara Lebanon. Selama peperangan berlangsung, jumlah tentara Mesir bertambah hingga 20.000 tentara, begitu juga dengan negara-negara arab lainnya.

Kekuatan Militer Informal Bangsa Arab

Selain tentara dari negara-negara arab yang ikut membela Palestina, gerakan dan organisasi masyarakat arab pun turut andil dalam memperjuangkan tanah suci tersebut. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pasukan Al-Jihad Al-Muqaddas

Adalah sebuah pasukan yang dibentuk oleh Lembaga Tinggi Arab untuk Palestina dan dipimpin oleh Abdul Qadir Al-Husaini yang tewas dalam pertempuran Al-Qasthal pada 8 April 1948. Pasukan ini terdiri dari kurang lebih 10.000 tentara dengan persenjataan yang tergolong kurang, karena para pemimpin organisasi-organisasi arab bersekongkol dengan Lembaga Tinggi Arab untuk tidak menyalurkan bantuan berupa senjata ataupun uang kepada mereka. Karena hal itu, Abdul Qodir Al Husaini pemimpin pasukan ini, berseru dengan lantang dihadapan ketua Komite Militer Arab yang menolak untuk menyalurkan bantuan berupa senjata kepada mereka dan berkata: “Kalian adalah pengkhianat, kalian adalah penjahat, sejarah akan mencatat bahwa kalianlah yang menghancurkan dan menelantarkan Palestina.”

Pasukan ini tersebar disebagian besar kota dan desa di Palestina, juga memiliki peran penting dalam perlawanan akan tetapi fasilitas yang kurang memadai menghambat mereka untuk dapat lebih maksimal dalam melakukan perlawanan

2. Pasukan Al-Inqadz

Pasukan ini berdiri berdasarkan ketetapan dari Al-Jamiah –Al Arabiyah. Mayoritas pionernya adalah sukarelawan dari negara-negara arab. Jumlah sukarelawan yang terdaftar dalam pasukan ini kurang lebih adalah 10.000 orang, akan tetapi yang berhasil masuk wilayah Mesir hanya sekitar 4.630 tentara.

Gerakan pasukan ini berpusat di wilayah bagian utara dan tengah Palestina dengan Fauzi Al-Qawaqaji sebagai pimpinan mereka. Komposisi barisan pasukan ini sangat beragam, mulai dari para tentara ahli hingga sukarelawan yang tidak punya wawasan perang sama sekali, diantara mereka yang bergabung terdapat para pemuda yang terpanggil oleh imannya dan memiliki tekad kuat tuk berkorban demi tanah air. Akan tetapi didapati juga dalam barisan ini para penyusup yang memanfaatkan kesempadan dalam kesempitan, dengan mengadakan operasi pencurian di daerah yang seharusnya mereka jaga. Hal ini memberikan dampak negatif khususnya kepada Fauzi Al-Qawaqaji, hingga ia dipandang sebagai pemimpin yang tidak becus dan tidak bertanggung jawab.

3. Al-Ikhwan Al-Muslimun

Keikutsertaan Al-Ikhwan Al-Muslimun pada perang Arab-Israel tahun 1948 menjadi salah satu contoh terbaik bagi gerakan dan organisasi arab yang memperjuangkan keutuhan umat islam. Para pengikut gerakan ini bersatu dari berbagai negara seperti Mesir, Yordania dan Iraq untuk mengadakan mobilisasi masa bersar-besaran dan mengumpulkan bantuan harta benda juga senjata untuk para tentara di Palestina.

Kronologi Perang 1948

Marhalah pertama perang Arab-Israel bermula pasca dikeluarkannya resolusi PBB no. 181tanggal 29 November 1947 hingga akhir masa kolonialisme Inggris dan masuknya tentara arab ke Palestina. Pada saat itu, persediaan senjata Palestina sangat kurang dan perekonomian mereka lemah. Sedangkan di sisi lain, yahudi justru mengimpornya senjata-senjata baru dan canggih dalam jumlah besar.

Konflik internal terjadi dan mengakibatkan kemunduran bagi Palestina khususnya pada bulan April 1948 pasca tewasnya Abdul Qadir Al-Husaini dalam pertempuran Al-Qasthal, dan peristiwa dibunuhnya Dir Yasin oleh tentara yahudi yang menyebabkan jatuhnya korban sebanyak 253 warga Palestina. Dengan itu, kota-kota penting di Palestina jatuh ke tangan yahudi diantaranya Tiberias takluk pada 19 April, Hiva pada 22 April, Bisan dan Shafd pada 12 Mei dan Yafa pada 14 Mei.

Pada awal-awal perang, pasukan arab menunjukkan keberhasilan yang lumayan. Tentara Mesir dapat menguasai garis wilayah Al-majdal – Al-Fallujah – Bait Jabrin – Al-Khalil dan garis Usdud – Al-Qasthina, juga berhasil mengisolasi tentara yahudi di An-Naqab. Sedangkan bala tentara Yordania memfokuskan penjagaan di daerah tengah Palestina yang mencakup Al-Quds, Ramallah dan daerah yang berjarak sekitar 10 km dari Tel Aviv. Hal yang sama juga dilakukan oleh tentara Iraq dan Suriah. Secara umum Palestina masih menguasai 80-82% luas wilayah hingga masuknya bala tentara negara-negara arab.Posisi tentara yahudi terancam di beberapa titik, namun di lain tempat mereka justru menguasainy seperti di sebagian utara Palestina pasca ditaklukannya kota Aka pada 17 Mei 1948.

Pada masa gencatan senjata pertama (11 Juni – 8 Juli 1948), berdasarkan keputusan Majlis Keamanan Internasional, yahudi mendapatkan bantuan berupa 40 pesawat tempur dan senjata berat lainnya. Sedangkan bangsa arab dilarang mengadakan transaksi jual beli senjata. Ketika perang kembali dimulai, dengan begitu mudah yahudi dapat memperluas jajahannya. Hanya dalam waktu tiga hari yahudi dapat menaklukkan kota Al-Lad dan Ramallah juga memperluas kekuasaan hingga tengah Palestina bagian timur.

Yahudi memanfaatkan masa gencatan senjata kedua untuk memperluas jajahannya. Mereka memfokuskan serangan besar-besaran pada 15 Oktober ke daerah selatan Palestina, hingga akhirnya terbukalah jalan bagi mereka untuk menggapai wilayah yahudi yang terisolasi disana.
Keadaan seperti ini terus berlanjut dan tentara arab pun satu persatu dapat dupukul mundur oleh yahudi, hingga takluknya wilayah utara Palestina pada 29-31 Oktober 1948. Dengan ini, yahudi berhasil menguasai 77% tanah Palestina dan mendirikan negara Israel di sana.

Tentara yahudi mengalami kesulitan yang luar biasa pada awal peperangan selama enam bulan akan tetapi setelah itu mereka dengan mudahnya merebut tanah-tanah palestina. Rakyat Palestina di tiap daerah telah berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan tanah air mereka, hingga tidak luput satu desa pun dari pengalaman perang dan kesediahan karena kekalahan yang diakibatkan kurangnya persediaan senjata dan strategi perang yang kurang canggih.

Pasca perang ini, bangsa yahudi mengusir sekitar 800.000 penduduk Palestina - dari jumlah keseluruhan satu juta jiwa - dari tanah mereka. Sekitar 290.000 warga Palestina mengungsi dan dilarang untuk kembali sampai saat ini.

Penutup

Perang Arab-Israel tahun 1948 merupakan wujud ketidakpuasan bangsa arab atas resolusi PBB yang membagi wilayah Palestina secara tidak adil. Bangsa yahudi yang berjumlah hanya 30% dari rakyat Palestina diberi 54% dan 1% dijadikan wilayah internasional sedangkan sisanya deserahkan pada bangsa arab.

Kekalahan bangsa arab dalam peperangan ini disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah kondisi militer yang belum cukup kuat dan berpengalaman serta ekonomi yang lemah. Di lain pihak bangsa yahudi mendapat bantuan dan dukungan internasional dari negara-negara yang merasa diuntungkan dengan berdirinya negara Israel. Selain itu, pihak yahudi berhasil menyusupkan beberapa utusannya untuk membuat konflik internal di tubuh bangsa arab dan mengacaukan konsentrasi mereka.

Tidak hanya pasukan-pasukan resmi dari tiap negara arab yang ikut andil dalam peperangan ini, gerakan dan organisasi masyarakat arab pun ikut serta membantu mempertahankan tanah Palestina tersebut seperti gerakan Al-Ikhwan Al-Muslimun.

Secara umum, rakyat Palestina dan bangsa arab telah berusaha sekuat tenaga melawan bangsa yahudi, namun Allah Swt. Memiliki rencana lain untuk hamba-Nya. Peperangan antara Palestina atau umat islam secara keseluruhan dengan yahudi tidak akan pernah berhenti. Maka, sudah selayaknya lah kita selaku sesama muslim turut andil dalam perjuangan tersebut dengan berbagai kemampuan yang kita miliki, agar segala bentuk kezaliman dapat diberantas dari muka bumi ini.

PERANG KOREA (UTARA VS SELATAN)

Perang Korea (bahasa Korea: 한국전쟁), dari 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953, adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan. Perang ini juga disebut “perang yang dimandatkan” (bahasa Inggris proxy war) antara Amerika Serikat dan sekutu PBB-nya dan komunis Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea Utara dan Korea Selatan. Sekutu utama Korea Selatan termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya, meskipun banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah bendera PBB.
Sekutu Korea Utara, seperti Republik Rakyat Tiongkok, menyediakan kekuatan militer, sementara Uni Soviet yang menyediakan penasihat perang dan pilot pesawat, dan juga persenjataan, untuk pasukan Tiongkok dan Korea Utara. Di Amerika Serikat konflik ini diistilahkan sebagai aksi polisional di bawah bendera PBB daripada sebuah perang, dikarenakan untuk menghilangkan keperluan kongres mengumumkan perang
Marinir AS menyerbu pantai di Incheon.
.
Jenderal MacArthur, UN Command CiC (duduk), mengamati penembakan laut di Incheon dari USS Mt. McKinley, 15 September 1950.

Infantri AS mengambil posisi, 1950–53.

Seorang anak Korea melintasi tank M-46.

Seorang infantri menghibur tentara lainnya.

Tank AS di Song Sil-li, Korea, 10 Januari 1952.

Perang udara: USAF menyerang Wonsan selatan rel kereta api, pantai timur Korea Utara.

Pertempuran urban:Marinir Amerika Serikat bertempur untuk merebut ibukota Korea Utara.

Senjata AS:Tentara Amerika Serikat mengawaki sebuah 105 mm howitzer, Uirson, Korea, Agustus 1950.

Operasi sapu-bersih: Marinir pertama Divisi Infantri menahan tentara PVA di front tengah, Hoengsong, Korea, 2 Maret 1951.

Peta Pertempuran Chosin Reservoir

USAF firepower: B-26 Invaders bomb logistics depots in Wonsan, North Korea, 1951.

Hill 105: Tentara China terbunuh dalam pertempuran melawan Divisi Pertama Marinir, Korea, 1951.

Pergolakan dan perubahan wilayah kekuasaan hingga mengalami kebuntuan.

Memorial Perang Korea dapat ditemukan di setiap markas PBB di negara-negara yang terlibat dalam Perang Korea

Kamis, 22 November 2012

RUDAL BRAHMOS, Rudal Jelajah Berkecepatan Supersonik

BrahMos
BrahMos diklaim sebagai rudal jelajah paling cepat dan paling canggih di dunia. Produk rudal andalan BrahMos Aerospace Private Limited ini membuat perusahaan patungan India-Rusia tersebut menjadi produsen rudal terkemuka di dunia. (catatantakesi.blogspot.com)




BrahMos adalah rudal jelajah berkecepatan supersonik yang dibekali kemampuan stealth (siluman). Rudal ini dapat diluncurkan dari berbagai platform, yaitu kapal selam, kapal permukaan, pesawat, dan dari modul peluncur di darat. Rudal ini dikembangkan dan diproduksi oleh BrahMos Aerospace Private Limited, perusahaan patungan antara Defence Research and Development Organisation (DRDO) milik pemerintah India dan NPO Mashinostroeyenia (Rusia). Nama BrahMos diambil dari nama dua sungai, Brahmaputra di India dan Moskva di Rusia. BrahMos Aerospace didirikan pada tanggal 12 Februari 1998.



Rudal BrahMos dapat melesat dengan kecepatan Mach 2,8 hingga Mach 3. Rudal yang bisa diluncurkan dari darat, bawah air, permukaan air, dan udara ini membuat India menjadi satu-satunya negara di dunia yang semua matra dari angkatan bersenjatanya telah mengoperasikan rudal jelajah.

Sebuah varian hipersonik dari rudal BrahMos sedang dikembangkan. Varian baru ini dirancang untuk dapat melesat hingga kecepatan Mach 7 sehingga memberinya kemampuan tinggi untuk melakukan penetrasi ke dalam kawasan target tanpa mendapatkan pencegatan. Varian BrahMos hipersonik ini diharapkan akan siap untuk uji coba pada tahun 2017.

Pada awal pengembangan proyek BrahMos, India menginginkan agar desain rudal baru yang sedang dikembangkannya bersama Rusia itu diambil dari model rudal P-700 Granit yang memiliki jarak jangkau hingga 625 km. Namun Rusia memilih model P-800 Oniks yang berdaya jangkau lebih pendek (300 km). Rusia harus melakukan pembatasan pada daya jangkau dan daya penghancur rudal yang dijual atau dikerjakan bersama negara lain karena negara ini ikut menandatangani Missile Technology Control Regime.

Pada proyek BrahMos, sistem propulsi menggunakan teknologi rudal Rusia, sedangkan BrahMos Corp mengembangkan sistem pemanduannya. Rudal BrahMos mulai diuji coba dengan berbagai platform peluncur sejak akhir tahun 2004. Rudal ini memiliki kemampuan menyerang target permukaan dengan terbang pada ketinggian 10 meter, pada kecepatan Mach 2,8, dengan jarak target 290 km dari modul peluncur.

Daya dorongnya menggunakan sistem propulsi dua tahap. Untuk percepatan awal, digunakan mesin roket berbahan bakar padat. Selanjutnya pada kecepatan jelajah supersonik, mesin beralih ke propulsi ramjet yang menggunakan bahan bakar cair. Konsumsi bahan bakar pada mesin ramjet jauh lebih hemat dibandingkan pada propulsi mesin roket biasa. Ini membuat rudal BrahMos memiliki daya jangkau yang lebih jauh dibandingkan pada rudal yang hanya menggunakan propulsi mesin roket saja.

Rudal ini diklaim empat kali lebih cepat dari rudal BMG-109 Tomahawk buatan Amerika yang memiliki kecepatan jelajah 880 km/jam. Secara sederhana, Mach 1 didefinisikan sebagai kecepatan 1.225 km/jam atau 661,5 knot. Satuan Mach didasarkan pada kecepatan suara yang 340,3 meter/detik. Itu berarti Tomahawk hanya memiliki kecepatan Mach 0,7 saja dan masuk dalam kategori rudal subsonik. Namun demikian, karena Tomahawk dirancang sebagai rudal jarak jauh, jangkauannya mencapai 2.500 km. Tapi faktor kecepatan adalah hal yang sangat penting. Dengan kecepatan Mach 2,8, BrahMos tidak dapat dicegat oleh beberapa sistem pertahanan rudal yang ada saat ini. Rudal ini hanya butuh waktu kurang dari 6 menit untuk mencapai target berjarak 290 km.

Varian Rudal BrahMos

BrahMos-1

  • Varian anti-kapal, platform peluncur: kapal permukaan
  • Varian serangan target permukaan (daratan), platform peluncur: kapal permukaan
  • Varian serangan target permukaan (daratan), platform peluncur: modul peluncur di darat
  • Varian anti-kapal, platform peluncur: modul peluncur di darat
  • Varian anti-kapal, platform peluncur: pesawat terbang
  • Varian serangan target permukaan (daratan), platform peluncur: pesawat terbang
  • Varian anti-kapal, platform peluncur: kapal selam
  • Varian serangan target permukaan (daratan), platform peluncur: kapal selam
  • BrahMos-1 Blok II, target permukaan (daratan)
  • BrahMos-1 Blok III, target permukaan (daratan)
  • Varian anti kapal induk
Selain varian-varian yang sudah disebutkan diatas, ada lagi varian yang sedang dikembangkan, yaitu:
  • BrahMos-2 : Varian ini menggunakan propulsi mesin scramjet sehingga mampu melesat dengan kecepatan hipersonik (Mach 5 – Mach 7). Menurut rencana akan diuji coba peluncurannya pada tahun 2017.
  • BrahMos-3 : Ini merupakan versi ringan dari BrahMos-1 dengan diameter yang lebih kecil. Dirancang untuk digunakan pada pesawat tempur tipe menengah hingga berat seperti jet tempur MiG-29K.
A.P.J. Abdul Kalam, seorang pakar kedirgantaraan dan pernah menjabat sebagai Presiden India meminta kepada BrahMos Aerospace untuk mengembangkan varian rudal BrahMos berkecepatan hipersonik yang dapat digunakan berulang kali. Varian ini akan kembali ke pangkalan peluncurnya setelah mengeksekusi target. Ini akan membuat BrahMos menjadi seperti pesawat tempur tanpa awak (UCAV: Unmanned Combat Air Vehicle).

Negara Pengguna

Melalui BrahMos Aerospace, India dan Rusia merencanakan untuk memproduksi 2.000 unit rudal jelajah supersonik BrahMos dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Sekitar 50% dari jumlah rudal itu akan diekspor ke negara-negara sahabat.

India sudah mengoperasikan BrahMos sejak tahun 2006. Matra darat adalah pengguna pertama pada angkatan bersenjata India, dan kini semua matra sudah mengandalkan rudal jelajah supersonic tersebut. Sedangkan Angkatan Laut Rusia menginstal BrahMos pada kapal frigat kelas Gorshkov dan pembuatan kapal-kapal baru akan disesuaikan agar bisa menjadi platform peluncur rudal BrahMos-2.

Beberapa negara termasuk Vietnam, Afrika Selatan, Mesir, Oman, dan Brunei telah menyatakan minatnya pada rudal BrahMos. Pada bulan Februari 2010, dilaporkan bahwa India sedang melakukan "perundingan serius" dengan Chile, Brasil, Afrika Selatan dan Indonesia mengenai pembelian rudal ini. Malaysia juga dilaporkan mempertimbangkan pembelian rudal BrahMos untuk digunakan pada kapal perang kelas Kedah dan jet tempur. Negosiasi informal juga dilakukan antara India dan Vietnam untuk penjualan rudal BrahMos.

Spesifikasi Umum Rudal BrahMos
  • Bobot : 3.000 kg (platform peluncur darat dan kapal), 2.500 kg (platform peluncur pesawat tempur)
  • Panjang : 8,4 meter
  • Diameter : 0,6 meter
  • Hulu Ledak : 300 kg
  • Propulsi : Pendorong dua tahap, mesin roket dan ramjet
  • Jarak Jangkau : 300 km
  • Ketinggian terbang : Sea-skimming (10 m)
  • Kecepatan : Mach 2,8 - Mach 3,0
  • Platform Peluncur : Kapal Permukaan, Kapal Selam, Modul Peluncur Darat, dan Pesawat Terbang
Sumber : wikipedia.org

Rabu, 21 November 2012

PERBANDINGAN PESAWAT PESAWAT TEMPUR MODERN DI DUNIA

Kini kita akan membandingkan kemampuan sebuah Pesawat Tempur Fighter Superior dengan Pesawat tempur fighter superior lainnya. Yang mana kita ketahui merupakan tugas yang sulit untuk mengetahui apakah suatu pesawat tempur fighter dapat dapat mengalahkan pesawat tempur fighter lainnya, ketimbang menembak jatuh pesawat tempur yang bukan fighter (ini jelas lebih mudah).
Secara umum, karena kurangnya informasi yang akurat tentang pesawat tempur fighter itu sendiri, dan minimnya pertarungan yang sesungguhnya di antara pesawat-pesawat tersebut, suatu hal yang sangat sulit untuk menilai bagaimana pesawat-pesawat tersebut akan beraksi dalam sebuah pertempuran. Apalagi sang "pemilik" pesawat tempur tersebut biasanya masih merahasiakan kemampuan lain yang dimiliki pesawatnya. Tetapi, untuk psywar mereka saling mengklaim bahwa pesawat tempur merekalah yang lebih unggul.

Parade Militer Rusia

Pesawat-pesawat Tempur Fighter Yang Dibandingkan

Agar lebih ringkas, artikel ini hanya membandingkan pesawat tempur yang tetap diproduksi sampai tahun 2000 dan pesawat tempur lainnya yang rencananya akan diproduksi dalam dekade ini. Pesawat yang lebih tua cenderung tidak mampu untuk menandingi pesawat-pesawat tempur dalam survei ini. Dua pesawat Rusia yang cukup baik, MiG-35 dan Sukhoi Su-47 Berkut juga tidak akan dimasukkan sebagai perbandingan. MIG-35 sudah "mati" dan SU-47 Berkut hanyalah prototipe.

Pesawat tempur buatan Jerman Inggris Italia Spanyol
Eurofighter Typhoon
Pesawat-pesawat tempur tersebut adalah :

Perancis 
Dassault Aviation Rafale (2001)
Jerman/Inggris/Italia/Spanyol
Eurofighter Typhoon (2003)
Rusia 
Mikoyan MiG-29 'Fulcrum' (1983)Sukhoi Su-27 'Flanker' dan variannya Sukhoi Su-33 (1982)
Sukhoi Su-30 'Flanker' (1996)
Swedia/Inggris 
Saab/BAE Systems JAS-39 Gripen (1996)
Taiwan 
AIDC Ching Kuo, berbasis F-16, (1994–2000)
Amerika Serikat
McDonnell Douglas F-15 Eagle (1973-2000)
General Dynamics F-16 Fighting Falcon (1978-2002)
McDonnell Douglas F/A-18 Hornet (1980)
Lockheed Martin F-22 Raptor (2003)
Amerika Serikat / Inggris/dan beberapa negara NATO 
F-35 Joint Strike Fighter (2008)

jet tempur buatan Perancis
Dassault Aviation Rafale

Apa Membuat Pesawat Tempur Itu Berkategori "Baik"

Performa

Dalam jarak pendek (masih dalam jangkauan visual atau WVR) pertempuran air-to-air, sebuah pesawat tempur harus bergerak ke posisi yang baik untuk menembakkan senjatanya kepada pesawat musuh, dan kemampuan ini kemungkinan akan terus menjadi persyaratan bagi sebuah pesawat tempur fighter.

Jika sebuah fighter dapat bergerak lebih cepat dari lawan, maka akan lebih mudah bagi fighter tersebut untuk masuk ke posisi yang menguntungkan - umumnya, di belakang lawan -. Kemampuan pesawat untuk bermanuver dapat diukur dari beban sayapnya. Massa pesawat dibagi dengan luas sayap. Semakin besar sayap, semakin mudah bagi sebuah pesawat untuk bermanuver cepat ke arah yang lain. Perhatikan vector dorong dari suatu pesawat tempur, dimana gas buang dari mesin tidak statis tapi bisa digerakkan ke atas atau bawah (kadang-kadang juga kiri ke kanan) untuk meningkatkan kemampuan manuver.

Tenaga mesin juga sangat mempengaruhi keuntungan dalam pertempuran udara. Secara sederhana, dengan kecepatan tinggi dapat memungkinkan pilot untuk melepaskan diri atau bahkan mengejar lawan. Kemampuan untuk melepaskan diri mungkin juga berlaku untuk ancaman rudal, memungkinkan sebuah pesawat tempur dengan cepat menghindari rudal.

pesawat tempur AIDC Ching Kuo taiwan
AIDC Ching Kuo
Pesawat tempur yang berkekuatan tinggi juga lebih mungkin untuk memiliki keunggulan energi penting secara keseluruhan atas lawannya. Semua manuver tempur udara (ACM) memerlukan banyak energi fisik. Semakin tinggi tingkat energi fisik ini, semakin besar kemampuan manuver untuk sebuah pesawat tempur. Tenaga mesin yang besar memungkinkan pesawat untuk memperoleh tingkat energi yang tinggi dan karena itu akan lebih agresif dalam Manuver Tempur Udara/ACM (Air Combat Maneuvers).

Berikut ukuran perbandingan daya dorong/berat dari beberapa pesawat tempur fighter :

Thrust/Weight Ratiowing loading kg/m²notes
Rafale F21.133045300 l fuel internal
Typhoon1.183004700 l fuel internal
F-20.89430
MiG-29SM1.13411
Su-27


Su-30

Indian Su-30MKI has thrust vectoring
Gripen0.94341
F-22A1.234213000 l fuel internal and 2D thrust vectoring
F-35A0.83446

Dalam latihan terbang untuk menggunakan rudal baru, biasanya para pilot hanya menggunakan sebagian kecil dari kemampuan manuver pesawat tempur tersebut, dan biasanya juga masih dalam jangkauan visual (WVR). Adapun validitas argumen ini, perlu dicatat bahwa F-22 (berdasarkan perkiraan yang disajikan di sini) memiliki rasio daya dorong/berat yang sangat tinggi, beban sayap yang rendah, dan vectoring dorong tinggi yang meningkatkan kemampuan manuvernya, tetapi apakah ini akurat? mengingat selama ini Amerika kadangkala menyebarkan kecanggihan "hoaxnya" saja.

Sebaliknya, rasio dorong/berat F-35A malah jauh lebih rendah dari F-22 Raptor. Rasio dorong/berat F-35A cuma sedikit lebih unggul dari F-16.

Super Cruise

Typhoon, Rafale, dan khususnya F-22 memiliki performa yang baik. Pesawat-pesawat tempur tersebut memiliki kemampuan untuk terbang pada kecepatan supersonik tanpa menggunakan afterburner, kemampuan ini dikenal sebagai supercruise. Kita ketahui, penggunaan afterburner akan menghabiskan sejumlah besar bahan bakar, sebuah fighter biasanya hanya dapat menggunakannya hanya dalam beberapa menit saja. Oleh karena itu, pesawat dengan supercruise secara teoritis bisa memiliki keuntungan besar dalam mengejar atau menghindari pesawat supercruise yang berkemampuan "sebatang rokok". Supercruise juga akan memungkinkan pesawat ini untuk bertempur dalam jangka waktu yang lama, khususnya pada rentang yang lebih panjang, bukan dalam perjalanan.

pesawat tempur siluman f-35
F-35

Kemampuan Siluman (stealth)

Pesawat-pesawat tempur yang dikembangkan Amerika saat ini umumnya telah difokuskan pada teknologi siluman, dan dinyatakan bahwa F-22 adalah pesawat tempur pertama di dunia yang dirancang dengan menggunakan teknologi siluman (stealth). Namun, kemampuan siluman dari F-22 masih belum jelas. F-35 juga masih penuh tanda tanya, namun beberapa laporan mengklaim bahwa kemampuan siluman F-35 secara signifikan masih dibawah F-22. Lho?

Selain itu, kemampuan siluman dari versi ekspor dari JSF F-35 ini diklaim akan jauh lebih rendah ketimbang f-35 yang digunakan AS atau Inggris..

Rafale dan Typhoon tidak didesain dengan teknologi stealth, tapi karena munculnya F-22 Raptor, akhirnya mereka memperbaiki detil yang substansial untuk mengurangi radar cross section (RCS). Berapa besar efek ini pada jangkauan deteksi? masih tidak jelas. Deteksi jarak efektif oleh radar biasanya diperkirakan sebanding dengan RCS ^ 0,25 dan karena itu apabila mengurangi RCS pesawat bahkan hingga sebesar 50%, itu masih dianggap kecil untuk menghindari radar. Mitsubishi F-2 dan Pesawat Tempur India (Tejas) juga dilaporkan telah dilengkapi dengan kemampuan anti radar.

MiG-29, Su-27 maupun turunannya memiliki fitur tersembunyi yang tidak diketahui, juga F-16 derivatif yang diproduksi oleh Taiwan. Demikian pula, tidak ditemukan laporan tentang stealthiness dari pesawat Cina (J-10, J-16 atau yang tecanggih J-20).

Tapi diyakini, kemampuan siluman dari sebuah pesawat tempur bisa lebih atau kurang dari yang diberitakan. Karena ini memang rahasia.

Jepang
Mitsubishi F-2
Ada beberapa laporan bahwa avionik Rafale, Thales Spectra, termasuk pesawat yang "tersembunyi" dari radar teknologi jamming. Jammers konvensional sulit menentukan lokasi dari sebuah pesawat, tetapi ada atau tidaknya pesawat tersebut masih terdeteksi. Sistem radar tersebut masih berpotensi untuk mengetahui lokasi pesawat tempur "setengah siluman", tetapi mungkin kurang efektif pada, F-22 dan F-35 JSF. Namun, tidak jelas juga seberapa efektif sistem siluman F-22 atau F-35 ini.

Avionic

Sistem avionik dari pesawat-pesawat tempur bervariasi. Secara umum, avionik Barat dipandang sebagai yang paling canggih. F-22 dan F-35 memiliki desain avionik terpadu, dengan pengolahan data dilakukan di komputer pusat. Rafale dan Eurofighter memiliki komputer utama dan data internal jaringan yang lebih lambat. Avionik negara-negara lain juga umumnya dianggap kurang canggih ketimbang yang Amerika. Sebenarnya masih ada 1 atau 2 produk unggulan pesawat tempur fighter siluman yang "terlupakan" disini yaitu PAK FA T-50 (Rusia) dan Chengdu J-20 (Cina). Tapi karena tidak adanya informasi (hanya sekedar foto pun sulit) spesifikasi detil dari kedua pesawat ini, maka kedua pesawat tersebut tidak saya masukkan dalam perbandingan ini. Bila bicara soal klaim, Rusia mengatakan bahwa PAK FA T-50 siluman milik mereka jauh lebih hebat ketimbang F-22 Raptor Amerika. 

Sebuah bagian mendasar dari avionik sebuah pesawat tempur adalah radar (AESA). Hal ini dianggap sebagai teknologi yang sangat rahasia, dan tidak mungkin untuk diekspor. Baik Rafale (PESA RBE2) atau Eurofighter memiliki semacam radar canggih (Eurofighter dilengkapi dengan Euroradar), dan memiliki desain mirip dengan radar Amerika. Semua fighter umumnya dilengkapi dengan perangkat pasif yang "listens" untuk radar yang menarget mereka. Radar F-22 dan F-35 dirancang untuk menjadi sulit dideteksi (diberi akronim Low Probability of Intercept - LPI), sambil mempertahankan kemampuan untuk menemukan pesawat lain yang berdesain konvensional.

Faktor lain untuk dipertimbangkan adalah kecanggihan sensor lain, seperti pasif radar detektor infra-merah, serta kemampuan radar jamming.

Semua pesawat Eropa dan Amerika modern mampu berbagi data target dengan fighter sekutu. MiG-31 interceptor Rusia juga memiliki beberapa kemampuan datalink, sehingga sangat masuk akal untuk mengasumsikan bahwa pesawat-pesawat Rusia lainnya juga dapat melakukannya, apalagi pesawat fighter Rusia yang lebih baru dai MIG-31.

Pesawat tempur siluman F-22 Raptor
F-22 Raptor
Mengingat keberadaan radar LPI dan beberapa dugaaan yang "akurat" dalam metode yang digunakan, muncul pertanyaan, alat apa lagi yang bisa mengatasi pesawat-pesawat tempur tersebut dan atau bagamana cara untuk mendeteksi mereka? - mungkin pake dukun aja ya hehe....-

Relatif sedikit yang diketahui tentang avionik dari pesawat baru India dan Cina. Secara umum diasumsikan bahwa teknologi avionik mereka jauh di bawah standar Barat. Namun, laporan dari pelaksanaan latihan militer India-Amerika terbaru, menunjukkan bahwa India setidaknya, telah mulai mengembangkan keahlian mereka sendiri di teknologi tersebut. Selanjutnya, berkat program homegrown LCA dan industri komputer India yang berkembang, India telah membuat berbagai item avionik yang dibuat dengan standar internasional.


Efektivitas Biaya dan Ketersediaan

Rafale lebih dari 50 juta euro, tergantung pada kesepakatan ekspor
Typhoon Austria version 20003 62 juta euro
Mitsubishi F-2 Jepang 100 juta dolar
MiG-29 tahun 1998 27 juta dolar
Sukhoi Su-27 24 juta dolar
Sukhoi Su-30 38 juta dolar (salah satu varian)
Sukhoi Su-30K untuk Indonesia 33 juta dolar
Sukhoi Su-30MKI untuk India 45 juta dolar
Sukhoi Su-30MKM untuk Malaysia, varian dari versi India 25 juta dolar
Ching Kuo per unitnya sebesar 24 juta dolar
F-15 43 juta dolar
F-16 25 juta dolar
F-18 E/F 60 juta dolar
F-22A Raptor 152 juta dolar
F-35A (versi'94) 45 juta dolar
F-35B (versi'94) 60 juta dolar
F-35C (versi'94) 55 juta dolar

Jarak dan Landas Pacu


range,int fuel kmrange,ext fuel kmferry range kmtakeoff,landing mnotes
Rafale F280018503850400, 300
Typhoon ?13893706300, ?
F-2 ?834 ? ?, ?
Gripen800834 ?400, 500
F-22A ? ?3850 ?, ?
F-35A ?1300 ? ?, ?
F-35B ?920 ? ?, 0STOVL
F-35C ?1480 ?carrier

Servis

Seberapa lama pesawat tempur tersebut dapat terbang?

Kita masih tergoda untuk tetap fokus pada kemampuan "dogfighting" dari pesawat tempur, tapi peralatan militer lainnya juga memiliki pengaruh besar terhadap hasil pertempuran udara, terutama untuk pertempuran dalam jangka waktu yang lama.

Mungkin hal yang paling penting untuk dipertimbangkan dari pertempuran udara adalah sistem rudal dari pesawat tersebut. Sebagai contoh, Eurofigher hampir dipastikan mudah untuk dideteksi oleh radar dari F-22. Tapi Eurofighter memilki rudal MBDA Meteor yang jauh lebih baik dari rudal AMRAAM. Di klaim, rudal jenis ini cukup efektif digunakan bahkan dari jarak yang jauh.

Oleh karena itu, pilot Eurofighter mungkin dapat menembakkan rudal mereka jauh lebih awal. Sistem rudal Eurofighter ini terus ditingkatkan bahkan lebih sering daripada peningkatan performa pesawat itu sendiri. Pengembangan rudal jarak pendek yang dapat menembak sasaran secara tidak langsung tampaknya telah secara radikal mengubah sifat rudal jarak pendek menjadi faktor kunci ketimbang pesawatnya. Demikian pula sistem radar dan elektronik lainnya, juga dapat ditingkatkan. Teknologi seperti ini bukan untuk diekspor, atau diekspor tapi dengan kemampuan yang lebih rendah. Masih mending bila negara pengimpor pesawat tempur tersebut cuma mendapatkan teknologi rendahan, bila produsen memasang pelumpuh otomatis jarak jauh pada pesawat tersebut??? Artinya produsenlah yang mengatur siapa yang sebaiknya memenangi suatu pertempuran udara. -Ayo Indonesia, bikin sendiri jet tempurmu! jelek-jelek nggak apa-apa, nantinya juga akan berkembang. Kita memiliki ahli-ahli yang handal koq hehe....-

Sukhoi PAK-FA T-50
Sukhoi PAK-FA T-50
Sistem yang secara fisik tidak terletak di dalam pesawat juga bisa membuat perbedaan yang substansial efektivitas pertempuran. Sistem radar, seperti pesawat AWACS, serta radar kapal dan radar ground based, dapat menginformasikan fighter tentang lokasi lawan yang fighter tersebut tidak dapat mendeteksi dengan radar mereka sendiri. Bahkan ketersediaan pengisian bahan bakar udara dapat membuat perbedaan besar dalam efektivitas pertempuran.

Akhirnya, faktor manusia tidak dapat diabaikan, sebagai pilot, kemampuan dan pelatihan masih diyakini memainkan peran besar dalam hasil pertempuran udara. Pelatihan pada pilot biasanya sangat intensif untuk semakin mengasah kemampuan tempurnya. - Inilah nikmatnya menjadi pilot angkatan udara seperti saya hehe..-

DERA study

Britain's Defence Evaluation and Research Agency (sekarang terpecah menjadi QinetiQ dan DSTL) melakukan evaluasi (simulasi berdasarkan data yang tersedia) membandingkan Typhoon dengan beberapa fighter modern lainnya dalam hal seberapa baik mereka tampil melawan pesawat musuh yang diharapkan, seperti Sukhoi Su-35. Karena kurangnya informasi yang dikumpulkan pada pesawat tempur generasi ke 5 dan Su-35 selama waktu penelitian ini, maka hasil ini bukanlah hasil resmi.

Penelitian ini menggunakan pilot nyata dan simulator. Data berbagai pesawat barat dimasukkan dalam simulasi tempur melawan Sukhoi SU-35. Hasilnya adalah:
AircraftOdds vs. Su-35
Lockheed Martin/Boeing F-22 Raptor10.1:1
Eurofighter Typhoon4.5:1
Dassault Rafale C1.0:1
Sukhoi Su-35 'Flanker'1.0:1
McDonnell Douglas F-15C Eagle0.8:1
Boeing F/A-18+0.4:1
McDonnell Douglas F/A-18C0.3:1
General Dynamics F-16C0.3:1

Dari hasil pertempuran simulasi ini, 4,5 Sukhoi ditembak jatuh untuk setiap 1 Typhoon yang hilang. Namanya juga simulasi sepihak, bila pihak Rusia yang melakukan simulasi pertempuran, maka akan lain pula hasilnya.

Kritikus pun berujar, SU-35 saat ini memiliki sistem radar yang jauh lebih maju (BAR pada MKI dan MKM) dan sistem avionik dari Su-35 kala itu. Ditambah lagi Rusia memiliki rudal jarak sedang yang dalam tahap pembangunan, tetapi hanya dapat dipakai untuk flanker terbaru. Rudal seperti KS-172 mungkin dimaksudkan untuk target besar dan bukan fighter, tetapi dampaknya terhadap keterlibatan BVR jangka panjang dapat menjadi faktor yang patut dipertimbangkan.

Pesawat  tempur J-20 Cina
Pesawat  tempur J-20 Cina
The "F/A-18 +" dalam penelitian itu juga ternyata bukan F/A-18E/F saat ini. Semua pesawat Barat dalam simulasi tersebut yang menggunakan rudal AMRAAM, kecuali Rafale yang menggunakan rudal MICA.

Rincian simulasi tidak dirilis, sehingga sulit untuk memverifikasi apakah evaluasi itu akurat (misalnya, apakah mereka memiliki pengetahuan yang memadai tentang Sukhoi dan Raptor agar lebih realistis dalam simulasi tempur mereka). Masalah lain dari penelitian ini adalah skenario di mana pertempuran itu terjadi, bisa jadi itu adalah skenario lokasi yang diinginkan oleh mereka saja. Beda lokasi, maka hasilpun berbeda, pasti berbeda bila di lokasi atau jarak tempur yang berbeda. Kita tahu Sukhoi SU-35 terkenal dengan kemampuan manuvernya yang diatas rata-rata. Ini jelas akan terbukti menguntungkan dalam pertempuran jarak dekat.

Tahu nggak, simulasi itu dibuat pada pertengahan 90 an dengan pengetahuan yang terbatas tentang Radar Cross Section, ECM. Memang pada saat itu, semua pesawat tempur fighter generasi 4 atau 5 masih dalam tahap prototipe.

Laporan Latihan

Para pilot angkatan udara berlatih secara intensif. Dari berbagai pesawat yang mereka gunakan, dapat diketahui kemampuan rata-rata dari pesawat-pesawat tersebut.

Hasil latihan pada tahun 2004, F-15 Eagle USAF terhadap Su-30MKI, Mirage 2000-an, MiG-29 dan MiG-21 Angkatan Udara india telah banyak dipublikasikan, dengan India memenangkan "90% pertempuran bohong" itu.

Tapi tidak semua F-15 Eagle tersebut dilengkapi dengan radar AESA terbaru, hanya beberapa pesawat saja dari armada F-15 yang diterjunkan. tapi walaupun hal tersebut meringankan, kualitas pilot Angkatan Udara Cina cukup mencengangkan dan memberikan surprise yang tidak disangka-sangka bagi para pilot USAF dan pengamat militer.

Pada bulan Juni 2005, seorang pilot Eurofighter dilaporkan mampu - dalam konfrontasi simulasi - menghindari kejaran dua F-15 dan lalu mengakali kedua F-15 tersebut untuk masuk ke posisi tembak.

Performa Tempur

Pertempuran antara pesawat tempur modern sudah sangat langka terjadi, jadi sangat sulit untuk menilainya. Tapi dalam beberapa kasus, dapat kita ketahui :

Selama Perang Teluk, F-15 menembak jatuh 5 MiG-29 Irak
Pada tanggal 17 Januari 1993, F-16 USAF menembak jatuh sebuah MiG-29 Irak di zona larangan terbang. (Beberapa sumber mengklaim itu adalah MiG-23.)
Pada bulan Februari 1999, selama Perang Eritrea-Ethiopia, Su-27 Ethiopia menembak jatuh 2 MiG-29 Eritrea.
Selama tahun 1999 Perang Kosovo, sebuah F-16 Belanda menembak jatuh 1 MiG-29 Yugoslavia, F-15 USAF menembak jatuh 4 MiG-29 dan F-16 USAF menembak jatuh 1 Mig-29.