Sabtu, 22 September 2012

Prediksi Kemampuan Militer Suriah Jika Terjadi Perang dengan NATO dan Sekutunya

Ketegangan dalam negeri  Suriah kelihatannya makin hari makin memanas, campur tangan pihak-pihak asing terutama negara Barat  sudah tak terlelakkan lagi. Jika hingga terjadi perang antara Suriah dan NATO serta sekutunya, bisa ditebak akan dimulai dengan serangan rudal dan serangan udara, seperti yang terjadi belakangan ini terhadap Afganistan, Irak, Libya.
Tapi perlu juga diamati bahwa Suriah memiliki sistim pertahanan udara yang lebih baik dari Libya, bahkan kemampuan pertahanan udara dapat dikatakan terkuat di zasirah Arab, demikian pula dengan kekuatan militernya.
Suriah memiliki 900 unit rudal sistim pertahanan udara, 4000 unit artileri anti-pesawat kaliber 23-100 mm, 400 pesawat tempur, yang akan menjadi benteng pertahanan dalam menangkal serangan udara musuh.
Walaupun secara kuantitas rudal anti-pesawat Suriah bisa mencengankan, tapi sistim persenjataannya 70% dianggap telah ketinggalan zaman, namun  bagaimanapun ada sedikitnya 200 unit yang tidak dapat diremehkan, misalnya rudal “cube”, “Wasp”, S-125, S-75 tidak dapat dikatakan senjata tua. Ada lagi “Beech-M1”, “Beech-M2” rudal anti-pesawat yang bisa menjadi effek gentar bagi lawan. “Beech-M2” telah terbukti saat terjadi konflik Russia dan Georgia pada 2008 telah menunjukkan kehandalannya. Pada 2007 Russia telah menjual “Beech-M2”ini kepada Suriah, sehingga kekuatan pertahanan udara Suriah makin bertambah handal.
Beech M-1
Beech M-1
Beech M-2
Beech M-2
Selain itu, Suriah juga memiliki sistim rudal  S-200 “Angara” yang jarak tembaknya cukup jauh, dan “Vega” Radio-elektronik pengitai (Radio –electronic reconnaissance systems). Yang menurut ahli militer NATO tidak dapat ditembus mereka. S-200 ini telah terbukti kehebatannya ketika terjadi pengeboman night club Yin Bolin pada 1986. Ketika USSR pecah, Suriah berhasil mendapatkan dari Belarus 48 unit S-300, dan 50 unit “Armor S1” sistim rudal permukaan ke udara.
S-300
S-300
Armor S-1
Armor S-1
AU Suriah memiliki 60 jet tempur MIG-29, 30 jet tempur MIG-35 (interceptor), dan sejumlah pesawat tempur al-Assad, serta berusaha memperkuat pertahanan udaranya dengan membeli MIG-31 dari Russia.
MIG-25
MIG-25
MIG-29
MIG-29
Menurut Janes Sentinel Security assessment, Suriah memiliki divisi rudal yang paling kuat di Timur Tengah.
Namun walaupun Suriah memiliki pertahanan yang kuat, tapi jika terjadi serangan dari NATO mereka tidak bisa duduk dengan tenang. Kelemahan Suriah terletak pada sistim radarnya yang telah ketinggalan zaman, bisa untuk “dibutakan dan dibikin tuli”.
Dan Rezim Suriah terus berusaha berinvestasi dan mengembangkan  kemampuan rudalnya dan bom kimia. Suria masih menggantungkan beberapa komponen penting dari luar untuk senjata kimianya., namun tidak bisa diremehkan.
Laporan CIA yang tidak dirahasiakan melaporkan kepada Kongres AS pada September 2009, mengatakan bahwa Suriah berusaha mengembangkan bom nuklir direaktor Kibar. (Unclassified Report to Congress on the Acquisition of Technology Relating to Weapons of Mass Destruction and Advanced Conventional Munitions ). Dalam laporan ini juga dikatakan bahwa Suriah sedang mengembangkan rudal balistik dengan kemampuan jarak tembak yang lebih jauh seperti “Scud D” dan kemungkinan lainnya. Suriah juga mempunyai stok senjata kimia yang bisa diluncurkan dengan pesawat terbang dan rudal balistik..
Setelah jatuhnya rezim Saddam Hussein di Irak, kini Suriah menjadi negara terkuat sista-nya diantara negara-negara Arab. Untuk menangkal serangan Israel, mereka telah mengembangkan dan memproduksi secara massal rudal jarak jauh. Diantaranya rudal versi Iran Fateh A-110 (M-600) kaliber 600 mm, yang diperkirakan panjang 8.86 m, diameter 0,61m, berat 3.450 kg, dapat membawa  muatan 500 kg , dengan panduan inertial GPS yang dapat selalu update, bahan bakar padat pendorong tunggal, jarak tembak max. 250 km, dengan akurasi 100 m CEP ; dan rudal pengembangan lebih lanjut Fateh-3A-110B yang dipercaya telah diproduksi ribuan, rudal-rudal ini dapat dimuati hulu ledak kimia, yang jangkauannya dapat mencapai sasaran-sasaran strategis Israel.
Suriah juga telah membeli 36 s/d 50 Pantsir S-1 (SA-22) kombinasi rudal dan bom yang dapat dimuat di kendaraan dengan peluncur berlaras 12 rudal, yang setiap rudal berat 65 kg dengan hulu ledak 16 kg. Juga telah  mengembangkan rudal anti-pesawat SA-3 dan SA-6 ; juga S-300, S-11, SA-17 rudal jarak menengah.
Jika NATO menyerang Suriah pasti akan minta bantuan AS, terutama dengan smartbom dan rudal untuk menghancurkan airport, stasiun pembangkit, pusat komunikasi, radar, gudang-sebjata, kantor-kantor komando, dan semua pusat-pusat strategis lainnya.
Walaupun Beech, S-200, S-300 cukup handal, tapi mobilitasnya lemah, untuk memindahkan unit ini tidak mudah dan memakan waktu, sehingga mudah menjadi target lawan.
Tapi topografi Suriah yang berbukit-bukit bisa menguntungkan, sehingga pertahanan udaranya lebih sulit untuk dihancurkan, tidak seperti Lybia yng topografinya relatif datar. Jadi NATO dan Barat harus mengeluarkan biaya dan tenaga yang jauh lebih besar, lagi pula militer Suria juga sangat terlatih dengan baik. Pokoknya jika terjadi perang antara Suriah dan NATO akan menjadi perang yang alot.



Analisitator : Sucahya Tjoa
Sumber :
http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2012/01/25/apakah-suria-dapat-menahan-serangan-nato/
http://articles.janes.com/articles/Janes-Sentinel-Security-Assessment-Eastern-Mediterranean/Strategic-Weapon-System-Syria.html
http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-3436827,00.html
http://military.people.com.cn/GB/16876293.html
http://www.youtube.com/watch?v=dT2PO3q1uBM
http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/150059#.Tx_XO29zWUM
           

2 komentar:

  1. AKU INGIN SEKALI MELIHAT KEHANCURAN AMERIKA DAN SEKUTU NYA, BIAR DUNIA INI AMAN

    BalasHapus