BERITA TERBARU

Selasa, 12 Februari 2013

INSIDEN DUEL UDARA F-16 TNI AU Dengan F/A 18 MILIK US NAVY di ATAS PULAU BAWEAN

Insiden Bawean adalah duel udara pesawat tempur F-16 TNI-AU dengan pesawat tempur F/A 18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) yang menerobos masuk wilayah Indonesia di atas kepulauan Bawean. Ini bukan latihan militer, ini kenyataan.

Tanggal 3 Juli 2003, kawasan udara di atas Pulau Bawean sontak memanas ketika lima pesawat asing yang kemudian diketahui sebagai pesawat F/A 18 Hornet terdeteksi radar TNI AU. Dari pantauan radar kelima Hornet terbang cukup lama, lebih dari satu jam dengan manuver sedang latihan tempur. Untuk sementara Kosek II Hanudnas (Komando Sektor II Pertahanan Udara Nasional) dan Popunas (Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional) belum melakukan tindakan identifikasi dengan cara mengirimkan pesawat tempur karena kelima Hornet kemudian menghilang dari layar radar.

Sekitar dua jam kemudian, Radar Kosek II kembali menangkap manuver Hornet. Karena itu panglima Konanudnas menurunkan perintah untuk segera melakukan identifikasi. Apalagi manuver sejumlah Hornet itu sudah mengganggu penerbangan komersial yang akan menuju ke Surabaya dan Bali serta sama sekali tak ada komunikasi dengan ATC terdekat.



Dua pesawat tempur buru sergap F-16 TNI-AU yang masing-masing diawaki Kapten Pnb. Ian Fuadi/Kapten Fajar Adrianto dan Kapten Pnb. Tony Heryanto/Kapten Pnb. Satro Utomosegera disiapkan. Misi kedua F-16 itu sangat jelas yaitu melakukan identifikasi visual dan sebisa mungkin menghindari konfrontasi mengingat keselamatan penerbang merupakan yang utama. Selain itu, para penerbang diminta agar tidak mengunci (lock on) sasaran dengan radar atau rudal sehingga misi identifikasi tidak dianggap mengancam. Namun demikian, untuk menghadapi hal yang terduga kedua F-16 masing-masing dua rudal AIM-9 P4 dan 450 butir amunisi kanon kaliber 20 mm.

Menjelang petang, Falcon Fligh F-16 melesat ke udara dan tak lama kemudian kehadiran mereka langsung disambut dua pesawat Hornet. Radar Falcon Fligh segera menangkap kehadiran dua Hornet yang terbang cepat dalam posisi siap tempur. Perang radar atau jamming antara kedua pihak pun berlangsung seru. Yang lebih menegangkan pada saat yang sama, F-16 yang berada pada posisi pertama telah dikunci, lock on oleh radar dan rudal Hornet. F-16 kedua yang terbang dalam posisi supporting Fighter juga dikejar oleh Hornet lainnya. Namun posisi F-16 kedua lebih menguntungkan. Jika memang harus terjadi dog fight ia bisa melancarkan bantuan.

Untuk menghindari sergapan rudal lawan seandainya memang benar-banar diluncurkan, F-16 pertama lalu melakukan manuver menghindar, yakni hard break berbelok tajam hampir 90 derajat ke arah kanan dan kiri serta melakukan gerakan zig-zag. Manuver tempur itu dilakukan secara bergantian baik oleh F-16 maupun Hornet yang terus ketat menempel. Melihat keadaan yang semakin memanas, F-16 kedua lalu mengambil inisiatif menggoyang sayap (rocking wing) sebagai tanda bahwa kedua pesawat F-16 TNI-AU tidak mempunyai maksud mengancam.

Sekitar satu menit kemudian, kedua F-16 berhasil berkomunikasi dengan kedua Hornet yang mencegat mereka. Dari komunikasi singkat itu akhirnya diketahui bahwa mereka mengklaim sedang terbang di wilayah perairan internasional. "We are F-18 Hornets from US Navy Fleet, our position on International Water, stay away from our warship". F-16 pertama lalu menjelaskan bahwa mereka sedang melaksanakan patroli dan bertugas mengidentifikasi visual serta memberi tahu bahwa posisi F-18 berada di wilayah Indonesia. Mereka juga diminta mengontak ke ATC setempat, karena ATC terdekat Bali Control belum mengetahui status mereka.

Usai kontak Hornet AS itu terbang menjauh sedang kedua F-16 TNI-AU return to base, kembali ke pangkalannya Lanud Iswahjudi Madiun. Selain berhasil bertemu dengan Hornet, kedua F-16 TNI-AU juga melihat sebuah kapal perang Frigat yang sedang berlayar ke arah timur. Setelah kedua F-16 mendarat selamat di pangkalan TNI-AU menerima laporan dari MCC Rai (ATC Bali) bahwa fligh Hornet merupakan bagian dari armada US Navy. Namun yang paling penting dan merupakan tolak ukur suksesnya tugas F-16, Hornet AL AS itu baru saja mengontak MCC RAI dan melaporkan kegiatannya.

Keesokan harinya TNI-AU terus mengadakan pemantauan terhadap konvoi armada laut AS itu dengan mengirimkan pesawat intai B737. Hasil pengintaian dan pemotretan menunjukkan bahwa armada laut AS yang terdiri dari kapal induk USS Carl Vinson, dua frigat dan satu destroyer sedang berlayar diantara Pulau Madura dan Kangean menuju Selat Lombok. Selama operasi pengintaian itu pesawat surveillance B737 terus dibanyangi dua F/A 18 Hornet AL AS. Bahan-bahan yang didapat dari misi itu kemudian dipakai oleh pemerintah untuk melancarkan "keberatan" secara diplomatik terhadap pemerintah AS.
 
                 insiden pesawat sukhoi RI di-lock misil asing

sumber : http://www.bawean.net

DUEL UDARA PESAWAT HAWK TNI vs F/A-18 HORNET ASING DI ATAS LANUD EL TARI KUPANG

Pada 16 September 1999 di Lanud El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur, disiapkan 2 pesawat tempur Hawk 209, 1 Hawk 109, dan 3 pesawat tempur propeler OV-10 Bronco. Kegiatan berjalan seperti biasa pada hari itu, penerbang Hawk dipersiapkan untuk menggelar Combat Air Patrol (CAP) sebagai inti Operasi Pertahanan Udara “Elang Jaya”. (Dikutip dari Majalah Commando edisi Juli – Agustus 2004)
Dalam flight plan, ditentukan Kapten (Pnb) Azhar Aditama sebagai tactical lead dengan wing man Mayor (Pnb) Henry Alfiandi dan Lettu (Pnb) Anton Mengko. Azhar akan menerbangkan Hawk-209 TT-1207. Sedangkan Henry dan Anton menggunakan Hawk-100 versi tandem TL-0501. Persis pukul 08.45 Wita, mesin kedua pesawat dinyalakan dan segera lepas landas. Pesawat membumbung dengan formasi sejajar (take spread) hingga ketinggian 10.000 kaki, mengarah ke tenggara (225 derajat) menuju batas FIR (flight information region) Darwin. Jarak antar pesawat 1,2 mil.

Hawk 209 TNI AU

Hawk 109 TNI AU
Saat mendekati FIR, Azhar mengontak Satuan Radar (Satrad) 251 yang mengoperasikan radar jenis ground control interception (GCI). Saat Mayor Haposan melaporkan situasi di udara menurut pantauan radar, jam menunjukkan pukul 09.15. Masih dalam posisi sejajar, kedua pesawat terbang menyusuri FIR menuju arah pulau Roti, sekitar 80 mil dari El Tari.
Cepat sekali, mendadak Azhar dikagetkan oleh laporan Haposan. Satrad menangkap dua pesawat tidak dikenal melewati 10 mil dari batas FIR Darwin di ketinggian 8.000 kaki dengan kecepatan 160 knot. Begitu pelannya, Azhar dan rekannya menduga paling helikopter. Jarak antara Hawk dan ‘tamu tak diundang’ 97 mil, dengan heading 108 derajat dari Satrad. “Artinya mengarah ke lurus ke Satrad dari selatan,” jelas Kapten Azhar.
Karena posisinya mencurigakan, Satrad memerintahkan Hawk mendekati target. Hawk naik ke 20.000 kaki dengan terus dipandu oleh radar karena dalam jarak tersebut, radar Hawk belum bisa menangkap posisi target. Radar melaporkan lagi, bahwa jarak mereka mengecil jadi 40 mil. Mungkinkah Hawk di-jamming? Karena makin mencurigakan, Hawk meminta Satrad untuk terus menuntun hingga mendekati sasaran.
Setelah jarak menjadi sangat dekat, 10 mil, naluri tempur Azhar mulai bekerja. Dihidupkannya switch air combat manouver (ACM), agar radar rudal bekerja. Dengan kata lain, disiagakan untuk menembak. Saat itulah, Azhar, Henry dan Anton, dibuat kaget. Kedua pesawat asing tersebut, mendadak meleset dengan kecepatan 670 knot dan terus naik hingga 30.000 kaki. Melihat gelagat begitu, artinya tahu dikejar, mereka langsung bisa menyimpulkan bahwa pesawat diseberang sana adalah pesawat tempur.
Disinilah saat kritisnya. Kedua Hawk terus mengejar dengan kemampuan penuh, sambil terus mengikuti gerakan kedua target. Dengan kata lain, dog fight baru saja digelar di atas Pulau Roti. Sebagai tactical lead, Azhar mempertahankan posisi untuk tetap mengejar (di belakang). Kejar-kejaran berlangsung seru. Sampai akhirnya Hawk mencapai ketinggian lebih 30.000 kaki. Saat itulah, Kapten Azhar melihat dua titik hitam terbang vertikal dengan kecepatan 675 knot. Azhar dan Henry cepat mengambil posisi serang (pesawat kedua pindah ke belakang).
Tiba-tiba GCI memecah lagi ketegangan, “Target di ketinggian 40.000 kaki (sekitar 12,1 Km) berbalik arah menuju Hawk!” Tapi Hawk saat itu di ketinggian 32.000 kaki (sekitar 9,75 Km) dengan posisi nose up. Sesaat lagi, keempat pesawat akan berpapasan. Ketika itulah, Azhar yang mendongakkan kepalanya ke atas melihat pesawat berekor ganda pada jarak 5 mil darinya menyambar ke arah berlawanan. “F-18,” umpat Azhar.

F/A-18 Hornet, lawan tanding Hawk 209 TNI AU, milik Australia kah?
Sebenarnya, saat kejar-kejaran, posisi dua Hawk sudah menguntungkan untuk menembak. Mereka berada tepat di belakang F-18. ACM sudah aktif, satu dari kedua pesawat telah terkunci dalam TD Box (penunjuk posisi target), missile lock on, tone slave. Artinya tinggal menunggu perintah, AIM-9 P-4 Sidewinder akan meleset mengejar target. Tapi komando bawah hanya memerintahkan : bayang-bayangi dan indentifikasi. Menurut Azhar, sepertinya F-18 Australia. Sayang, kedua F-18 sudah keburu kabur menuju FIR Australia. Kedua Hawk pun, memutuskan kembali ke pangkalan. Setelah itu, GCI banyak menangkap pergerakan pesawat di FIR Darwin. Entah ada hubungannya atau tidak, malamnya terjadi peristiwa menjengkelkan. Delapan F-18 terbang melintas di atas Lanud El Tari.
Nah, soal delapan F-18 yang terbang di atas lanud El Tari yang menarik dikupas, bila kedatangan F-18 Hornet siangnya sudah bisa terdeteksi oleh Satrad 251 yang menempatkan unit radanya di daerah Burean, pantai selatan Kupang, maka pada malamnya pun kehadiran pesawat tersebut bisa lebih dulu di deteksi, dan bukan hanya menjengkelkan, tapi juga memalukan, artinya F-18 berhasil masuk ke wilayah daratan RI, ditambah terbang di atas lanud. Meski ada Satrad, sangat disayangkan sebagai pangkalan aju, El Tari tak dilengkapi elemen arhanud, baik berupa rudal darat ke udara atau pun kanon PSU (penangkis serangan udara) DShk.

PSU jenis DShk kaliber 12,7mm milik Paskhas TNI AU, andalan pertahana udara titik jarak dekat.
Padahal bila ditelaah, pada masa itu arhanud RI memiliki deretan penangkis serangan udara yang lumayan ‘bertaring’, sebut saja dari TNI AD ada Rapier, RBS-70, bahkan rudal bopong SA-7 Strela pun sudah kita miliki. Belum lagi, dari unsur armada TNI AL, ada rudal Sea Cat yang bisa dilepas dari frigat Van Speik maupun frigat kelas Tribal. Entah mungkin karena koordinasi di tingkat Kohanudnas yang rumit dan birokratis, alhasil gelar unsur alutsista tak bisa digelar di lokasi tersebut. Kohanudnas merupakan komando utama terpenting dalam kekuatan Markas Besar TNI. Kohanudnas berfungsi sebagai mata dan telinga yang mengawasi berbagai pergerakan pesawat udara yang melintasi wilayah Indonesia.
Panglima Kohanudnas dijabat oleh perwira tinggi dari TNI AU, meski demikian untuk pengoperasian alutsistanya (rudal dan meriam) lebih banyak berada di bawah TNI AD dan TNI AL. Alustsista yang telah di BKO (bawah kendali operasi)-kan ke Kohanudnas, selanjutnya komando dan pengendaliannya berada di tangan Pangkosekhanudnas (Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional). TNI AU sendiri saat insiden El Tari belum memiliki rudal darat ke udara, TNI AU kala itu masih mengandalkan Triple Gun kaliber 20 mm peninggalan tahun 60-an. Berbeda dengan kondisi saat ini, dimana TNI AU, khususnya Korps Paskhas telah memiliki resimen baterai rudal sendiri yang mengandalkan Portable Combat Radar Vehicle QW-3 berikut rudal panggulnya.

kanon Triple Gun kaliber 20mm, arsenal andalan Paskhas TNI AU untuk pertahanan titik.
Sebuah Teori Insiden El Tari
Pada insiden melintasnya F-18 Hornet di atas lanud El Tari, ada sebuah teori yang mungkin bisa jadi kajian, namun sayang informasi fly pass F-18 Hornet tidak disertai dengan data-data ketinggian pesawat tersebut. Tapi secara logika, bila Hornet melintas dalam rangka pengintaian atau katakanlah provokasi, kemungkinan besar fly pass Hornet dalam ketinggian maksimum. F-18 Hornet secara umum dapat terbang dengan kecepatan 1,7 Mach pada ketinggian 15 Km.


F-117 Nighthawk, jet tempur yang kampiun untuk misi black flight
Bila seandainya Hornet terbang pada ketinggian tersebut, maka bisa dipastikan sistem hanud rudal dan merim PSU TNI tidak akan mampu berbuat banyak. Obyek bisa jadi sudah terindentifikasi satrad 251 yang menggunakan radar CGI/EW dengan kemampuan deteksi 250 mil (sekitar 403 Km), tapi sayang langkah penindakan tak bisa dilakukan. Sebagai ilustrasi, bila Hornet dihadang meriam PSU S-60 kaliber 57 mm TNI AD, jarak jangkau peluru yang bisa dilepas maksimum hanya 6 Km. Andai kata di kawasan El Tari sudah digelar Rapier dan RBS-70, Rapier pun hanya efektif meluncur maksium 6,8 Km dengan ketinggian ‘hanya’ 3 Km. Begitu pun dengan RBS-70 MK-2, rudal portable ini maksimum hanya efektif menjangkau sasaran hingga 7 Km dengan ketinggian ‘hanya’ 4 Km.

Satuan radar 251
Benar atau salah, saya memperkirakan pihak intelijen Australia memang sedari awal sudah mengetahui gelar kekuatan hanud di El Tari, seperti minimnya unsur arhanud hingga keberadaan pesawat-pesawat tempur TNI AU. Sebagai ilustrasi, ketinggian maksimum Hawk 109/209 adalah 13,5 Km. Bila dilihat dari spesifikasi pesawat, jet tempur TNI AU yang ideal menyergap Hornet adalah F-16 Fighting Falcon Skadron 3 di lanud Iswahyudi, Madiun. Tapi secara teori agak sulit untuk mengerahkan F-16, bila yang dihadapi black flight pada jarak sangat jauh.
Tapi lepas dari itu, misi operasi udara di perbatasan bukanlah misi perang, namum misi daman, sehingga tindakan yang bisa diambil maksmimalnya hanya pengusiran dan force down. Walau bila sampai ‘berani’ terbang fly pass di atas lanud, sebenarnya sudah amat kelewatan. Meski ada kemampuan untuk menyergap atau menembak Hornet sekalipun, situasi politik saat itu membuat pemerintah RI dihadapkan pada keputusan yang sulit untuk mengambil tindakan. Di dalam negeri TNI sedang dihujat berkaitan dengan isu pelanggaran hak asasi manusia, sedangkan di luar negeri, Indonesia kala itu tengah dikepung berbagai sanksi dan embargo.
Belum sempat menampilkan taringnya, akibat embargo militer dari AS dan Uni Eropa berdampak keras pada kesiapan alutsista TNI AU. Sebut saja pengiriman Hawk 109/208 sempa tertunda, bahkan pesawat F-16 sempat tidak memiliki cadangan ban, dan para teknisi asal AS ditarik pulang. Untuk jet F-5 pun nasibnya tragis, suku cadang yang jumlahnya sudah minim, beberapa kiriman komponen yang sudah dibeli malah ditahan pengirimannya. Begitu pun dengan proyek refrofit F-5 pun sempat terganggu karena solidaritas Belgia sebagai sesama anggota Uni Eropa. 


baca juga : Kronologi Insiden Duel Udara F-16 TNI AU Dengan F/A 18 Milik AU Amerika Serikat Diatas Pulau Bawean





sumber : indomiliter.com

Senin, 11 Februari 2013

Spesifikasi Pesawat Pembom (Stealth Bomber), B-2 Spirit



Northrop Grumman B-2 Spirit adalah pesawat perang berteknologi stealth yang digunakan untuk pengemboman (Stealth Bomber)Pesawat yang dibuat dari bahanthermoplastic itu, dipakai oleh Angkatan Perang Udara AS"Northrop Grummanadalah kontraktor utama untuk pembom Angkatan Udara AS siluman B-2 Spirit."

Pesawat ini pertama kali diperkenalkan kepada publik, 1988 dan terbang perdana, 17 Juli 1989, dengan status masih aktif. Pesawat ini tidak mampu terbang cepat dan mudah dimusnahkan jika terlihat. Oleh karena itu, Northrop Grumman telah mengembangkan lapisan penyerap radar baru untuk melestarikan karakteristik dari stealth B-2's secara drastis, guna mengurangi waktu perawatan. Bahan baru, yang dikenal sebagai bahan alternatif frekuensi tinggi (AHFM), disemprotkan oleh empat robot yang dikendalikan secara independen.

Misi dari pesawat ini adalah menghancurkan basis atau pangkalan militer musuh, tanpa terlihat radar. Kelebihan B-2 adalah mampu menembus perisai pertahanan udara (radar) yang canggih. Pesawat ini mampu menyerang semua target dari ketinggian hingga 50.000 kaki, (16,656 kilometer) dari ketinggian laut, dengan jangkauan lebih dari 6.000 nm, tanpa mengisi bahan bakar (unrefueled) dan lebih dari 10.000 nm dengan satu kali pengisian bahan bakar, memberikan kemampuan untuk terbang ke titik manapun di dunia dalam beberapa jam.

Dua puluh satu buah B-2 Spirit dikirim pertama kali ke Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri, pada bulan Desember 1993. Dalam tiga tahun pertama pelayanan, operasional B-2 Spirit, mencapai tingkat keandalan 90%, saat melakukan serangan mendadak.  Sebuah penilaian yang diterbitkan oleh USAF menunjukkan, bahwa dua B-2 Spirit dengan persenjataan presisi dapat melakukan pekerjaan dari 75 pesawat konvensional.


Untuk tugas misi di luar negeri, telah pula dikembangkan sebuah sistem hangar yang bisa diangkut ke berbagai tujuan, di berbagai negara. Sebuah sistem hangar, memiliki panjang 126 kaki, lebar 55 kaki dan tinggi 250 kaki. Hanggar pertama hangar telah didirikan di Diego Garcia di Samudera Hindia.

Sebelum dikembangkan sistem hangar ini, setiap akli habis menunaikan sebuah misi, B-2 Spirit harus kembali ke Whiteman AFB, untuk pemeliharaan fitur “stealth” dari pesawat tersebut.  B-2 Spirit digunakan untuk pertama kalinya selama Operasi Kebebasan Irak pada Maret / April 2003. Pada bulan Maret 2005, skuadron B-2 ditempatkan untuk pertama kalinya ke Pangkalan Angkatan Udara Andersen diGuam, bersama pesawat tempur B-1 and B-52, untuk mendukung dan memperkuat pertahanan Komando USAF Asia Pasifik. Sebagian lain difokuskan untuk berperang di Timur Tengah.

Siluman-siluman itu kerap terlihat di area Kosovo, Iraq, dan Afghanistan. Pembuatan pesawat futuristik berbentuk segitiga itu menghabiskan USD 737 juta – 2,2 miliar per unit. Biaya tersebut menjadikan pesawat bomber siluman menjadi pesawat militer termahal di dunia.

Pengguna

 Amerika Serikat
*       United States Air Force
o    509th Bomb WingWhiteman Air Force Base (Current, 19 aircraft)
§  13th Bomb Squadron
§  393d Bomb Squadron
§  394th Combat Training Squadron
o    412th Test WingEdwards Air Force Base (Current, one aircraft)
§  419th Flight Test SquadronEdwards Air Force Base
o    53d WingEglin Air Force Base (past)
§  72d Test and Evaluation SquadronWhiteman Air Force Base
o    57th WingNellis Air Force Base (past)
§  325th Weapons SquadronWhiteman Air Force Base
§  715th Weapons Squadron (inactivated)
Spesifikasi
Karakteristik umum
*       Kru: 2
*       Panjang: 69 ft
*       Lebar sayap: 172 ft
*       Tinggi: 17 ft
*       Luas sayap: 5,000 ft²
*       Bobot kosong: 158,000 lb
*       Bobot terisi: 336,500 lb
*       Bobot maksimum lepas landas: 376,000 lb
*       Mesin: 4× General Electric F118-GE-100 turbofans, 17,300 lbf masing-masing 

Kinerja
*       Laju maksimum: 410 knots (760 km/h, 470 mph)
*       Jarak jangkau: 5,600 nm
*       Batas tertinggi servis: 50,000 ft
*       Beban sayap: 67.3 lb/ft²
*       Dorongan/berat: 0.205

Persenjataan
*       2 internal bays for 50,000 lb (22,700 kg) of ordnance.
o    80× 500 lb class bombs (Mk-82) mounted on Bomb Rack Assembly (BRA)
o    36× 750 lb CBU class bombs on BRA
o    16× 2000 lb class weapons (Mk-84, JDAM-84, JDAM-102) mounted on Rotary Launcher Assembly (RLA)
o    16× B61 or B83 nuclear weapons on RLA

Riwayat Kelabu

Seperti halnya pesawat lain, meskipun memiliki peralatan serba canggih, B-2 Spirit, Stealth Bomber ini pernah mengalami masa kelabu. Pesawat pengebom supercanggih B-2 ini, jatuh setelah gagal take off dari Pangkalan Udara Andersen diGuam, Kepulauan Pasifik, pada Sabtu (23 / 2 / 2008) sekitar pukul 10.45 waktu setempat. Ini insiden pertama pesawat antiradar berjuluk "Siluman" itu jatuh sejak diperkenalkan ke publik pada 1988.

Kapten Sheila Johnston, juru bicara Komando Tempur Udara Pusat Pangkalan Udara Langley di Virginia, AS, mengatakan, dalam insiden itu dua pilot dilaporkan berhasil keluar dari pesawat, yang saat itu tidak membawa amunisi, dan selamat.

Kedua awak yang dirahasiakan namanya itu dari satuan tempur 509. "Kami segera menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan," tegas Johnston.

Menurut Mayor Eric Hilliard dari pangkalan udara Hickham, Hawaii, pesawat B-2 berbobot 152,6 ton itu jatuh sesaat setelah lepas landas bersama tiga pesawat sejenis. Kecelakaan terjadi saat satu dari tiga pesawat yang mampu melaju 716 km per jam itu tiba-tiba meluncur ke bawah.
Ini jadwal terbang mereka yang terakhir setelah beroperasi empat bulan. Akibat kecelakaan ini, tiga pesawat tempur lain langsung diamankan di Guam. "Sebelum pesawat siluman B-2 jatuh, sebetulnya ada satu pesawat siluman lain yang berhasil lepas landas. Namun, pesawat itu kita panggil ke pangkalan beberapa saat setelah insiden," jelasnya. Namun operasional pesawat ini kembali dilanjutkan pada bulan April 2008.

Juru bicara Pentagon Geoff Morrell segera mengkonfirmasi kejadian itu ke Menteri Pertahanan waktu itu, Robert Gates. Tapi, Gates yang sedang melawat ke beberapa negara pasifik, termasuk Indonesia, menolak
memberikan penjelasan lebih lanjut.

MACAM MACAM PELURU KENDALI / Missile

Peluru kendali (disingkat: rudal), peluru berpandu atau misil adalah senjata roket militer yang bisa dikendalikan atau memiliki sistem pengendali otomatis untuk mencari target atau menyesuaikan arah. Dalam penggunaan sehari-hari, istilah “misil” merujuk kepada roket dengan sistem kendali, sedangkan “roket” digunakan untuk roket tanpa sistem kendali. Perbedaan utama di antara dianggap sangat sedikit selain perbedaan sistem kendali.
Peluru kendali pertama digunakan dalam sebuah operasi adalah peluru kendali Jerman dalam Perang Dunia II. Yang paling terkenal adalah V-1 dan V-2, keduanya menggunakan sistem autopilot sederhana untuk menjaga arah terbang peluru agar tetap pada yang rute telah ditentukan sebelumnya.

Jenis Peluru Kendali
  1. Peluru kendali balistik
    Peluru kendali balistik adalah peluru kendali yang memakai lintasan trayektori yang ditentukan oleh balistik dalam sistem pengirimannya. Peluru kendali ini hanya dikendalikan dalam masa peluncuran saja. Peluru kendali balistik yang pertama adalah roket V-2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman pada 1930-an dan 1940-an atas instruksi dari Walter Dornberger. Peluru kendali balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap seperti silo misil, kendaraan peluncur, pesawat, kapal atau kapal selam. Tahap peluncuran dapat berlangsung dari puluhan detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri sampai dengan tiga tingkat roket. Trayektori rudal balistik terdiri dari tiga tahap yaitu tahap peluncuran, tahap terbang bebas dan fase memasuki kembali atmosfir Bumi.
  2. Peluru kendali jelajahPeluru kendali jelajah adalah peluru kendali yang memakai sayap dan menggunakan jet sebagai tenaga penggerak. Peluru kendali jelajah intinya adalah bom terbang. Peluru kendali jelajah dirancang untuk membawa hulu ledak konvensional dalam jumlah besar atau nuklir dan dapat menjangkau ratusan mil dengan tingkat akurasi tinggi. Peluru kendali jelajah modern dapat terbang mencapai kecepatan supersonik atau di atas subsonik, menggunakan sistem kendali otomatis dan terbang pada ketinggian rendah untuk menghindari radar. Rudal jelajah pertama yang dikembangkan adalah Kettering Bug yang dikembangkan oleh Amerika Serikat pada 1917 untuk digunakan dalam Perang Dunia I. Rudal ini terbang lurus untuk waktu yang telah ditentukan sebelumnya kemudian sayapnya akan dilepaskan untuk kemudian badan rudal yang mengandung hulu ledak jatuh menghujam tanah. Rudal ini tidak pernah digunakan dalam perang karena Perang Dunia I selesai sebelum rudal ini dapat digunakan. Rudal jenis ini yang terkenal antara lain adalah BGM-109 Tomahawk AS yang dapat mencapai jangkauan 1.100 km.
    [spoiler=Jelajah][/spoiler]
  3. Peluru kendali anti-kapalPeluru kendali anti-kapal adalah rudal yang fungsi utamanya adalah untuk menghancurkan kapal permukaan. Kebanyakan rudal anti-kapal menggunakan sistem pemandu inersial dan pelacak radar aktif. Rudal anti-kapal adalah salah satu dari sekian rudal jarak pendek yang digunakan dalam Perang Dunia II. Jerman menggunakannya untuk menenggalamkan banyak kapal sekutu sebelum pihak sekutu menemukan cara untuk mengatasinya (prinsipnya dengan radio jamming). Rudal anti-kapal dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam, pesawat, helikopter dan kendaraan darat. Rudal anti-kapal yang terkenal dalam sejarah adalah rudal Jerman, Fritz X dan Henschel Hs 293.
    [spoiler=Anti Kapal][/spoiler]
  4. Peluru kendali darat ke udaraPeluru kendali darat ke udara adalah peluru kendali yang diluncurkan dari darat untuk menghancurkan pesawat. Istilah terkenal untuk rudal jenis ini adalah SAM yang merupakan singkatan dari rudal darat ke udara dalam bahasa Inggris yaitu suface-to-air missile. Rudal darat ke udara dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur. SAM terkecil yang dikembangkan oleh Uni Soviet dapat dibawa dan diluncurkan oleh seorang tentara. SAM juga dapat diluncurkan dari kapal, contoh dari jenis ini adalah Aegis.
    [spoiler=Darat ke udara][/spoiler]
    TNI ALSS-N-26 Yakhont antiship cruise missile
    SS-N-26 Yakhont antiship cruise missile
    Beruntunglah TNI AL karena rudal antikapal permukaan terbaru dan tercanggih buatan Rusia, SS-N-26 Yakhont, sudah masuk dalam inventori arsenalnya. Rudal yang mampu melumat sasaran pada jarak maksimum 300 km dan jarak minimum 50 km ini dikabarkan sudah terpasang di salah satu fregat kita dan dalam waktu dekat akan diuji coba penembakannya. Rudal Yakhont dengan dimensi panjang 8,9 meter dan diameter 0,7 meter mampu melesat pada kecepatan Mach 2,5 dengan bobot luncur rudal seberat tiga ton.
    Yakhont SS-N-26Pembelian rudal Yakhont melengkapi inventori rudal C-802 yang juga sudah dimiliki. Dengan demikian, TNI AL paling tidak sudah punya taring-taring tajam yang baru untuk menggasak lawan. Rudal C-802 buatan China, punya kode Yingji-82 (Serangan Elang), mampu menggasak sasaran berupa kapal permukaan hingga jarak maksimum 120 km. Rudal menjelajah menuju sasaran dalam ketinggian 5-7 meter di atas permukaan air laut dengan kecepatan Mach 0,9.
    Selain kedua rudal tadi, TNI AL masih punya beragam jenis torpedo, rudal Harpoon, dan Exocet, meriam 120 mm, 76 mm, 57 mm, 40 mm, 20 mm, hingga yang paling kecil senapan mesin 12,7 mm. Lalu ada juga bom laut, RBU-6000, ASRL/ASROC, Mistral dan sebagainya. Rudal Harpoon maupun Exocet sudah beberapa kali diuji coba, demikian juga dengan roket anti kapal selam RBU-6000.
  5. Peluru kendali udara ke udaraPeluru kendali udara ke udara adalah rudal yang dipasang di pesawat terbang dengan target menghancurkan pesawat musuh. Rudal udara ke udara yang terkenal antara lain adalah AIM-9 Sidewinder buatan Amerika Serikat. Rudal jenis ini dapat mendeteksi target dengan menggunakan pelacak radar, inframerah atau laser. Rudal udara ke udara umumnya berbentuk panjang, silinder tipis untuk mengurangi efek gesekan pada kecepatan tinggi. Rudal ini umumnya digerakkan oleh satu atau lebih roket berbahan bakar padat atau cair. MBDA Meteor buatan Britania Raya menggunakan ramjet dan dapat mencapai kecepatan Mach 4.
    [spoiler=Udara ke Udara][/spoiler]
  6. Peluru kendali anti-tankPeluru kendali anti-tank adalah rudal yang fungsi utamanya untuk menghancurkan tank atau kendaraan lapis baja lainnya. Rudal anti-tank generasi pertama seperti AG-3 Sagger dikendalikan dengan menggunakan joystick. Rudal anti-tank generasi kedua seperti BGM-71 TOW dan AGM-114 Hellfire menggunakan radio, penanda laser atau kamera di ujung rudal. Rudal anti-tank generasi ketiga seperti FGM-148 Javelin buatan AS dan Nag buatan India adalah dari jenis “tembak dan lupakan”. Nag menggunakan pelacak inframerah serta gelombang milimeter.
    [spoiler=Anti Tank][/spoiler]
  7. Peluru kendali anti-balistikPeluru kendali anti-balistik adalah peluru kendali dengan fungsi utama untuk menyergap dan menghancurkan peluru kendali balistik lawan. Rudal anti-balistik jarak pendek antara lain Arrow buatan Israel dan MIM-104 Patriot buatan AS. Sedangkan rudal anti-balistik yang dirancang untuk melawan ICBM sebelumnya hanya ada dua yaitu Safeguard AS yang menggunakan LIM-49A Spartan dan Sprint serta A-35 Rusia. A-35 kemudian dikembangkan menjadi A-135 yang menggunakan Gorgon dan Gazelle. Amerika Serikat kemudian mengembangkan Ground-Based Midcourse Defense.
  8. Peluru kendali anti-satelitPeluru kendali anti-satelit adalah rudal yang memiliki fungsi untuk menghancurkan satelit buatan musuh. Rudal jenis ini antara lain adalah Anti-satellite weapons (ASAT) yang diluncurkan dari pesawat. Rudal jenis ini relatif masih dalam tahap pengembangan.
    [spoiler=Anti Satelit][/spoiler]
  9. TorpedoTorpedo adalah proyektil berpenggerak sendiri yang diluncurkan dari atas permukaan atau di bawah permukaan air yang kemudian meluncur di bawah permukaan air, dirancang untuk meledak pada kontak atau jarak tertentu dengan target. Torpedo dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam, helikopter, pesawat dan ranjau laut. Beberapa contoh torpedo modern antara lain MK 48 AS yang diluncurkan dari tabung torpedo kapal selam dan menggunakan sonar pasif atau aktif, serta VA-111 Shkval buatan Rusia yang menggunakan efek superkavitasi dapat mencapai kecepatan 200 knot atau 370 km/jam.
    [spoiler=torpedo][/spoiler]

SKENARIO PERANG INDONESIA VS MALAYSIA


Panas dinginnya hubungan bertetangga antara Indonesia dengan Malaysia dimana penyebab virus demam itu bermuasal dari arogansi Malaysia yang merasa kastanya lebih tinggi dari Indonesia, lalu seenaknya melecehkan teritori NKRI, budaya NKRI, dan TKI. Situasi ini  memberikan cuaca mendung dan memungkinkan setiap komponen bangsa ini mempersiapkan skenario terburuk untuk melawan arogansi tetangga sebelah itu. Beberapa skenario ganyang Malaysia sudah disiapkan melalui beberapa cara dan salah satunya adalah pre emptive strike menghajar teritori Malaysia melalui serangan dadakan yang tak terduga.

Berbagai unjuk rasa sampai sweeping yang dilakukan terhadap warga Malaysia setidaknya mencatat satu hal penting yaitu permusuhan di kalangan grass root masyarakat Indonesia dengan Malaysia sudah mencapai titik didih.  Seandainya Pemerintah mengisyaratkan sinyal Dwikora jilid 2 maka dalam waktu sesingkatnya TNI bisa melancarkan pre emptive strike.  Simulasinya adalah suatu kejadian di sekitar Maret 2015 dengan sebab yang sama, Ambalat.  TNI mendahului dengan melakukan sabotase obyek vital di Semenanjung dan Kalimantan melalui pasukan khusus yang menyamar sebagai TKI.  

Tak lama kemudian  TNI meluncurkan ratusan rudal yang sudah ready for use di Sarawak dan Sabah dan dalam waktu bersamaan dimulailah serangan amphibi gerak cepat menghancurkan kota Tawao dan Kinabalu. TNI AL pada saat itu sudah memiliki kekuatan 3 divisi Marinir dengan persenjataan lengkap dan pengalaman tempur yang jauh lebih baik dari TLDM baik dari sisi kuantitas dan kualitas. Dalam pada itu 1 pleton Taifib dan Jala Mengkara diluncurkan melalui kapal selam mini untuk hancurkan Scorpene yang sedang berlabuh di pangkalannya di Sabah lewat serangan tak terduga dinihari.

Serangan dan pendaratan pasukan amphibi akan diselesaikan dalam waktu 11 jam yang bergerak dari Sangatta dan Tarakan yang sudah dipersiapkan sebagai basis militer berkekuatan 50 ribu pasukan TNI.  Sebelumnya pantai Tawao dan Kinabalu dihujani bom oleh 8 Sukhoi dan 12 F16.  Kemudian pasukan pendukung AD dan persenjataan berat lainnya diturunkan dari puluhan KRI LPD, LST dalam waktu 24 jam berikutnya. 

Dalam waktu bersamaan 1 Divisi TNI AD dengan dukungan ratusan artileri, tank dan rudal yang sudah digelar di Kalimantan Barat memasuki Kuching dalam satu serangan kilat  8 jam. Karena sudah didahului oleh serangan rudal, maka pusat-pusat combatan, pangkalan udara dan komunikasi Malaysia di Sarawak menjadi lumpuh.  Sementara Perairan Natuna sebelumnya juga sudah diblokade oleh 26 KRI untuk memutus logistik laut Semenanjung dan Borneo.

Lalu bagaimana dengan Sumatra ? TNI di wilayah ini mengirim pasukan komando ke Semenanjung untuk menyusup dan lakukan sabotase mirip rembesan lasykar jihad. Selat Malaka dikawal oleh 34 KRI striking force yang siap menyerang pantai Malaysia.  Melalui penyusupan pasukan komando, obyek-obyek vital di KL dihancurkan dan mengkondisikan TKI dan warga Indonesia yang ada di Malaysia untuk melakukan serangan sporadis, bom bunuh diri, intelijen, sabotase dan pembakaran sehingga menimbulkan kepanikan massif sekalian membalas apa yang telah dilakukan Noordin M Top selama ini. Model propaganda juga dilakukan dengan melakukan provokasi terhadap etnis China dan India untuk melakukan perlawanan terhadap diskriminasi etnis yang terjadi selama ini dan mempersiapkan Anwar Ibrahim merebut kekuasaan dan mengganti bentuk kerajaan menjadi republik Malaysia.

Pada hari yang sama 3 brigade Marinir dari Medan dan Aceh lakukan serangan dadakan ke Penang untuk memecah konsentrasi TDM berperang menuju front yang mana. Karena kebingungan menghadapi 4 front pertempuran sekaligus (Sabah, Sarawak, Natuna dan Penang) membuat TDM kebingungan, panik dan tidak mampu lakukan konsolidasi karena telah terjadi kerusuhan rasial di Semenanjung, Serawak dan Sabah. Sementara dari Riau ratusan kapal nelayan yang berisi pasukan para militer Indonesia dan sukarelawan merembes dan mendarat secara besar-besaran lalu lakukan sabotase, pembakaran dan mengajak warga Indonesia yang ada di Johor untuk lakukan apa saja untuk membuat huru-hara horizontal sehingga menimbulkan perkelahian massal dan ketakutan yang luar biasa bagi warga Malaysia.

Lalu dimana posisi TNI AU. Dengan kekuatan  pesawat tempur  32 Sukhoi, 40 F16, 36 Hawk, 12 F5E, 16 Yak 130, 16 Super Tucano TNI AU tidak melakukan serangan udara ke wilayah Semenanjung karena serangan pre emptive sudah dilakukan melalui rudal-rudal berjarak jangkau 300 km dan mampu melumpuhkan pusat-pusat militer dan komunikasi Malaysia.  Meskipun begitu TNI AU bersiap untuk dog fight dengan TUDM dengan taktik biarkan lawan masuk ke wilayah NKRI baru digebuk dan dihancurkan. Wilayah Indonesia yang luas ini membuat TUDM tak fokus mau lakukan serangan udara ke area mana apalagi seluruh pangkalan udara di Sarawak dan Sabah telah dihancurkan rudal-rudal Lapan yang menggetarkan itu.

Serangan langsung ke wilayah teritori Malaysia diskenariokan hanya berlangsung 7 hari karena Indonesia tidak berambisi ekspansi teritorial. Setelah melewati waktu itu seluruh PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) TNI ditarik mundur setelah pengkondisian di dalam negeri Malaysia berjalan mulus yaitu menimbulkan konflik horizontal diantara sesama penduduk Malaysia kemudian mendukung Anwar Ibrahim menjadi presiden Malaysia setelah bentuk kerajaan diganti menjadi republik dan mempercepat pembentukan negara Sabah dan Sarawak di Kalimantan.

Berikut disampaikan peta kekuatan TNI dan cadangan nasional yang dimiliki NKRI, sebuah kekuatan yang tak mampu ditandingi Malaysia, apalagi kalau bicara kekuatan nasionalisme dan heroik yang dimiliki bangsa ini

TNI AD  memiliki pasukan tempur 260.000 orang (Kopassus, Kostrad, Kodam).  Jumlah pasukan cadangan mencapai 6 juta personil.  TNI AD dilengkapi dengan 1.200 Tank, 1.700 Panser, Artileri / Roket  2.200 unit, Rudal 900 unit, Heli Tempur 90 unit.  Konsentrasi arsenal TNI AD ada di pulau Kalimantan.

TNI AL memiliki kekuatan 95.000 pasukan termasuk 3 divisi Marinir dengan jumlah armada 196 KRI dari berbagai jenis (Fregat, Korvet, KCR, LPD, LST).  Kapal selam yang dimiliki berjumlah 6 unit dan menjadi alat pukul strategis untuk menghancurkan kapal diraja Malaysia yang lewat di selat Malaka, Laut Natuna dan Ambalat.  Marinir memiliki 750 tank amphibi dan 820 panser amphibi disamping howitzer, roket dan rudal.

TNI AU memiliki kekuatan pesawat tempur  32 Sukhoi, 40 F16, 36 Hawk, 12 F5E, 16 Yak 130, 16 Super Tucano, 6 pesawat intai strategis, 12 pesawat intai taktis, 40 pesawat angkut berat Hercules, 24 pesawat  UAV dan rudal anti serangan udara jarak sedang.

Nah sekarang dengan skenario perang ini mampukah Malaysia menandingi kekuatan NKRI yang jauh lebih besar dari kekuatan yang dimiliknya, terutama kekuatan nasionalisme dan heroik yang dimiliki seluruh anak bangsa. Pesan yang ingin disampaikan melalui tulisan ini adalah agar jiran sebelah itu mampu memberikan nuansa bertetangga yang baik, tidak arogan, tidak melecehkan tetangga, saling menghormati dan toleransi. Jangan sampai kondisi terburuk itu yang terjadi, jangan bangunkan macan yang sedang tidur, jangan buat harga diri bangsa Indonesia menjadi macan yang terluka. Kalau itu yang terjadi, siap-siaplah menjadi almarhum kerajaan Malaysia.

KEDAHSYATAN RUDAL JELAJAH TOMAHAWK



Tomahawk Land Attack Missile (TLAM)
 atau Peluru Kendali Serang Darat Tomahawk adalah peluru kendali yang mampu menjangkau hingga jarak 2500 Km, mampu beroperasi di segala cuaca, mempunyai kecepatan subsonik (880 Km/jam) dan mampu di luncurkan dari kapal selam, di kedalaman laut. 

Tomahawk adalah sebuah rudal (peluru kendali) jelajah atau dalam istilah internasional dikenal sebagai Cruise missile buatan Amerika Serikat  yang dipakai oleh angkatan laut AS, (US Navy) 


Dengan panjang 5,56 - 6,25 meter, Tomahawk berbobot antara 1.192,5 kg sampai 1.440 kg. Rudal itu sanggup mengangkut beban untuk hulu ledak konvensional sampai 500 kg.


Mulai di perkenalkan tahun 1970an oleh perusahaan General Dynamics. Awalnya rudal ini dibuat untuk dapat diluncurkan dari kapal selam. Tapi, seiring berkembangnya teknologi, rudal Tomahawk pun turut mendapat polesan sana sini terutama dari sisi teknologi navigasi dan mesin, untuk mampu mengikuti perkembangan jaman. Saat ini Rudal Tomahawk diproduksi oleh pabrik Raytheon dan sebagian lagi di produksi oleh McDonnell Douglas.


Sekarang Tomahawk tidak hanya bisa diluncurkan dari kapal selam , tetapi bisa juga diluncurkan dari moda lain seperti kapal laut, peluncur darat bahkan dari pesawat terbang.


Untuk urusan hulu ledak, rudal ini bisa dipasangi bermacam2 hulu ledak, baik konvensional, TNT maupun nuklir. berat dan ukuran hulu ledak pun bervariasi, tergantung tipe rudal dan kebutuhannya. Tiap-tiap rudal ini mempunyai berat 1.440 kg.

Ada beberapa varian dari Rudal Tomahawk ini, diantaranya adalah ; rudal tomahawk serang darat TLAM-C, rudal tomahawk yang mampu melepaskan bom atau bomblet-dispensing land attack TLAM-D, Rudal tomahawk dengan hulu ledak nuklir ataunuclear land attack TLAM-A dan TLAM-N (tidak dikembangkan), dan Rudal Tomahawk anti kapal permukaan atau Anti-Ship Missile (TASM).

Semua jenis rudal tomahawk menggunakan pemandu : Global Positioning System (GPS), terrain contour matching (TERCOM), agar dapat terbang rendah menyusuri kontur bumi, oleh karenanya tidak jarang rudal ini terbang hanya di ketinggian beberapa puluh meter saja. Deteksi sinar infra merah juga hampir mustahil, karena mesin turbofan hanya memancarkan sedikit sekali panas. Rudal Tomahawk juga dilengkapi sistem Korelasi Pencocokan Area Digital, kontrol Time of Arrival (waktu tempuh), dan mesin turbo.

Rudal itu dapat digunakan untuk menggempur berbagai sasaran tidak bergerak, seperti pusat-pusat komunikasi dan pertahanan udara, termasuk sasaran yang sangat sulit sekalipun. Untuk menggempur sasaran di darat, Tomahawk dituntun oleh radar jarak jauh Tercom dengan kemampuan mengenali kontur daratan. Radar tersebut memakai data peta-peta untuk menentukan posisi rudal tersebut. Jika diperlukan, arah dan posisi rudal bisa dibetulkan agar tepat sasaran.

Akurasi Tinggi


Tomahawk sanggup melakukan operasi serangan tanpa awak jarak jauh, dengan kemampuan tinggi. Ketepatannya bisa dibilang luar biasa, karena sanggup mengenali titik sasaran sangat kecil sekalipun.

Rudal tersebut dapat membawa hulu ledak nuklir atau hulu ledak konvensional. Kapabilitas serbuan AL AS sangat bertumpu pada sistem rudal Tomahawk, karena senjata itu terbukti ampuh untuk misi-misi kontijensi. 


Gempuran Tomahawk diharapkan dapat menghalangi atau menunda gerakan militer lawan, meniadakan kemampuan operasi udara pihak lawan, serta menekan sistem pertahanan udara.


Selain itu, rudal tersebut digunakan untuk menghantam sasaran bernilai tinggi, seperti fasilitas pembangkit listrik, simpul-simpul kontrol dan komando, serta fasilitas penyimpanan dan perakitan senjata.

Jangkauan jelajah rudal tersebut mencapai 1.120 km dengan kecepatan 880 km per jam. Kecepatan tinggi dan jarak tempuh sejauh itu tidak mengurangi akurasinya dalam mencapai sasaran.


Hingga saat ini hanya 3 (tiga) negara yang telah memiliki rudal tomahawk yaitu : Amerika Serikat yang diopersikan oleh US Navy, Inggris yang dioperasikan oleh Royal Navy dan yang terakhir adalah Spanyol.

Angkatan laut Amerika telah menggunakan rudal ini dalam berbagai peperangan “nyata”, wajar kalau rudal ini mendapat gelar battle proven, pengalamannya sudah cukup banyak, dari mulai perang teluk di awal 90-an hingga perang Irak di medio 2000-an. dengan peralatan navigasi yang canggih, akurasi rudal ini tidak perlu diragukan, makanya AL AS tetap setia memakainya walaupun harga per unitnya tidak murah, sekitar 1-1.5 juta Dollar AS.
 
baca juga : Rudal canggih Rusia 
                Rudal korea utara 
                Rudal Iran

Senin, 04 Februari 2013

RUDAL TAEPODONG 2 MAMPU MENCAPAI JAKARTA ???

Inilah Kehebatan Rudal Taepodong 2 Korea Utara Mampu Mencapai Jakarta. Ternyata diam diam Korea Utara menyimpan kekuatan begitu mengerikan dengan rudal jarak jauhnya belum lagi dengan uji coba nuklir yang masih menjadi rahasia apakah telah mengalami kemajuan yang dahsyat.. sungguh terlihat mengerikan jika konflik semenanjung korea ini terus berlanjut. Salah satu senjata yang menjadi andalan Korea Utara adalah Rudal Taepodong. Konon, rudal ini adalah salah satu rudal yang paling mematikan di dunia.

analisis daya jelajah Rudal Taepodong 2 Korea Utara

Inilah Kehebatan Rudal Taepodong 2 Korea Utara Mampu Mencapai Jakarta [FULL FOTO + VIDEO].











Rudal Taepodong-1 terdiri dari bagian Nodong dan Scud yang jaraknya bisa mencapai radius 2.900 km. Korea Utara kini tengah membuat ulang penerusnya yang bernama Taepodong-2 yang kehebatan ledakannya jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya karena memiliki tiga tahapan.
Sebelumnya, korea utara pernah menguji rudal Taepodong-1 di atas Jepang Utara pada Agustus 1998, dan setelah itu diuji kembali pada tahun 2006 namun gagal.

Pembangunan Taepodong-2 memiliki jangkauan ledakan antara 6.000 km dan 10.000 km. Jika rudal itu diluncurkan, kekuatannya akan meningkat dan dapat menjangkau Inggris, Australia, bahkan Amerika Serikat bagian barat hingga pertengahan.

Ahli pertahanan Korea Utara mengatakan saat ini, Taepodong-2 asli kini sedang digantikan lagi dengan model yang lebih baru dan tentunya memiliki kemampuan yang lebih dahsyat yaitu jangkauan ledakan radius hingga 15.000 km.

Korea Utara diyakini memiliki lebih dari 800 rudal balistik, termasuk peluru kendali jarak jauh yang dapat menembak sasaran-sasaran di Amerika Serikat. Negara komunis ini pertama kali memperoleh rudal-rudal taktis itu dari Uni Soviet pada awal 1969. Namun, rudal-rudal Scud pertama dilaporkan datang melalui Mesir pada 1976. Kairo memasok peluru kendali Scud B kepada Pyongyang dengan imbalan berupa bantuan melawan Israel dalam Perang Yom Kippur 1973.


Berikut ini adalah jenis-jenis rudal yang dimiliki Korea Utara.

Tapeodong-1
Memiliki jarak tembak 2.200 kilometer dan sedikit lebih akurat ketimbang Nodong. Peluru kendali jenis ini sudah diuji coba pada Agustus 1998 di atas wilayah utara Jepang.
Taepodong-1 dapat menjangkau pangkalan militer Amerika di Okinawa. Namun, proses peluncurannya membutuhkan persiapan lama sehingga lebih cepat diketahui musuh.

Taepodong X
Rudal berbasis darat ini masih dalam pengembangan dan belum diuji coba. Taepodong X diyakini mempunyai jarak tembak 4.000 kilometer sehingga mampu menjangkau pangkalan militer Amerika di Guam. Peluru kendali jenis ini dapat ditembakkan dari sistem peluncuran mobil.

Mempunyai jarak tembak 5.000-6.000 kilometer dan mampu menjangkau Hawaii, Alaska, dan wilayah pantai barat Amerika. Persiapan peluncurannya membutuhkan waktu lama.

Bahkan rudal Taepodong 2 mampu menjangkau Jakarta dalam jarak efektif sasaran tembak. Rudal ini juga mampu mencapai Pakistan dan India. Rudal Taepodong-2 akurat dan mampu membawa kepala nuklir ukuran besar.



Baca juga :
 senjata rudal korea utara

 Rudal korsel yang bisa membumihanguskan korut



sumber : dikutip dari berbagai artikel di google

PERLOMBAAN SENJATA RUSIA dan BARAT ( NUKLIR DAN KONVENSIONAL)

Pemerintah Rusia dalam beberapa tahun terakhir mangambil langkah-langkah penting sejalan dengan program modernisasi angkatan bersenjata dan juga mempersenjatai militer dengan peralatan tempur canggih.
 
Para pejabat tinggi militer dan politik Moskow menekankan penambahan anggaran militer dan modernisasi peralatan tempur dengan tujuan meningkatkan kemampuan pasukan militer Rusia. Mereka juga menegaskan penguatan kemampuan nuklir sebagai pilar utama pertahanan Rusia. Saat ini, Rusia sedang meningkatkan kemampuan rudal-rudal balistik baru dan memproduksi senjata-senjata baru.
 
Panglima Kesatuan Rudal Strategis Rusia, Kolonel Jenderal Sergei Karakayev mengatakan, Rusia sedang mengembangkan rudal balistik antarbenua baru untuk menggantikan rudal-rudal lama, termasuk Topol-M (SS-27 Sickle B) dan Yars (RS-24).
 
Topol-M adalah rudal ini berdaya jelajah hingga 11.000 kilometer dan mampu membawa hingga empat hulu ledak nuklir terpisah, yang berdaya ledak hingga 800 kiloton.
 
Pengembangan rudal dengan daya hancur maksimum dan berkemampuan manuver tinggi itu merupakan jawaban Rusia atas rencana Amerika Serikat menggelar sistem perisai rudal canggih di Eropa.
 
Presiden Vladimir Putin dalam sebuah rapat untuk membahas program pemerintah memproduksi senjata nuklir mengatakan, "Kami tidak berniat melakukan perlombaan senjata, tapi tidak seorang pun berhak meragukan kemampuan arsenal nuklir dan sistem pertahanan udara Rusia."
 
Menurut Putin, senjata atom sebagai penjamin utama kedaulatan dan wilayah teritorial Rusia, memainkan peran kunci dalam menjaga perimbangan kekuatan dan stabilitas kawasan dan dunia. Dia juga menekankan kerjasama yang lebih erat di antara angkatan bersenjata Rusia untuk meningkatkan kemampuan persenjataan nuklir.
 
Diperkirakan bahwa jika program tersebut sepenuhnya terealisasi, pada tahun 2020 senjata dan peralatan tempur modern akan membentuk 85 persen dari seluruh persenjataan pasukan Rusia.
 
Putin juga menolak mengurangi senjata strategis secara sepihak. Dia menegaskan bahwa Rusia tidak akan menutup mata dari senjata nuklirnya selama senjata-senjata konvensional belum bisa setara dengannya. Berdasarkan Kesepakatan Pengurangan Senjata Strategis (START), Rusia dan AS berkomitmen untuk mengurangi jumlah hulu ledak nuklirnya menjadi 1.550.
 
Menurut beberapa laporan, AS menyimpan 9.500 hulu ledak nuklir, sementara Rusia memiliki sekitar 13.000 hulu ledak nuklir. Dari jumlah itu, 2.500 hulu ledak nuklir AS dan sekitar 5.000 hulu ledak nuklir Rusia siap digunakan.
 
Putin telah melakukan upaya luas untuk menghidupkan kembali militer Rusia dan meningkatkan kemampuan mereka. Di antara program Putin adalah memperkuat kemampuan strategis nuklir dan juga melibatkan tentara yang berpengalaman dalam struktur militer Rusia. 

baca juga :*  Rudal balistik antar benua Topol MM

                * Rudal canggih Rusia
 
               

sumber : http://indonesian.irib.ir/fokus/-/asset_publisher/v5Xe/content/perlombaan-senjata-antara-rusia-dan-barat