Selasa, 21 Mei 2013

SEJARAH KOPASSUS (pasukan elite Indonesia)

Sejarah Kopassus (pasukan elite Indonesia)






Siapa yang tidak kenal nama kopassus ? Komando pasukan khusus, Bahkan pasukan elite ini pernah mengalahkan SAS pasukan terkenal elit dari inggris. Selamat menyimak sejarah kopassus berikut.




Komando Pasukan Khusus yang disingkat menjadi Kopassus adalah bagian dari Bala Pertahanan Pusat yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat yang memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.
Dalam perjalanan sejarahnya, Kopassus berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas yang berat. Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus diantaranya adalah operasi penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur, operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, serta berbagai operasi militer lainnya.

Prajurit Kopassus dapat mudah dikenali dengan baret merah yang disandangnya, sehingga pasukan ini sering disebut sebagai pasukan baret merah. Kopassus memiliki moto Berani, Benar, Berhasil.

Sejarah Kopassus
Kesko TT III/Siliwangi

Pada tanggal 15 April 1952, Kolonel A.E. Kawilarang mendirikan Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT). Ide pembentukan kesatuan komando ini berasal dari pengalamannya menumpas gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku. Saat itu A.E. Kawilarang bersama Letkol Slamet Riyadi
(Brigjen Anumerta) merasa kesulitan menghadapi pasukan komando RMS. A.E. Kawilarang bercita-cita untuk mendirikan pasukan komando yang dapat bergerak tangkas dan cepat.

Komandan pertama saat itu adalah Idjon Djanbi. Idjon Djanbi adalah mantan kapten KNIL Belanda kelahiran Kanada, yang memiliki nama asli Kapten Rokus Bernardus Visser. Pada tanggal 9 Februari 1953, Kesko TT dialihkan dari Siliwangi dan langsung berada di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

KKAD
Pada tanggal 18 Maret 1953 Mabes ABRI mengambil alih dari komando Siliwangi dan kemudian mengubah namanya menjadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD).

RPKAD
Tanggal 25 Juli 1955 organisasi KKAD ditingkatkan menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang tetap dipimpin oleh Mochamad Idjon Djanbi.

Tahun 1959 unsur-unsur tempur dipindahkan ke Cijantung, di timur Jakarta. Dan pada tahun 1959 itu pula Kepanjangan RPKAD diubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Saat itu organisasi militer itu telah dipimpin oleh Mayor Kaharuddin Nasution.
Pada saat operasi penumpasan DI/TII, komandan pertama, Mayor Idjon Djanbi terluka, dan akhirnya digantikan oleh Mayor RE Djailani.

Puspassus AD
Pada tanggal 12 Desember 1966, RPKAD berubah pula menjadi Pusat Pasukan Khusus AD (Puspassus AD). Nama Puspassus AD ini hanya bertahan selama lima tahun. Sebenarnya hingga tahun 1963, RPKAD terdiri dari dua batalyon, yaitu batalyon 1 dan batalyon 2, kesemuanya bermarkas di Jakarta. Ketika, batalyon 1 dikerahkan ke Lumbis dan Long Bawan, saat konfrontasi dengan Malaysia, sedangkan batalyon 2 juga mengalami penderitaan juga di Kuching, Malaysia, maka komandan RPKAD saat itu, Letnan Kolonel Sarwo Edhie -karena kedekatannya dengan Panglima Angkatan Darat, Letnan Jenderal Ahmad Yani, mengusulkan 2 batalyon 'Banteng Raider' bentukan Ahmad Yani ketika memberantas DI/TII di Jawa Tengah di upgrade di Batujajar, Bandung menjadi Batalyon di RPKAD, masing-masing Batalyon 441"Banteng Raider III", Semarang ditahbiskan sebagai Batalyon 3 RPKAD di akhir tahung 1963. Menyusul kemudian Batalyon Lintas Udara 436 "Banteng Raider I", Magelang menjadi Batalyon 2 menggantikan batalyon 2 lama yang kekurangan tenaga di pertengahan 1965. Sedangkan Batalyon 454 "Banteng Raider II" tetap menjadi batalyon di bawah naungan Kodam Diponegoro. Batalyon ini kelak berpetualang di Jakarta dan terlibat tembak menembak dengan Batalyon 1 RPKAD di Hek.




Kopassandha
Tanggal 17 Februari 1971, resimen tersebut kemudian diberi nama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).
Dalam operasi di Timor Timur pasukan ini memainkan peran sejak awal. Mereka melakukan operasi khusus guna mendorong integrasi Timtim dengan Indonesia. Pada tanggal 7 Desember 1975, pasukan ini merupakan angkatan utama yang pertama ke Dili. Pasukan ini ditugaskan untuk mengamankan lapangan udara. Sementara Angkatan Laut dan Angkatan Udara mengamankan kota. Semenjak saat itu peran pasukan ini terus berlanjut dan membentuk sebagian dari kekuatan udara yang bergerak (mobile) untuk memburu tokoh Fretilin, Nicolaus Lobato pada Desember 1978. Pada tahun 1992 menangkap penerus Lobato, Xanana Gusmao, yang bersembunyi di Dili bersama pendukungnya.


Kopassus
Dengan adanya reorganisasi di tubuh ABRI, sejak tanggal 26 Desember 1986, nama Kopassandha berubah menjadi Komando Pasukan Khusus yang lebih terkenal dengan nama Kopassus hingga kini.
ABRI selanjutnya melakukan penataan kembali terhadap grup di kesatuan Kopassus. Sehingga wadah kesatuan dan pendidikan digabungkan menjadi Grup 1, Grup 2, Grup 3/Pusdik Pasuss, serta Detasemen 81.
Sejak tanggal 25 Juni 1996 Kopasuss melakukan reorganisasi dan pengembangan grup dari tiga Grup menjadi lima Grup.
• Grup 1/Parakomando — berlokasi di Serang, Banten
• Grup 2/Parakomando — berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
• Grup 3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus — berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
• Grup 4/Sandhi Yudha — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
• Grup 5/Anti Teror — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Detasemen 81, unit anti teroris Kopassus, ditiadakan dan diintegrasikan ke grup-grup tadi. Sebutan bagi pemimpin Kopassus juga ditingkatkan dari Komandan Kopassus yang berpangkat Brigjen menjadi Komandan Jendral (Danjen) Kopassus yang berpangkat Mayjen bersamaan dengan reorganisasi ini.

Struktur Satuan Kopassus
Perbedaan struktur dengan satuan infanteri lain

Struktur organisasi Kopassus berbeda dengan satuan infanteri pada umumnya. Meski dari segi korps, para anggota Kopassus pada umumnya berasal dari Korps Infanteri, namun sesuai dengan sifatnya yang khusus, maka Kopassus menciptakan strukturnya sendiri, yang berbeda dengan satuan infanteri lainnya.
Kopassus sengaja untuk tidak terikat pada ukuran umum satuan infanteri, hal ini tampak pada satuan mereka yang disebut Grup. Penggunaan istilah Grup bertujuan agar satuan yang dimiliki mereka terhindar dari standar ukuran satuan infanteri pada umumnya (misalnya Brigade). Dengan satuan ini, Kopassus dapat fleksibel dalam menentukan jumlah personel, bisa lebih banyak dari ukuran brigade (sekitar 5000 personel), atau lebih sedikit.


Lima Grup Kopassus

Secara garis besar satuan dalam Kopassus dibagi dalam lima Grup, yaitu:
• Grup 1/Para Komando — berlokasi di Serang, Banten
• Grup 2/Para Komando — berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
• Pusat Pendidikan Pasukan Khusus — berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
• Grup 3/Sandhi Yudha — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
• Satuan 81/Penanggulangan Teror — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur

Kecuali Pusdikpassus, yang berfungsi sebagai pusat pendidikan, Grup-Grup lain memiliki fungsi operasional (tempur). Dengan demikian struktur Pusdikpassus berbeda dengan Grup-Grup lainnya. Masing-masing Grup (kecuali Pusdikpassus), dibagi lagi dalam batalyon, misalnya: Yon 11 dan 12 (dari Grup 1), serta Grup 21 dan 22 (dari Grup 2).

Jumlah personel
Karena Kopassus merupakan pasukan khusus, maka dalam melaksanakan operasi tempur, jumlah personel yang terlibat relatif sedikit, tidak sebanyak jumlah personel infanteri biasa, dengan kata lain tidak menggunakan ukuran konvensional mulai dari peleton hingga batalyon. Kopassus jarang sekali (mungkin tidak pernah) melakukan operasi dengan melibatkan kekuatan satu batalyon sekaligus.

Istilah di kesatuan
Karena berbeda dengan satuan pada umumnya, satuan di bawah batalyon bukan disebut kompi, tetapi detasemen, unit atau tim. Kopassus jarang melibatkan personel yang banyak dalam suatu operasi. Supaya tidak terikat dengan ukuran baku pada kompi atau peleton, maka Kopassus perlu memiliki sebutan tersendiri bagi satuannya, agar lebih fleksibel.
Pangkat komandan
• Komandan Grup berpangkat Kolonel,
• Komandan Batalyon berpangkat Letnan Kolonel,
• Komandan Detasemen, Tim, Unit, atau Satuan Tugas Khusus, adalah perwira yang pangkatnya disesuaikan dengan beban tugasnya (mulai Letnan sampai Mayor).



Grup 1/Para Komando
Grup 1/Para Komando adalah satuan setingkat Brigade, yang merupakan bagian dari Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dan didirikan pada tanggal 23 Maret 1963. Grup ini bermarkas di Serang, Banten, dengan Komandan Grup pertama kali adalah Mayor L.B. Moerdani. Dhuaja yang digunakan adalah Eka Wastu Baladhika, yang diciptakan oleh Kopral Satu Suyanto. Komandan saat ini adalah Kolonel Inf. Teddy Lhaksmana, dengan jumlah personil sebanyak 1.274 orang.

Sejarah
Garis waktu
• 23 Maret 1963, Batalyon 1 Para Komando diresmikan
• 1964, Mayor Inf. L.B. Moerdani digantikan oleh Mayor Inf. C.I. Santosa
• 1967, penyebutan batalyon diganti menjadi grup yang setingkat brigade.
• 1967, Dhuaja Grup 1 Eka Wastu Baladika diciptakan oleh Koptu Suyanto
• 1969, Kopassandha mulai melakukan latihan gabungan dengan angkatan lain
• 1974, Suksesi dari angkatan 45 ke generasi akademi, ada isu Kopassandha bakal dihapus
• 1978-1983, Komandan Grup terlama dipegang oleh Letkol Inf. Wismoyo Arismunandar
• 1981, Grup 1 dipindahkan dari Cijantung ke Serang
• 1983, Denpur 11 menyusul ke Serang
• 1986, Regrouping dari 1.736 orang menjadi 981 orang. Regrouping melahirkan dua batalyon.
• 1 Juli 1996, Batalyon ketiga terbentuk
• 14 Februari 2004, Kolonel Inf. Teddy Lhaksmana menjadi komandan Grup ke-17 atau ke-19 jika dihitung dari era batalyon.

Awal berdiri
Sejarahnya diawali pembentukan Batalyon 1 RPKAD pada tanggal 23 Maret 1963 dengan komandan Mayor L.B. Moerdani. Pada tahun 1967 istilah batalyon diganti dengan grup yang berkekuatan setingkat brigade dan mulai mengunakan dhuaja .

Pada tahun 1996 diregrouping dari 3 detasemen menjadi 2 batalyon dan pada tahun itu juga dibentuk Batalyon 13 untuk melengkapi agar grup terdiri dari 3 batalyon.

Anggota pasukan yang gugur
Jumlah anggota Grup 1 yang gugur sebanyak 120 orang dari sembilan medan tugas, dengan rincian sebagai berikut:
1. Operasi Timor Timur : 66 orang
2. Operasi Dwikora di Kalimantan : 21 orang
3. Operasi Tumpas di Sulawesi Selatan : 4 orang
4. G30S/PKI : 5 orang
5. Operasi PGRS/Paraku : 2 orang
6. Operasi Wibawa di Irian : 5 orang
7. Operasi Aceh (1991-2004) : 15 orang
8. Operasi Tergabung Garuda 12 di Kamboja : 1 orang
9. Operasi Maluku dan Maluku Utara : 1 orang

Organisasi pasukan
Kekuatan Grup 1/Para Komando terdiri dari 1.274 personel dalam tiga batalyon tempur yaitu:
1. Batalyon 11/Astu Seno Baladhika
2. Batalyon 12/Asabha Seno Baladhika
3. Batalyon 13/Thikkaviro Seno Baladhika
Setiap batalyon terdiri dari 3 kompi. Setiap kompi dipecah lagi menjadi 3 peleton, yang masing-masing peleton beranggotan 39 orang. Dan setiap peleton terdiri dari 3 unit kecil yang disebut regu berkekuatan 10 orang.
Regu

Setiap regu hanya berkekuatan 10 orang, yang dipimpin oleh seorang bintara, dimana masing-masing orang memiliki keahlian masing-masing. Komposisi regu terdiri dari :
1. Komandan Regu (Danru),
2. Wakil Komandan Regu (Wadanru),
3. Penembak senapan 1
4. Penembak senapan 2,
5. Bintara Zeni Demolisi,
6. Tamtama Perhubungan,
7. Tamtama Kesehatan,
8. Penembak Senapan Mesin Ringan Ultimax 100,
9. Penembak senapan 3/Pembantu penembak Senapan Mesin Ringan, dan
10. Penembak senapan 4.

Komandan Grup 1
Diantara mereka yang pernah menjabat Komandan Grup 1/Para Komando adalah:
1. Mayor Inf. L.B. Moerdani, 1963-1964
2. Mayor Inf. C.I. Santosa, 1964-1967
3. Letkol Inf. S. Soekoso
4. Kolonel Inf. H.H. Djajadiningrat
5. Letkol Inf. Samsudin (Atekad 1960)
6. Letkol Inf. Soegito, 1975-1978
7. Letkol Inf. Wismoyo Arismunandar, 1978-1983
8. Kolonel Inf. Teddy Lhaksmana, 2004-sekarang

Persenjataan
Saat ini Grup 1/Para Komando memiliki persenjataan yang ringan dibawa tetapi efektif, jenis yang digunakan adalah:
1. Senapan Serbu 1 buatan Pindad
2. Pelontar Granat SPG-1 kaliber 40 mm
3. Pistol SiG Sauer P226 untuk komandan kompi ke atas, dan Pistol P1 buatan Pindad untuk di bawahnya.
4. Night Vission Goggles (NVG)
5. Shotgun MOD M3 Super 90
6. Sniper Accuracy International 7,62 mm
7. Sniper Galil 7,62 mm
8. Senapan Mesin Ultimax 100.[1]


Grup 2/Para Komando
Grup 2 Kopassus/Para Komando adalah satuan setingkat Brigade, yang merupakan bagian dari Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dan didirikan pada tahun 1962. Grup ini bermarkas di Kartasura, Sukoharjo, dengan Komandan Grup pertama kali adalah Mayor Inf Sugiarto .
Dhuaja yang digunakan adalah Dwi Dharma Bhirawa Yudha, dengan lambang Naga Terbang yang bermakna Satuan kedua dari Komando Pasukan Khusus yang selalu siap sedia berjuang membela negara dan bangsa dengan gagah berani dan selalu jaya dalam setiap pertempuran.
Komandan saat ini adalah Kolonel Inf. Asep Subarkah Yusuf lulusan Akademi Militer tahun 1984, dengan jumlah personil sebanyak 1.459 orang. Kasi Ops Kapten Inf Suwondo.
Grup 2 terdiri dari :
• Batalyon 21 dan Batalyon 22 yang bermarkas di Kartasura, Jawa Tengah,
• Batalyon 23 bermarkas di Parung, Bogor.


Pusat Pendidikan Pasukan Khusus
Pusat Pendidikan Pasukan Khusus atau disingkat Pusdikpassus adalah sekolah awal untuk melatih pasukan para komando, khususnya yang akan bergabung ke Kopassus. Pusdik ini bermarkas di Batujajar, Jawa Barat.
Sebagai lembaga pendidikan, Pusdikpassus dibagi berdasarkan fungsi pelatihannya. Secara garis besar, ada tiga kejuruan utama, yaitu:
1. Para,
2. Komando dan
3. Sandi Yudha.
Lembaga pendidikan ini menyediakan kursus-kursus spesialis lain, yang juga terbuka bagi anggota Angkatan Darat di luar Kopassus seperti: Kompi Pemburu, Scuba, Daki Serbu, Demolisi, Pandu Udara (Path Finder), dan Penembak Runduk (Sniper).


Grup 3/Sandhi Yudha
Grup 3/Sandhi Yudha adalah satuan Kopassus yang bertugas sebagai intelijen di medan pertempuran yang dibentuk pada tanggal 24 Juli 1967. Grup 3/Sandhi Yudha ini bermarkas di Markas Komando Cijantung, Jakarta Timur. Calon Personil di Grup ini diseleksi sangat ketat di internal mulai dari calon prajurit yang masih pendidikan hingga personil yang sudah bertugas aktif di kesatuan tetapi punya bakat intelijen yang kemudian akan dilatih lagi.
Pelatihan yang dilakukan

Dasar latihannya sama dengan Prajurit Kopassus lainnya yaitu Kursus Para (2,5 bulan), Sekolah Komando (6 bulan) ditambah kursus lainnya seperti PH (Perang Hutan), PJD (Perang Jarak Dekat), Spursus (Sekolah tempur khusus), Dakibu (Pendaki Serbu) tetapi setelah itu para calon intel tempur ini dididik lebih khusus lagi yaitu pendidikan Sandhi Yudha di Pusdik Passus, Batujajar, Bandung yang materi pendidikannya adalah intelijen dan pengetahuan pendukung untuk intelijensia di medan operasi seperti penyamaran, navigasi, bela diri khusus, penggunaan alat-alat khusus intelijen dan lain-lain. Bahkan beberapa personil terpilih dari Grup ini dikirim lagi untuk sekolah ke Pusat Pendidikan Intelijen Militer di luar negeri seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris bahkan Israel. Diantara seluruh jenis prajurit di Kopassus yang paling spesifik pendidikannya adalah prajurit di Grup 3/Sandhi Yudha.

Operasi lapangan
Biasanya dalam prosedur tetap operasi di lapangan sebelum Grup Parakomando atau Grup Anti teror digelar ke medan operasi, personil dari Grup Sandhi Yudha ditugaskan terlebih dahulu sebagai intel tempur untuk mengumpulkan informasi intelijen dari lapangan. Selain digunakan secara internal oleh Kopassus. Prajurit-prajurit sandhi yudha ini juga sering di BKO-kan ke Kodam-kodam atau satuan-satuan lain. Pada masa DOM di Aceh, prajurit dari grup ini banyak yang di BKO-kan di bawah Komando Penguasa Darurat Sipil dan Militer di sana, dimana mereka dibuat dalam satuan SGI (Satuan Grup Intelijen). Dalam situasi tertentu mereka ada juga yang ditugaskan sebagai freelance tanpa satuan resmi,dalam hal ini mereka akan dilengkapi dengan identitas sipil seperti KTP dan kadang-kadang punya kartu kuning pencari kerja dari Dinas Tenaga Kerja. Para freelance inilah yang punya potensi besar menjadi disertir.
Termasuk juga dalam menghadapi OPM di Papua (seperti kasus terbunuhnya Theys Hiyo Eluay), kasus penculikan aktifis di awal reformasi juga dilakoni oleh prajurit sandhi yudha yang tergabung dalam Tim Mawar. Bahkan di BIN (Badan Intelijen Negara), banyak personil operasinya alumnus dari Sandhi Yudha dan dalam tugas-tugas intelijennya masih sering memakai personil aktif dari Grup 3/Sandhi Yudha. Tetapi ada beberapa dari mereka yang bernasib sangat ironis yaitu hilang tanpa jejak di medan tugasnya atau bahkan sengaja menghilangkan diri dan dan diisukan bergabung dengan organisasi-organisasi paramiliter di pelosok-pelosok negeri ini. Masalah kurangnya kesejahteraan menjadi alasan utama para disertir ini untuk meninggalkan tugasnya,sementara organisasi-organisasi para-militer yang bermisi separatisme maupun yang berorientasi bisnis menawarkan keuntungan dari segi ekonomi buat mereka. Mereka juga sering menjadi pelaku black market di medan operasi untuk membantu kelompok yang seharusnya menjadi target operasinya.


Informasi yang diperoleh
Tetapi terlepas dari semua kasus dan isu-isu miring yang menerpa Kopassus sebagai rumahnya para Prajurit Sandhi Yudha, mereka memiliki kontribusi yang sangat signifikan khususnya dalam hal intelijen di Negeri ini. Banyak informasi dari para alumnus Sandhi Yudha maupun yang masih aktif di Grup 3 terhadap negara yang menyangkut gangguan separatisme, teroris di dalam negeri maupun peran serta bangsa lain dalam mengganggu keutuhan NKRI. Mereka bermain di belakang layar tanpa kelihatan dengan menghadapi resiko tugas yang sangat berat dan jauh dari keluarganya bahkan tidak sedikit dari pada prajurit Sandhi Yudha ini yang tidak dikenal anak kandungnya sendiri begitu pulang bertugas karena lamanya di dalam medan operasi.
Satuan yang ada di bawah Grup 3
1. Batalyon 31/Eka Sandhi Yudha Utama
2. Batalyon 32/Apta Sandhi Prayudha Utama
3. Batalyon 33/Wira Sandhi Yudha Sakti


Satuan 81/Penanggulangan Teror
Sat-81 Gultor

Kekuatan - (tidak diketahui)
Persenjataan Minimi 5,56mm, MP5 9mm, Uzi 9mm, Beretta 9mm, SIG-Sauer 9mm, dan beberapa jenis lagi seperti sniper, tidak terdeteksi.
Spesialis Antibajak pesawat, perang kota, intelijen & kontra-intelijen
Dibentuk 30 Juni 1982

Satuan 81/Penanggulangan Teror atau disingkat Sat-81/Gultor adalah satuan di Kopassus yang setingkat dengan Grup, bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur.

Sejarah berdirinya
Mengantisipasi maraknya tindakan pembajakan pesawat terbang era tahun 1970/80-an, Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI menetapkan lahirnya sebuah kesatuan baru setingkat detasemen di lingkungan Kopassandha. Pada 30 Juni 1982, muncullah Detasemen 81 (Den-81) Kopassandha dengan komandan pertama Mayor Inf. Luhut B. Panjaitan dengan wakil Kapten Inf. Prabowo Subianto. Kedua perwira tersebut dikirim untuk mengambil spesialisasi penanggulangan teror ke GSG-9 (Grenzschutzgruppe-9) Jerman dan sekembalinya ke Tanah Air dipercaya untuk menyeleksi dan melatih para prajurit Kopassandha yang ditunjuk ke Den-81.

Organisasi pasukan
Keinginan mendirikan Den-81 sebenarnya tidak terlepas dari peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok, 31 Maret 1981. Nah, pasukan yang berhasil membebaskan Woyla inilah yang menjadi cikal bakal anggota Den-81, dan belakangan diganti lagi jadi Satuan 81 Penanggulangan Teror (Sat-81 Gultor). Dari periode 1995¬ - 2001, Den-81 sempat dimekarkan jadi Group 5 Antiteror.
Satuan yang ada di bawah kendali Sat-81 adalah Batalyon 811 dan Batalyon 812.

Sistem rekrutmen
Secara organisatoris, Gultor langsung di bawah komando dan pengendalian Komandan Jendral Kopassus. Gultor saat ini dipimpin perwira menengah berpangkat kolonel. Proses rekrutmen prajurit Gultor dimulai sejak seorang prajurit selesai mengikuti pendidikan para dan komando di Batujajar. Dari sini, mereka akan ditempatkan di satuan tempur Grup 1 dan Grup 2, baik untuk orientasi atau mendapatkan pengalaman operasi.

Operasi Sat-81/Gultor
Sekembalinya ke markas, prajurit tadi akan ditingkatkan kemampuannya untuk melihat kemungkinan promosi penugasan ke Satuan Sandi Yudha atau Satuan Antiteror. Untuk antiteror, pendidikan dilakukan di Satuan Latihan Sekolah Pertempuran Khusus Batujajar. Operasi terakhir terbilang sukses Den-81 yaitu saat pembebasan 26 sandera yang ditawan GPK Kelly Kwalik di Irian Jaya pada 15 Mei 1996. Namun Operasi Woyla masih menjadi satu-satunya operasi antiteror dalam skala besar yang dijalankan TNI hingga saat ini. Tidak jelas berapa jumlah prajurit Sat-81 Gultor saat ini.

Sumber : www.bluefame.com
http://hanyasatukataku.blogspot.com/2008/12/sejarah-kopassus.html

INTAI AMFIBI 1 AIRSUP

Intai Amfibi 1 AirSup


12 Maret 2012, Surabaya: Sejumlah anggota Unit Anti Teror Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, membentuk parameter tempur saat latihan air supply yang melibatkan pesawat heli jenis Bolkow BO-105 milik Skuadron Udara 400, Wing Udara-1 Puspenerbal, di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Senin (12/3). Pada usianya yang ke-51 pada 13 Maret 2012, Taifib Marinir terus mengasah kemampuan tempur di tiga media atau Trimedia (darat, laut dan udara), demi menjaga keutuhan NKRI. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/ama/12)


KOPASKA KOARMATIM


12 Maret 2012, Surabaya: Pengunjung salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya dikejutkan dengan aksi tembak menembak antara prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmatim dengan sekelompok teroris. Satkopaska Koarmatim mendapat Informasi mengenai aksi terorisme yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan mengancam dan menyandera salah satu pengunjung Mall di pusat kota Surabaya ini. Informasi tersebut segera ditindak lanjuti dengan menerjunkan satu tim personel Kopaska yang dipimpin oleh Kapten Laut (KH) Kemas. Satuan Pasukan Khusus Angkatan Laut itu bergerak cepat menuju tempat kejadian. Diperkirakan ada 4 orang teroris sedang menyandera seorang pengunjung. Melihat situasi Mall yang penuh sesak dengan pengunjung, Komandan Tim Kopaska menugaskan seorang observer dan Sniper untuk mengawasi olah gerak para teroris dari tempat tersembunyi. Setelah berhasil mendapatkan posisi lawan, tim Kopaska melakukan taktik pertempuran jarak dekat atau CQB (Close Quarter Combat), dengan mengerahkan 7 personel. Untuk menjamin keselamatan seorang pengunjung yang di sandera kelompok teroris, sniper Kopaska melakukan aksi meluncur cepat dengan tali (Rappelling) dan berhasil menembak pelaku tepat di kepalanya. Melihat temannya tumbang, tiga orang lainnya berusaha melarikan diri sambil menyandrera pengunjung lainnya, namun hal itu sia-sia karena tim CQC dengan sigap berhasil menghadang langkah mereka dan melumpuhkannya. Kejadian itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam pameran “Kopaska Expo 2012”, untuk menyongsong Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 Kopaska yang jatuh pada tanggal 31 Maret mendatang. Demo pertempuran jarak dekat tersebut berjalan sangat cepat dan tiba-tiba, berlangsung kurang lebih 10 menit. Pengunjung yang menyaksikan aksi pertempuran itu banyak yang panik, karena aksi tersebut tidak diberitahukan sebelumnya. Namun setelah mengetahui aksi pertempuran itu hanya simulasi, mereka tampak lega dan kagum dengan kemampuan yang dimilki oleh Kopaska Koarmatim. Kegiatan itu sekaligus sebagai penutup rangakaian pameran “Kopaska Expo 2012” di Atrium Rainbow Plaza, Mall BG. Junction Surabaya. Sumber: Dispenarmatim

PELETON INTAI TEMPUR KOSTRAD ( TONTAIPUR)

Peleton Intai Tempur Kostrad

Peleton Intai Tempur adalah pasukan berkualifikasi khusus dibawah kendali Panglima Kostrad yang berkemampuan tri matra. Anggotanya direkrut dari satuan-satuan Kostrad.

Tontaipur - Pendaratan Pantai


Pelatihan


Tontaipur - Pendaratan Pantai
Latihan pembentukan tontaipur Kostrad melalui beberapa tahap yaitu:
  • Tahap I berupa latihan tempur di medan latihan Kostrad yang terletak di Gunung Sangga Buana Komplek.
  • Tahap II ialah latihan intelijen/Sandha di Pusdik Passus, Batujajar. Kostrad menitikberatkan latihan ini pada intelijen tempur.
  • Tahap III terdiri dari latihan teknik tempur bawah air di Satuan Pasukan Katak Armada RI Kawasan Barat, di Pondok Dayung dan Pulau Damar, teluk Jakarta.
  • Tahap IV merupakan latihan aplikasi latihan berganda di Situ Lembang.
Sampai saat ini pelatihan Tontaipur telah meluluskan 4 gelombang pelatihan yang diikuti oleh perwira, bintara dan tamtama sebanyak kurang lebih 300 personel

BATALYON INTAI PARA AMFIBI KORPS MARINIR ( YonTaifib)


Batalyon intai amfibi atau disingkat YonTaifib adalah satuan elit dalam Korps Marinir seperti halnya Kopassus dalam jajaran TNI Angkatan Darat. Dahulunya satuan ini dikenal dengan nama KIPAM (Komando Intai Para Amfibi). Untuk menjadi anggota YonTaifib, calon diseleksi dari prajurit marinir yang memenuhi persyaratan mental, fisik, kesehatan, dan telah berdinas aktif minimal dua tahun. Salah satu program latihan bagi siswa pendidikan intai amfibi, adalah berenang dalam kondisi tangan dan kaki terikat, sejauh 3 km. Dari satuan ini kemudian direkrut lagi prajurit terbaik untuk masuk kedalam Detasemen Jala Mengkara, pasukan elitnya TNI Angkatan Laut.
Sejarah
Sejak berdirinya KKO AL setiap penugasan dirasakan perlunya data-data intelejen, serta pasukan khusus yang terlatih dan mampu melaksanakan kegiatan khusus yang tidak dapat dikerjakan oleh satuan biasa dalam rangka keberhasilan tugas. Menjawab kebutuhan tersebut, pada tanggal 13 Maret 1961 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Komandan KKO AL No.47/KP/KKO/1961 tanggal 13 Maret 1961, tentang pembentukan KIPAM. Pada tanggal 13 Maret 1961, KIPAM berdiri dibawah Yon Markas Posko Armatim - I, para perintis berdirinya KIPAM adalah Bapak Sumardi, Bapak Untung Suratman, Bapak Moelranto Wiryohuboyo, dan Bapak Ali Abdullah. Pada tanggal 25 Juli 1970 KIPAM berubah menjadi Yon lntai Para Amfibi. Tanggal 17 November 1971 Yon lntai Para Amfibi berubah menjadi Satuan lntai Amfibi, pada akhirnya berubah menjadi Batalyon lntai Amfibi atau disingkat Yon Taifib Mar dibawah Resimen Bantuan Tempur Korps Marinir. Seiring dengan perkembangan Korps Marinir dengan peresmian Pasmar I SK Kasal No. Skep/08/111/2001 tanggal 12 Maret 2001 tentang Yon Taifib Marinir tidak lagi dibawah Resimen Bantuan Tempur Korps Marinir (Menbanpurmar), akan tetapi langsung berada dibawah Pasmar. Melihat lingkup penugasan serta kemampuannya, akhirnya Taifib secara resmi disahkan menjadi Pasukan Khusus TNI AL. Hal ini sesuai dengan SK Kasal No. Skep/1857/XI/2003 tanggal 18 November 2003 tentang Pemberian Status Pasukan Khusus kepada Intai Amfibi Korps Marinir.

Tugas pokok
YonTaifib mempunyai tugas pokok membina dan menyediakan kekuatan serta membina kemampuan unsur-unsur amfibi maupun pengintaian darat serta tugas-tugas operasi khusus dalam rangka pelaksanaan operasi pendaratan amfibi, operasi oleh satuan tugas TNI AL atau tugas-tugas operasi lainnya.


Profile taifib

  1. Didapatkan melalui seleksi yang ketat, berasal dari prajurit Marinir pilihan yang mempunyai kemampuan fisik prima, serta mempunyai tingkat psikologi standar Pasukan Khusus sesuai tuntutan.
  2. Rasio pasukan Taifib selalu jauh lebih kecil dari pasukan biasa/reguler, karena dalam tugas-tugas khusus dituntut kecepatan, kerahasiaan yang tinggi, keakuratan, keuletan, disiplin lapangan serta keberhasilan tugas.
  3. Dididik dengan ketat dan keras melalui beberapa tahap, dimana setiap tahapan yang dibuat untuk mengukur tingkat kesiapan siswa dan melanjutkan proses penggemblengan untuk menjadi calon prajurit Taifib
  4. Dilatih secara khusus mengikuti program yang ketat dengan tingkat resiko yang tinggi. Hal tersebut tergambar dalam program berupa pembinaan yang keras, pembinaan mental dengan tingkat stressing yang tinggi, pembinaan berbagai keterampilan khusus yang dikondisikan seperti dalam tugas sebenarnya. Latihan-latihan tersebut meliputi kemampuan dalam aspek yang harus dilaksanakan, yaitu dilaut, darat dan udara.
  5. Mempunyai kemampuan melaksanakan tugas secara berdiri sendiri, dari induk pasukan dalam artian mampu melaksanakan survival secara tim maupun perorangan, mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan mampu mengatasi tekanan mental didaerah penugasan, kemampuan infiltrasi dan eksfiltrasi ke atau dari daerah musuh melalui media, antara lain free fall dengan sistem HALO dan HAHO, STABO/SPIE , berenang, menyelam, serta salah satu kemampuan bawah air atau combat swimmer melalui peluncur torpedo kapal selam.


Perekrutan prajurit Taifib

1. Seleksi prajurit Taifib atas dasar sukarela dari prajurit korps marinir yang sudah mempunyai dasar tempur, yaitu pendidikan dasar kemiliteran, pendidikan keprajuritan marinir, pendidikan taktik operasi darat, pendidikan komando marinir, pendidikan menembak kualifikasi, pendidikan operasi amfibi termasuk raid amfibi, para dasar, penyelaman, dan free fall.
2. Seleksi calon siswa Taifib sangat ketat dan keras meliputi seleksi kesehatan dengan stakes I, semapta baik, berenang, psikologi, standar psikologi pasukan khusus

Latihan prajurit Taifib
Medan latihan aspek laut meliputi selam kedalaman, selam tempur, infiltrasi bawah air, demolisi bawah air, sabotase bawah air, selam SAR, renang jarak sedang sampai dengan jarak jauh dan pengintaian hidrografi menggunakan daerah latihan pantai Pasir Putih, pantai Gatel dan pantai Banongan, adapun untuk materi menembus gelombang menggunakan daerah latihan pantai selatan yang tinggi gelombangnya mencapai rata-rata sampai dengan sepuluh meter yaitu pantai Lampon, pantai Rajeg Wesi dan sekitarnya. Kemampuan berenang di laut dengan jarak jauh yang merupakan persyaratan siswa Taifib adalah menyeberangi teluk Poncomoyo sejauh ± 12 km/7 mil. Disini para siswa Taifib dihadapkan pada kondisi laut yang mempunyai arus kuat dan gelombang yang tinggi serta jarak yang jauh dengan batas waktu yang ditentukan.

Medan latihan SAR dilaksanakan di daerah Karangtekok, Pasir Putih, G. Ringgit dan sekitarnya dengan materi latihan pencarian korban di laut, hutan, jurang, teknik evakuasi korban di darat dan aut, penyiapan HLZ, penyelamatan korban yang masih hidup, P3K atau kesehatan lapangan terbatas, disini para siswa Taifib harus mempunyai kemampuan rappeling, helly water jump, IMMP (ilmu medan membaca peta) dan P3K serta kesiapan fisik yang prima.

Aspek Udara menggunakan daerah latihan Juanda, Pasuruan, Ujung dan sekitarnya. Materi latihan yang dilaksanakan meliputi: rappeling, mobud, stabo/SPIE, helly pater jump, pandu para, air supply, para dasar, free fall, terjun statick/free fall laut, terjun diatas simulator kapal, terjun tempur statick malam hari, terjun tempur free fall malam hari dan rubber duck operation.

Pada pendidikan tahap lanjutan, materi latihan operasi gerilya dan anti gerilya (GAG) dengan metode satu pihak dikendalikan dan dipraktekkan bagaimana peran para siswa Taifib dalam melaksanakan operasi GAG yang dikondisikan seperti penugasan TNI yang berada didaerah konflik, diharapkan para siswa ada kesiapan yang baik pada saat dihadapakan pada operasi gerilya yang banyak diterapkan didaerah konflik/daerah operasi. Kemampuan sabotase terhadap sasaran-sasaran vital musuh serta kemampuan penculikan dan pembebasan VVIP, dimana tingkat stressing siswa diberikan pada setiap kesempatan, dan disini para siswa teruji saat praktek operasi gerilya dan anti gerilya.

Untuk eksfitrasi lintas darat, para siswa Taifib harus melaksanakan materi latihan lintas medan (Limed) selama tujuh hari yang harus ditempuh rata-rata 50 sampai dengan 60 km perhari, dihadapkan dengan berbagai medan yang sulit baik melintasi hutan, jurang, sungai, padang pasir, perkampungan penduduk dengan batas kemampuan dan keterampilan melaksanakan tugas dalam waktu yang ditentukan, diharapkan para siswa dapat memupuk rasa kerjasama, setiakawan dan kebersamaan.

Materi latihan pengintaian dilaksanakan untuk mendapatkan informasi musuh dan mencari sasaran strategis musuh. Para siswa Taifib melaksanakan patroli jarak jauh dan masuk menusuk daerah musuh dengan resiko yang tinggi. Para siswa dihadapkan pada kesiapan fisik, taktik dan kondisi yang berbahaya serta kejenuhan, untuk mendapatkan data intelijen dalam rangka mendukung satuan atas yang harus dilaporkan sebelum satuan yang lebih besar melaksanakan serangan secara umum.

Pada materi khusus, yaitu tawanan perang (POW) siswa Taifib dikondisikan dalam kekuasaan musuh untuk di interogasi dimana musuh ingin mengetahui kekuatan dan disposisi pasukan yang lebih besar, para siswa mendapatkan tekanan baik fisik maupun mental yang sangat berat, diharapkan kesiapan para siswa Taifib mempunyai bekal mental yang cukup apabila harus ditawan oleh musuh dengan berbagai tekanan pasukan lawan untuk tetap dapat memegang rahasia dengan baik dan tidak merugikan pasukan yang lebih besar sekalipun harus mati ditangan musuh. Dalam upaya meloloskan diri dari tawanan musuh, para siswa diajarkan bagaimana teknik meloloskan diri apabila melintas diperairan (sungai), yaitu berenang dengan kaki dan tangan terikat yang dalam istilah materi pelajaran drown proffing.

Untuk latihan infiltrasi ke daerah lawan, dilaksanakan cast dengan kapal cepat dengan kecepatan diatas 20 knot dan recovery dengan batas waktu yang sudah direncanakan secara akurat.

Detasemen Bravo 90 Korps Pasukan Khas TNI-AU ( Den Bravo-90)

Detasemen Bravo 90 Korps Pasukan Khas TNI-AU



Detasemen Bravo 90 (disingkat Den Bravo-90) terbilang pasukan khusus Indonesia yang paling muda pembentukannya. Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsista-nya di darat daripada harus bertempur di udara

Pembentukan
Bravo 90 - Misi Penyelamatan
Bravo 90 - Misi Penyelamatan

Dari dasar ini, Bravo 90 diarahkan menjalankan tugas intelijen dalam rangka mendukung operasi udara, menetralisir semua potensi kekuatan udara lawan serta melaksanakan operasi-operasi khusus sesuai kebijakan Panglima TNI. Saat dibentuk, Bravo diperkuat 34 prajurit;­ 1 perwira, 3 bintara, 30 tamtama. Entah kenapa, sejak dibentuk hingga akhir 1990-an, hampir tak pernah terdengar nama Bravo. Dalam masa "vakum" itu, anggotanya dilebur ke dalam Satuan Demonstrasi dan Latihan (Satdemolat) Depodiklat Paskhas. Baru pada 9 September 1999, dilaksanakan upacara pengukuhan Detasemen Bravo dengan penyerahan tongkat komando.

DETASEMEN JALA MENGKARA TNI AL DENJAKA

Detasemen Jala Mengkara


Detasemen Jala Mangkara (disingkat Denjaka) adalah sebuah detasemen pasukan khusus TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL. Anggota Denjaka dididik di Bumi Marinir Cilandak dan harus menyelesaikan suatu pendidikan yang disebut PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut). Lama pendidikan ini adalah 6 bulan.

Intinya Denjaka memang dikhususkan untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa dioperasikan di mana saja terutama anti teror aspek laut. Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984. Denjaka memiliki tugas pokok membina kemampuan antiteror dan antisabotase di laut dan di daerah pantai serta kemampuan klandestin aspek laut.

Pada tanggal 4 November 1982, KSAL membentuk organisasi tugas dengan nama Pasukan Khusus AL (Pasusla). Keberadaan Pasusla didesak oleh kebutuhan akan adanya pasukan khusus TNI AL guna menanggulangi segala bentuk ancaman aspek laut. Seperti terorisme, sabotase, dan ancaman lainnya.

Pada tahap pertama, direkrut 70 personel dari Batalyon Intai Amfibi (Taifib) dan Korps Pasukan Katak (Kopaska). Komando dan pengendalian pembinaan di bawah Panglima Armada Barat dengan asistensi Komandan Korps Marinir. KSAL bertindak selaku pengendali operasional. Markas ditetapkan di Mako Armabar.

Detasemen Jala Mengkara
Melihat perkembangan dan kebutuhan satuan khusus ini, KSAL menyurati Panglima TNI yang isinya berkisar keinginan membentuk Detasemen Jala Mangkara. Panglima ABRI menyetujui dan sejak itu (13 November 1984), Denjaka menjadi satuan Antiteror Aspek Laut. Merunut keputusan KSAL, Denjaka adalah komando pelaksana Korps Marinir yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan kemampuan dan kekuatan dalam rangka melaksanakan operasi antiteror, antisabotase, dan klandesten aspek laut atas perintah Panglima TNI.

Pola rekrutmen Denjaka dimulai sejak pendidikan para dan komando. Selangkah sebelum masuk ke Denjaka, prajurit terpilih mesti sudah berkualifikasi Intai Amfibi. Dalam menjalankan aksinya, satuan khusus ini dapat digerakkan menuju sasaran baik lewat permukaan/bawah laut maupun lewat udara. TNI AL masih memiliki satu pasukan khusus lagi, yaitu Komando Pasukan Katak (Kopaska). Kedua satuan pernah beberapa kali melakukan latihan gabungan dengan US Navy SEAL.

Denjaka terdiri dari satu markas detasemen, satu tim markas, satu tim teknik dan tiga tim tempur. Sebagai unsur pelaksana, prajurit Denjaka ditutut memiliki kesiapan operasional mobilitas kecepatan, kerahasiaan dan pendadakan yang tertinggi serta medan operasi yang berupa kapal-kapal, instalasi lepas pantai dan daerah pantai. Disamping itu juga memiliki keterampilan mendekati sasaran melalui laut, bawah laut dan vertikal dari udara.

Kursus awal
Setiap prajurit Denjaka dibekali kursus penanggulangan antiteror aspek laut yang bermaterikan:

* Intelijen,
* Taktik dan teknik anti-teror, dan anti-sabotase,
* Dasar-dasar spesialisasi,
* Komando kelautan dan keparaan lanjutan

Kursus ini dilaksanakan setiap kurang lebih 5,5 bulan bertempat di Jakarta dan sekitarnya.

Kursus lanjutan
Dilanjutkan dengan materi pemeliharaan kecakapan dan peningkatan kemampuan kemahiran kualifikasi Taifib dan Paska, pemeliharaan dan peningkatan kemampuan menembak, lari dan berenang, peningkatan kemampuan bela diri, penguasaan taktis dan teknik penetrasi rahasia, darat, laut dan udara, penguasaan taktik dan teknik untuk merebut dan menguasai instalasi di laut, kapal, pelabuhan/pangkalan dan personel yang disandera di objek vital di laut, penguasaan taktik dan teknik operasi klandestin aspek laut, pengetahuan tentang terorisme dan sabotase, penjinakan bahan peledak, dan peningkatan kemampuan survival, pelolosan diri, pengendapan, dan ketahanan interogasi.


Persenjataan
Untuk mendukung operasi personel Denjaka dibekali antara lain submachine gun MP5, senapan mesin ringan Minimi 5.56 mm, serta pistol Beretta dan SIG Sauer 9 mm.

SATGULTOR DEN 81 KOPASSUS

SatGultor Den 81 Kopassus


Mengantisipasi maraknya tindakan pembajakan pesawat terbang era tahun 1970/80-an, Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI menetapkan lahirnya sebuah kesatuan baru setingkat detasemen di lingkungan Kopassandha. Pada 30 Juni 1982, muncullah Detasemen 81 (Den-81) Kopassandha dengan komandan pertama Mayor Inf. Luhut B. Panjaitan dengan wakil Kapten Inf. Prabowo Subianto. Kedua perwira tersebut dikirim untuk mengambil spesialisasi penanggulangan teror ke GSG-9 (Grenzschutzgruppe-9) Jerman dan sekembalinya ke Tanah Air dipercaya untuk menyeleksi dan melatih para prajurit Kopassandha yang ditunjuk ke Den-81.


Keinginan mendirikan Den-81 sebenarnya tidak terlepas dari peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok, 31 Maret 1981. Nah, pasukan yang berhasil membebaskan Woyla inilah yang menjadi cikal bakal anggota Den-81, dan belakangan diganti lagi jadi Satuan 81 Penanggulangan Teror (Sat-81 Gultor). Dari periode 1995­ - 2001, Den-81 sempat dimekarkan jadi Group 5 Antiteror.

Satuan yang ada di bawah kendali Sat-81 adalah Batalyon 811 dan Batalyon 812.

Secara organisatoris, Gultor langsung di bawah komando dan pengendalian Komandan Jendral Kopassus. Gultor saat ini dipimpin perwira menengah berpangkat kolonel. Proses rekrutmen prajurit Gultor dimulai sejak seorang prajurit selesai mengikuti pendidikan para dan komando di Batujajar. Dari sini, mereka akan ditempatkan di satuan tempur Grup 1 dan Grup 2, baik untuk orientasi atau mendapatkan pengalaman operasi.

Sekembalinya ke markas, prajurit tadi akan ditingkatkan kemampuannya untuk melihat kemungkinan promosi penugasan ke Satuan Sandi Yudha atau Satuan Antiteror. Untuk antiteror, pendidikan dilakukan di Satuan Latihan Sekolah Pertempuran Khusus Batujajar. Operasi terakhir terbilang sukses Den-81 yaitu saat pembebasan 26 sandera yang ditawan GPK Kelly Kwalik di Irian Jaya pada 15 Mei 1996. Namun Operasi Woyla masih menjadi satu-satunya operasi antiteror dalam skala besar yang dijalankan TNI hingga saat ini. Tidak jelas berapa jumlah prajurit Sat-81 Gultor saat ini.

KOMANDO PASUKAN KATAK TNI AL KOPASKA

Korps Pasukan Katak disingkat KOPASKA adalah pasukan khusus dari TNI Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "tak ada halangan yang tak dapat dikalahkan". Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.
Perkembangannya kemudian Kopaska meniru pasukan Underwater Demolition Team (UDT) dan SEAL Team angkatan laut Amerika Serikat. Hingga kini tiap tahunnya sebagian anggota Kopaska berlatih dengan SEAL Team di Coronado, California dan Norfolk, Virginia.

Bapak dari Kopaska adalah Kapten Pelaut Iskak dari sekolah pasukan katak angkatan laut di pangkalan angkatan laut Surabaya. Tugas utama dari pasukan ini adalah pengeboman bawah air termasuk penyerangan kapal dan pangkalan musuh, penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteroris.
Kopaska berkekuatan 300 orang. Satu grup di Armada Barat di Jakarta, dan satu grup di Armada Timur di Surabaya. Tugas utama mereka adalah menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan kekuatan amfibi.
  1. Satuan Pasukan Katak Armada Barat (Satpaska Armabar)
    1. Detasemen 1 Anti Teror
    2. Detasemen 2 Operasi Khusus
    3. Detasemen 3 SAR dan Combat Salvage
    4. Detasemen 4 Operasi Ranjau/Mine Clearance
    5. Detasemen 5 Penjinak bahan peledak/EOD (Expslosive Ordnance Disposal)
    6. Detasemen 6 Special Boat Unit
  2. Satuan Pasukan Katak Armada Timur (Satpaska Armatim)
    1. Detasemen 1 Anti Teror
    2. Detasemen 2 Operasi Khusus
    3. Detasemen 3 SAR dan Combat Salvage
    4. Detasemen 4 Operasi Ranjau/Mine Clearance
    5. Detasemen 5 Penjinak bahan peledak/EOD (Expslosive Ordnance Disposal)
    6. Detasemen 6 Special Boat Unit
Dalam masa damai, Kopaska terbagi dalam tim-tim berkekuatan tujuh orang yang bertugas sebagai personel keamanan untuk pejabat atau tamu penting negara. Lebih penting lagi, salah satu tugas mereka adalah menjadi pengawal pribadi presiden dan wakil presiden Indonesia tim beranggotakan 7 orang ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP seperti presiden dan wakil presiden Indonesia. Mereka juga secara terbatas membantu tugas-tugas SAR di laut. Di samping itu, Kopaska pernah bertugas memperkuat pasukan perdamaian PBB.
  1. Tugas dalam Operasi Amphibi
    • Beach Recconaisance
    • Post Reconnaisance
    • Beach Clearing
    • Lead and put Beach shore navigation
  2. Operasi Khusus
    • Sabotase / Anti Sabotase
    • Clandestein
    • Salvage Combat
    • Mine Clearance Ops
    • Send and Pick up agent
  3. Operasi Tambahan
    • PAM VIP VVIP & Vital Obj
    • Underwater Survey
    • SAR
    • Factual Information Gathering
Proses pemilihan anggota Kopaska diadakan setahun sekali dan hanya personel TNI_AL non-Marinir yang boleh untuk mendaftar. Usia maksimal pendaftar adalah 30 tahun. Proses pemilihan ini memakan waktu selama tujuh bulan. Biasanya, dari 700-1500 pendaftar hanya 15-20 orang yang lulus seleksi pertama. Setelah itu, para lulusan seleksi pertama ini harus mengikuti Pelatihan Empat Tahap, yaitu satu minggu latihan fisik (Minggu Neraka), setelah itu latihan dasar bawah air, latihan komando, dan latihan parasut. Biasanya setelah keempat tahap ini hanya lima atau enam orang yang lulus menjadi anggota Kopaska.

Ringkasan
  • Anggota TNI AL (kecuali Korps Marinir)
  • Berdinas minimum 2 thn di KRI/Kapal Perang RI
  • Lulus Kesamaptaan
  • Lulus Tes Ketahanan Air
  • Lulus Psikotest khusus
  • Lulus Wawancara
  • Secara sadar mengikuti tes dan pendidikan tanpa paksaan siapapun
Lama pendidikan
10 bulan

Tempat pendidikan
Di Sekolah Pasukan Katak TNI AL / SEPASKAL KODIKAL Surabaya (Sebelumnya adalah di SEKOLAH PENYELAMAN TNI AL / SESELAM PUSDIKOPSLA KODIKAL Surabaya)

Materi Pendidikan
* Akademik Paska
* Kepaskaan
* Dik Komando (telah melaksanakan sendiri, sebelumnya bergabung dengan Marinir)
* Terjun (Static dan AFF). Setelah melaksanakan terjun dasar mendarat di darat selanjutnya adalah spesialisasi kemampuan terjun ( statik & free fall) untuk mendarat di rig-rig lepas pantai dan laut.
* Inteligen Tempur
* Sabotase dan kontra sabotase
* Demolisi bawah air

Kegiatan terbaru KOPASKA TNI AL
  • Memburu Perompak di daerah Selat Malaka
  • Memburu Perompak di daerah Bangka Belitung
  • Latma PANDU EODEX dgn RSN Naval Diving Unit / NDU di Singapura
  • Latma MCMEX / DIVEX dengan Tim NAVAL EOD dari 13 negara Asia Pasifik di Malaysia

Kopaska jetski dan AK-47

KOPASKA dalam 4 attire mereka

7 KAPAL PERANG TERGILA dan TERHEBAT di DUNIA

7 KAPAL PERANG TERGILA DAN TERHEBAT DIDUNIA
Ini Dia 7 Kapal Perang tergila dan terhebat Versi The Truth Of The Sentence 7 Edition!

7. Essex Class – Aircraft Carrier (United States)


Pada tanggal 17 Maret 1945, selama serangan udara terhadap Pulau Honshu Jepang, satu kelas kapal induk Essex – USS Franklin berada di bawah serangan pasukan udara Jepang.
Gelombang demi gelombang pilot bunuh diri dari pasukan udara Jepang menyerang, kapal ini berjuang untuk hidupnya. Selama lebih dari 12 jam kapal itu terbakar. 724 anggota krunya tewas. Tapi kapal ini dirancang dan dibuat dengan baik, menyebabkan kapal ini tetap tidak tenggelam walaupun hangus terbakar.
Jumlah total Essex Class adalah 24 kapal, dan ketika perdamaian tiba, kapal-kapal induk Essex tetap bekerja selama 30 tahun lagi. Tidak ada kapal induk selain Essex Class yang menjabat begitu lama dan sangat efektif.
6. Bismarck Class – Battleship (Germany)


Diluncurkan pada bulan Februari 1939, dan dikenal sebagai kapal favorit Hitler, angkatan laut Jerman ingin melibatkan Bismarck ke dalam pertarungan. Pada tanggal 19 Mei 1941, angkatan laut Jerman mendapatkan keinginan mereka. The Bismarck melakukan patroli perang pertama di Atlantik utara.
Enam hari kemudian, pada 25 Mei, Bismarck bertemu Angkatan Laut Inggris HMS Hood. Lima tembakan dari senjata unggul Bismarck mengirim HMS Hood ke dasar laut.
Angkatan laut Inggris ingin membalas dendam untuk HMS Hood, dan mengeluarkan perintah, “Sink the Bismarck! “
Selama lebih dari tiga hari angkatan laut Inggris memburu dan mengejar Bismarck. Akhirnya, pada pagi hari tanggal 27 Mei dengan pukulan dari pembom torpedo, kebanggaan Angkatan Laut Jerman terpojok.
Selama lebih dari tiga jam Bismarck bertempur melawan angkatan laut Inggris dan di 10:39 dia tenggelam dengan lebih dari 2000 orang hilang.
5. North Carolina Class – Battle Cruiser (United States)


Pada tanggal 1 Juni 1940, yang pertama dari kapal perang baru Carolina North Class diluncurkan, kapal ini adalah yang pertama dari generasi baru kapal perang Amerika yang menggunakan torpedo dan pelindung besi yang lebih baik pada bagian dek kapal, dan daya perlindungan gas.
Selama tiga tahun ke depan hampir tidak ada tindakan keterlibatan dalam perang oleh Carolina North Class.
4. Fletcher Class – Destroyer (United States)


Pada tahun 1943 awal, lima pertama dari kapal Fletcher Class Destroyer telah tiba di Pasifik, tugas mereka adalah mencari target dan menghancurkan konvoi pasukan Jepang.
Setelah usai peran Destroyer berubah. Setelah tampak pada sebagai pertahanan untuk kapal-kapal kapital.
3. Queen Elizabeth Class – Battleship (Great Britain)

Diluncurkan pada tahun 1913, The Queen Elizabeth Class – Battleship adalah yang pertama dari sebuah desain baru kapal perang cepat yang didukung oleh minyak dari pada batubara.
Pada awal 1916, ia bergabung dengan empat kapal yang menjadi adiknya yaitu, Barham, Malaya, Valiant dan Warspite. Bersenjata dengan delapan senjata utama 16-inci, dan enam belas 6-inci sekunder, Queen Elizabeth Class adalah kapal perang kelas paling kuat Inggris di Perang Dunia 1.

2. Nimitz Class – Aircraft Carrier (United States)


Dengan runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, ancaman perang dingin lenyap dan peran Nimitz class carrier berubah menjadi salah satu penjaga perdamaian di seluruh dunia.
Dan kemampuan untuk pergi ke mana pun di dunia dengan kecepatan 30 knot, yang membuat Nimitz Class berharga bagi Angkatan Laut Amerika Serikat. Tapi apa yang membuat Nimitz Class unik adalah dua reaktor nuklir yang memungkinkan mereka untuk menjelajah dunia tanpa batas.

1. Iowa Class – Fast Battleship (United States)


Seperti kucing, kapal perang Iowa class tampaknya memiliki banyak nyawa. Pada akhir Perang Dunia II, Iowa segera dipanggil kembali untuk terlibat dalam Perang Korea.
Kemudian kembali dipanggil kembali untuk terlibat dalam Perang Vietnam. Hampir 50 tahun setelah Iowa pertama diluncurkan, mereka siap untuk perang dingin.
Pada tahun 1991, Iowa dipanggil kembali untuk masuk terlibat selama operasi Desert Storm.

Source:
 http://www.mamasipenk.co.cc/

SEJARAH PERANG DINGIN

sejarah perang dingin

Perang Dingin (1947–1991) adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut blok barat ) dan Uni Soviet(beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut.


MUNCULNYA PERANG DINGIN 
    Perang DuniaII membawa perubahan yang sangat luas dalam hidupan masyarakat dunia , baik dalam bidang politik , ekonomi , maupun sosial budaya . Dalam bidang politik , perang DuniaII menyebabkan Amerika serikat dan Uni Soviet yang tergabung dalam pihak sekutu sebagai pemenang dalam PD II tampil sebagai negara raksasa (super power) dan berperan sebagai pemegang hegemonia politik di dunia . karena Amerika Serikat dan Uni Soviet merasa sama kuat maka terjadilah persaingan dan perebutan pengaruh sebagai negara nomor 1 di dunia . Amerika Serikat semakin kuat pengaruhnya dan berupaya menyebarluaskan paham liberal dengan cara membantu negara yang hancur akibat PD II seperti Turki dan Yunani . Tujuannya adalah untuk mencegah agar kedua negara tersebut tidak jatuh dalam pengaruh Uni Soviet . sebagai negara yang secara ekonomi sangat kuat , Amerika Serikat juga memberikan bantuan kepada negara-negara di kawasan eropa dan asia sehingga lahirnya  negara blok kapitalis atau blok barat yang berideologi liberal kapitalis . untuk menangkal pengaruh komunis maka Amerika serikat dan negara-negara yang tergabung dalam blok barat mendirikan pakta pertahana bersama pada tahun 1949 yang disebut NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara . adapun negara-negara yang menjadi anggota NATO adalah Inggris ,Irlandia ,Norwegia , Denmark, Belgia ,Belanda ,Luksemburg , Prancis , Portugal , Kanada , Dan Amerika Serikat yang bermarkas di Brussel . Uni Soviet  yang juga menjadi pemenang dalam perang  Dunia II juga berusaha menyebarkan pengaruh kepada negara negara yang baru merdeka dengan cara membentuk Cominfrom atau Organisasi Komunis Internasional untuk dijadikan sebagai alat propaganda dalam menyebarluaskan pengaruh ideologi komunis ke seluruh dunia . untuk mengimbangin kekuatan NATO maka pada tahun 1955 Uni Soviet mendirikan suatu  pakta pertahanan , yaitu Pakta Warsawa yang anggotanya terdiri atas Uni Soviet , Albania , Bulgaria , cekoslowakia , Jerman Timur , Hongaria , Polandia , dan Rumania yang berideologi komunis.
dengan adanya perebutan pengaruh antara kedua negara adikuasa tersebut situasi politik di dunia kembali tegang dan mengakibatkan timbulnya rasa saling curiga dan perlombaan senjata antara antara kedua belah pihak sehingga masing-masing pihak diliputi susana perang dingin . perang dingin (Cold War) adalah perang dalam bentuk ketegangan sebagai  perwujudan konflik antara blok barat dan blok Timur . Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Perang Dingin , antara lain sebagai berikut .

Penyebab Terjadinya Perang Dingin
Perang Dingin antara Amerika Serikat (USA) dan sekutu-sekutunya di satu pihak dan Uni Soviet (USSR) serta kawan-kawannya di pihak lain berawal dari masalah penyelesaian Perang Dunia II (PD II). Dalam PD II tersebut, USA dan USSR berada dala satu Sekutu dan memenangkan perang terhadap Jerman, Italia, dan Jepang.
Ternyata, kemenangan total Sekutu tersebut tidak diikuti dengan terciptanya perdamaian sejati. Persekutuan USA dan USSR ditandai dengan perbedaan ideologi yang kontras antara kapitalis-liberalis dan komunis. Keduanya berseteru setelah perang melawan Hitler, Musolini, dan kawan-kawan berakhir. Konferensi antara Stalin (USSR), Roosevelt (USA) dan Churchill (Inggris) yang dikenal dengan The Big Three atau Tiga Besar yang diselenggarakan di kota Iran, Teheran (Konferensi Teheran), pada November 1943, merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian-kejadian berikutnya. Dalam konferensi tersebut, mereka menyatakan untuk menghancurkan Jerman dan berusaha mencari strategi militer terbaik.
Pada Konferensi pasca perang di Postdam (Juli 1945), perbedaan yang berlangsung lama mengenai Eropa Timur, akhirnya muncul kembal lebih jelas, Presiden USA, Harry S. Truman, memiliki kebijaksanaan berbeda dengan pendahulunya. Dia menginginkan diselenggarakannya pemilu yang bebas di seluruh negara-negara di Eropa Timur. Stalin menolak usulan tersebut dengan mengatakan “Sebuah pemerintahan yang dipilih secara bebas di Eropa Timur akan membentuk pemerintahan anti Uni Soviet dan kami tidak akan mengizinkannya.”
Perbedaan pandangan antara Uni Soviet dan USA dalam Konferensi Posdam tersebut dianggap sebagai kunci asal mula Perang Dingin. Sikap orang-orang Amerika Serikat yang dipengaruhi oleh “perang suci” terhadap Hitler dan pandangan politik di Amerika yang diperngaruhi oleh jutaan pemilih dari negara-negara Eropa Timur, menginginkan diadakannya pemilu yang bebas di negara-negara yang telah diduduki oleh Uni Soviet. Di pihak lain, Stalin, yang merasakan dan menyaksikan sendiri negerinya hancur akibat dua serangan raksasa pasukan Nazi Jerman menginginkan keamanan militer yang total dari Jerman dan sekutu-sekutu potensialnya di Eropa Timur untuk selamanya. Stalin percaya bahwa hanya negara-negara komunis yang dapat menjadi sekutu sejati bagi Uni Soviet Oleh karena itu, Stalin khawatir bahwa pemilu yang bebas akan menghasilkan pemerintahan yang bermusuhan dengan USSR di perbatasan sebelah barat. Sejak pasukan Stalin menduduki negara-negara timur, Stalin merasa harus konsisten dengan keyakinannya.
Jawaban USA terhadap konsep keamanan Stalin, yang tampaknya berlebihan, mulai terlihat. Pada Mei 1945, sebelum diselenggarakan konferensi Postdam, Truman mengusulkan dihentikannya semua bantuan ke USSR. Pada Oktober 1945, Truman menyatakan bahwa USA tidak akan mengakui suatu pemerintahan yang didirikan dengan paksa dan tidak mengabaikan aspirasi politik rakyatnya.
Pada Maret 1946, mantan PM Inggris, Churchill, ketika mengunjungi USA, menyatakan di depan publik Amerika bahwa “tirai besi” telah digelar diseluruh daratan Eropa dengan membagi Jerman dan Eropa ke dalam dua kubu yang saling berlawanan. Segera setelah itu muncul kembali sikap emosional dan sikap mencela orang Amerika terhadap Stalin serta Uni Soviet. Sikap tersebut kemudian menjadi bagian dari kehidupan politik Amerika di era Perang Dingin. USA sendiri meresponnya dengan melakukan mobilisasi di berbagai bidang dengan cepat.
Agen-agen rahasia Stalin diseluruh dunia memanaskan situasi dengan mengungkapkan pentingnya “perjuangan ideologi melwan imperialisme kapitalis.” Partai Komunis besar dan terorganisasi dengan baik di Italia dan Prancis mengungkapkan rencana Amerika Serikat untuk mengambil alih Eropa dan dengan agresif menentang pemerintahan mereka melalui cara-cara kekerasan dan pemogokan. Uni Soviet juga melakukan tekanan terhadap Iran dan Turki yang terlalu pro Amerika. Perang sipil yang disponsori USA juga terjadi di Yunani dan Cina. Sejak musim semi 1947, di mata Amerika, Uni Soviet telah berusaha mengeskpor komunisme dan melakukan kegiatan sebversi ke negara-negara Eropa Barat.
Untuk menyikapi USSR, Amerika melalui Doktrin Presiden Truman melaksanakan politik containing atau pengepungan terhadap komunisme di kawasan yang sudah dikuasai oleh Tentara Merah. Truman meminta kepada Kongres USA untuk mengirimkan bantuan militer ke Yunani dan Turki. Agar negara-negara Barat tidak jatuh ke tangan komunis, USA juga menawarkan program bantuan kepada negara-negara Eropa melalui Marshall Plan.
Stalin menolak program bantuan Marshall Plan bagi semua negara-negara Eropa Timur. Sebagai jawaban terhadap rencana tersebut, Stalin segera membersihkan unsur-unsur nonkomunis dalam tubuh pemerintahan Eropa Timur dengan membentuk sistem Pemerintahan Soviet, satu partai diktator komunis. Pendudukan Cekoslovakia pada Februari 1948, merupakan jawaban Uni Soviet terhadap sikap USA.
Pendudukan tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap semakin berkembangnya komunisme di Eropa yang dimulai dari negara-negara Eropa Timur dan Jerman. Ketika Stalin memblokade semua lalu lintasbarang dab manusia dari zone pendudukan Barat di Jerman ke Berlin Barat, Sekutu meresponya degan melakukan “jembatan udara”, mendrop bahan makanan dengan pesawat terbang ke Berlin Barat. Selama 324 hari “jembatan udara” mengangkut berton-ton bahan makanan ke Berlin sebagai bentuk pelaksanaan politik cotaining.
Pada 4 April 1949, Amerika Serikat berhasil membujuk negara-negara Eropa Barat untuk menandatangani pendirian suatu pakta pertahanan yang dikenal dengan nama North Atlantic Treaty Organization(NATO) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Anggotanya terdiri atas Inggris, Irlandia, Islandia, Norwegia, Denmark, Belgia, Belanda, Luxemburg, Prancis, Portugal dan Kanada serta Amerika Serikat. Segera setelah itu pada 1955, Uni Soviet juga mengikat negara-negara satelitnya di Eropa Timur yang berhaluan komunis dalam Pakta Warsawa. Anggotanya terdiri atas Unis Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslovakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia dan Rumania. Dengan adanya pakta petahanan, kedua pemimpin blok militer berlomba-lomba saling mengembangkan senjata, memata-matai dan mempertahankan pegaruhnya bersama sekutunya masing-masing yang sengaja ditujukan untuk menghadapi ancaman NATO.

AKHIR DARI PERANG DINGIN ( 1989 )
DUA negara adidaya, AS dan Uni Soviet, mendeklarasikan berakhimya Perang Dingin setelah berbincang dua hari di Pertemuan Puncak Malta. Pada konferensi pers bersama yang diadakan di kapal layar Soviet, Maxim Gorky, kedua pihak menyatakan akan mengurangi jumlah pasukan dan persenjataan di Eropa. Pemimpin Soviet, Mikhail Gorbachev, mengatakan ia tidak akan pernah menyulut perang terbuka dengan AS.
Sementara itu, Presiden AS George Bush mengatakan kedua pihak dapat merealisasikan perdamaian dan bekerja sama untuk waktu yang lama. Pertemuan Puncak Malta merupakan pertemuan terpenting sejak 1945, ketika Churchill, Stalin, dan Roosevelt menyetujui rencana pascaperang untuk Eropa di Yalta.
Dalam 8 jam terakhir dari pembicaraan yang dilakukan kedua pemimpin negara adidaya itu, terjadi perbedaan mengenai kebijakan di Amerika Tengah dan pemotongan dalam armada laut. Maka, kedua pihak memutuskan melakukan pembicaraan lebih lanjut pada Juni 1990.

DAMPAK PERANG DINGIN 

"Dampak Positif"
Selama Perang Dingin berlangsung perkembangan IPTEK maju pesat karena kedua Blok ini banyak melakukan pengembangan dan mempunyai hasil yang sangat bagus terutama masalah eksplorasi luar angkasa. Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut.

Dampak positif di tiap bidang
:
1. Bidang Ekonomi


Dalam bidang ekonomi ternyata perang dingin juga membawa dampak positif pada perekonomian dunia. Baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini ditandai dengan munculnya negara super power. Dengan adanya negara super power, maka perekonomian dunia banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara menginvestasikan modal mereka ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya masih relatif rendah. Sehingga keuntungan mereka juga melambung tinggi.
Namun siapa sangka bahwa hal diatas juga berdampak baik bagi negara yang ditempati untuk membuka usaha para pemilik modal. Pertumbuhan ekonomi di negara itu juga akan tumbuh pesat. Jadi keduanya diuntungkan dalam usaha ekonomi ini. Pada saat itu negara pemilik modal yang berlomba-lomba untuk menguasai dunia perekonomian, secara tidak langsung juga membawa unsur politik didalamnya. Sehingga pemilik modal besar mendapatkan keuntungan besar, sementara negara yang modalnya terbatas keuntungannya juga kecil. Karena itu munculah istilah globalisasi ekonomi di masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukanlah beberapa tindakan seperti misalnya menyatukan mata uang. Contoh yang sangat terlihat adalah negara-negara di kawasan eropa yang menyatukan mata uang mereka menjadi euro.
2. Bidang Militer
Karena adanya rasa iri di antara negara- negara yang berseteru, masing-masing negara mulai meningkatkan persenjataannya. Mereka melakukan hal ini agar tidak kalah dengan negara besar. Dengan begitu persaingan senjata semakin maju dan berkembang pesat. Itu semua memacu tiap negara untuk terus mengembangkan pertahanan negaranya masing-masing.
3. Bidang Sosial Budaya.
Menyebarnya isu-isu HAM mulai sedikit demi sedikit mengglobal. Secara langsung adanya undang-undang tentang HAM mulai diakui, karena itu rakyat menyetujui peresmian HAM itu sendiri. Dengan adanya HAM, rakyat semakin percaya akan adanya demokrasi dan tidak ada lagi penindasan bagi kaum lemah.
4. Luar angkasa
Perang dingin ini juga membawa pengaruh besar pada perkembangan keruangangkasaan yang kita miliki. Mungkin jika tidak ada perang dingin, kita tidak akan tahu bagaimana bentuk tata surya kita. Pada saat itu kedua negara yang bersengketa saling berlomba-lomba menunjukkan kepada dunia bahwa negara merekalah yang paling baik dengan menyebarkan doktrin-doktrin yang mereka miliki.
Karena untuk meningkatkan gengsi negara mereka maka mereka sama-sama berlomba untuk meluncurkan roket ke luar angkasa. Hasilnya, kita semua menjadi tahu bahwa sebenarnya kita ada pada tata surya apa, kemudian bagaimana bentuknya. Terlepas dari siapa yang pertama kali mengabarkan berita ini, namun dengan adanya perang dingin ini secara tidak langsung juga berdampak pada perkembangan ilmu pendidikan keruang angkasaan kita.
5. Teknologi
Pada masa perang dingin sains dan teknologi yang terpaut dengan kegiatan militer mendapat sorotan yang lebih dari pemerintah. Pemerintah bersedia mengeluarkan dana yang besar demi kemajuan iptek di negara mereka.
Pada periode ini tumbuh disiplin-disiplin ilmu yang mempelajari dampak sains pada masyarakat. Di negara-negara maju, teknologi di era modern bukan lagi urusan individu atau komunitas berskala kecil. Teknologi modern mempunyai tujuan-tujuan nasional pada wilayah ideologi, militer, ataupun ekonomi dan bentuk kesadaran nasional untuk menggali sumber-sumber alam yang ada. Ini juga bertujuan untuk mewujudkan produksi barang dengan skala yang besar.


"Dampak Negatif"
Perang Dingin ini juga membawa dampak yang negatif pula, selama Perang Dingin berlangsung masyarakat mengalami ketakutan akan perang nuklir yang lebih dahsyat dari perang dunia kedua. Dampak lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin.

Dampak negatif di tiap bidang :
1. Bidang Militer
Dengan adanya senjata nuklir yang dikembangkan secara pesat oleh kedua negara, maka masyarakat dunia mengalami ketakutan yang luar biasa akan adanya kemungkinan perang nuklir yang sebenarnya oleh kedua negara yang bersengketa itu. Saat itu memang sempat beredar rumor bahwa uni soviet sudah meletakkan nuklir-nuklirnya di kuba dan diarahkan ke Amerika. Mendapat ancaman nuklir seperti itu Amerika tidak tinggal diam. Amerika kemudian menandatangani terbentuknya NATO. Ini adalah suatu organisasi pertahanan yang kira-kira menyetujui tentang perjanjian bahwa apabila salah satu negaranya diserang maka dianggap sebagai serangan terhadap NATO. Setelah mengetahui hal ini maka pemerintah Uni Soviet menarik kembali rudal-rudal nuklirnya dari Kuba.

2. Bidang Politik
Dampak dalam bidang politik dapat kita lihat dari dibangunnya tembok berlin di Jerman sebagai batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Dalam perang dunia kedua negara ini memang sudah terbagi menjadi 2, yaitu Jerman Baran yang beribukota di Bonn dan Jerman Timur yang beribukota di Berlin. Negara ini mengalami perpecahan karena adanya 2 paham yang berbeda berlaku di negara ini, yaitu liberal yang dianut jerman barat dan Komunis yang dianut jerman timut.
Dalam perjalanan pemerintahannya, Jerman barat mengalami perkembangan yang jauh lebih pesat daripada Jerman timur. Oleh sebab itu, banyak orang Jerman timur yang memutuskan untuk hijrah ke Jerman barat. Namun karena saat itu terjadi perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet, Uni soviet merasa tersinggung dengan adanya orang-orang pindah ke Jerman Barat. Kerena itu Uni soviet mendanai dan mendukung untuk membangun sebuah tembok yang berada di kota berlin yang menyebabkan terbelahnya kota itu. Selain itu di tembok ini, uni soviet juga menyiagakan tentaranya agar menembaki orang-orang yang masih berani untuk menyebrang. Kemudian tembok ini sangat dikenal orang sebagai simbol bagi perang dingin.