BERITA TERBARU

Sabtu, 09 Maret 2013

STRATEGI ARMADA PERANG TNI AL

Frgate KRI Oswald SIahaan, Van Speijk Class
TNI AL terus berbenah memperbaiki armada kapal perang mereka agar semakin disegani dan berwibawa. TNI AL harus memutar otak di tengah keterbatasan anggaran dan dominasi kapal tua yang mereka miliki. Alhasil ditemukan sebuah proyeksi yang dianggap mumpuni, walau dalam keterbatasan anggaran.
Saat ini TNI AL terus menguji coba kemampuan rudal yakhont berdaya jangkau 300 km di frigate KRI Van Speijk Class. Rudal Yakhont ini baru dipasang di satu KRI Van Speijk Class, KRI Oswald Siahaan.
Dalam  ujicoba pertama, rudal yakhont sedikit oveshot dari sasaran. Setelah dilakukan evaluasi, satu tahun kemudian dilakukan ujitembak yang kedua. Hasilnya sangat memuaskan.  Banyak yang tidak mengangka, satu tembakan yakhont langsung menenggelamkan KRI Teluk Berau.  Hal ini menyebabkan rudal exocet, C-705 dan Torpedo SUT, tidak jadi diujicoba, karena target langsung tenggelam setelah dihantam Yakhont.
Ujicoba Rudal Yakhont 1
Ujicoba Yakhont 2012
Dengan suksesnya ujicoba ini, semua Frigate KRI Van Speijk class akan dilengkapi rudal yakhont yang dipesan Indonesia ke Rusia sebanyak 50 unit .
Heli OTHT
KRI kelas Van Speijk  juga akan dilengkapi helikopter over the horizon target (OTHT) untuk memandu rudal yakhont menuju sasaran yang berada di luar cakrawala. Jarak pandang visual ataupun kemampuan radar hanya 20 hingga 40 kilometer karena pengaruh lengkungan bumi.
Dengan datangnya helikopter OTHT nanti, masih diperlukan ujicoba rudal yakhont untuk sasaran bergerak, sekaligus menguji moda mid course update dari rudal yakhont. Helikopter itu akan menjadi datalink antara kapal dan rudal, sehingga kapal petembak bisa terus mengupdate arah rudal  menuju sasaran.
Helikopter OTHT mutlak dibutuhkan kapal perang open sea. Dengan adanya datalink antara kapal dan helikopter, maka kemampuan penginderaan kapal perang akan bertambah menjadi ratusan kilometer.
Selain bisa menembak sasaran dari jauh, dia juga bisa mendeteksi ancaman musuh secara dini, seperti ancaman rudal jarak jauh ataupun pesawat tempur.
Jika rudal yakhont dan sistem datalink Frigate KRI Van Speijk class sudah bekerja dengan baik, maka kemampuan sistem persenjataan anti-udara perlu ditingkatkan.
Dengan demikian ke depannya TNI AL akan memposisikan frigate KRI Van Speijk  Class sebagai  sebagai kekuatan  strategis  TNI AL di lautan.
Kualitas Kapal Perang
Untuk urusan kualitas kapal perang, TNI AL mengandalkan armada: Korvet Sigma Class, Frigate PKR 10514, dan Light Frigat Nakhoda Ragam Class. Kapal kapal perang ini akan dilengkapi peralatan militer mutakhir,  antara lain mengusung Exocet Block  Block III dari Perancis, Stingray dari Inggris, serta piranti perang elektronik terbaru.
Disain Light Frigate Sigma10514
Karena jumlah kapal frigate dan korvet Indonesia masih sedikit dibandingkan luas laut Indonesia, maka dibutuhkan banyak kapal kecil/ fast boat namun mampu bertempur melawan kapal yang lebih besar.
Posisi ini ditempati oleh berbagai kapal cepat rudal yang mengusung  missile C-705 China . Kapal-kapal ini antara lain: KCR 40 seperti Clurit Class, KCR 60, Trimaran Class, Mandau class, Todak Class dan sebagainya. Rudal-rudal jenis Harpoon maupun C-802 akan digantikan rudal C-705 produksi bersama China dan Indonesia.
Fast attack missile boat KCR 60
Dengan demikian frigate Van Speijk Class akan berfungsi sebagai kapal perang laut bebas/ ocean target untuk sasaran jarak jauh. Sementara untuk littoral target atau anti-access tactic, dibebankan kepada Kapal Cepat Rudal C-705.
Adapun Korvet Sigma Class, Frigate PKR 10514 dan Light Frigate Nakhoda Ragam Class, akan berada diantara  ocean target dan litoral target.
Missile C-705
Rudal C-705 dianggap tepat untuk dipasang di kapal-kapal cepat rudal  (KCR), yang jumlahnya memang sedang diperbanyak oleh TNI AL.  Dari segi ukuran rudal ini lebih kecil dari rudal C-802, namun teknologi C-705 lebih mutahir.
Berkat  bobot hulu ledak C-705 sebesar 110 kilogram, membuat kapal patroli cepat TNI AL yang relatif kecil (250-300 ton) ,memiliki kemampuan menghancurkan kapal yang lebih besar (up to 1500 ton) .
Selain itu, harga rudal C-705 jauh lebih murah dibandingkan rudal Exocet dan sejenisnya. Dengan harga yang lebih murah ini, TNI AL memiliki anggaran yang mencukupi untuk memiliki rudal C-705 dalam jumlah banyak. Hal ini bisa terjadi karena rudal C-705 sebagian akan diproduksi di Indonesia.
Rudal C-705
Rudal C-705 memiliki jangkauan  75-80 kilometer. Jika ditambah roket booster jangkauan terdongkrak hingga 170 Km, sehingga bisa juga disebut rudal lintas cakrawala (over the horizon target) atau memiliki kemampuan tempur di open sea/ ocean target.
Kemampuan armada kapal cepat rudal ini akan semakin maut, dengan hadirnya KCR jenis Trimaran yang sedang dibangun kembali, setelah terjadinya tragedi terbakarnya KRI Klewang yang berkemampuan stealth.
Untuk urusan kapal selam,  TNI AL telah meng-overhaul dan retrofit KRI Cakra serta Nanggala di Korea Selatan.  PT. PAL Indonesia juga bekerjasama dengan DSME Daewoo dalam pelatihan 200 insinyur Indonesia. Selama tiga hingga empat tahun, mereka akan berada di Korea Selatan untuk terlibat dalam pembangunan 3 kapal selam Changbogo. Dua kapal selam akan dibangun di Korea Selatan, sekaligus proses alih teknologi. Satu kapal selam lainnya  dibangun di PT PAL Indonesia (JKG

Kamis, 07 Maret 2013

PESAWAT TEMPUR SUKHOI SU-30MK


Sukhoi Su-30 (kode NATO: Flanker-C) adalah pesawat tempur yang dikembangkan oleh Sukhoi Rusia pada tahun 1996. Pesawat ini adalah pesawat tempur multi-peran, yang efektif dipakai sebagai pesawat serang darat. Pesawat ini bisa dibandingan dengan F/A-18E/F Super Hornet and F-15E Strike Eagle Amerika Serikat.

Pesawat ini adalah pengembangan dari Su-27UB, dan memiliki beberapa varian. Seri Su-30K dan Su-30MK telah sukses secara komersial. Varian-varian ini diproduksi oleh KNAAPO dan Irkut, yang merupakan anak perusahaan dari grup Sukhoi. KNAAPO memproduksi Su-30MKK dan Su-30MK2, yang dirancang dan dijual kepada Tiongkok. Su-30 paling mutakhir adalah seri Su-30MK buatan Irkut. Antara lain Su-30MKI, yang merupakan pesawat yang dikembangkan khusus untuk Angkatan Udara India, serta MKM untuk Malaysia dan MKA untuk Algeria.
Negosiasi dengan India untuk menyuplai pesawat jenis Su-27 fighters dimulai pada tahun 1994. Biro desain mulai bekerja untuk mengembangkan Su-30-berbasis pesawat untuk Angkatan Udara India pada tahun 1995. AF Barkovsky ditunjuk sebagai ketua perancang proyek. Pada tanggal 30 November 1996 sebuah perjanjian dibuat untuk pembangunan bertahap dan pengiriman ke India dari 8 Su-30K fighters dengan dua kursi dan 32 Su-30MKI multi-peran dengan dua kursi fighters. Pesawat yang telah dijadwalkan untuk pengiriman di beberapa consignments, dengan bertahap akan meningkatkan avionics, powerplant dan senjata. Pengembang umum menurut resolusi yang dikeluarkan pemerintah Rusia adalah:

- Untuk pembangunan pesawat: Sukhoi Design Bureau OJSC (sekarang JSC),
- Untuk produksi pesawat: Irkutsk Aircraft Production Association (IAPA, sekarang Irkut Corporation).

Dua prototip dibangun oleh Biro Desain pada 1995-1998. Prototipe yang pertama, Su-30I-1, berdasarkan pada produk versi Su-30, prototipe atau model pesawat selesai dibuat di musim semi tahun 1997. Penerbangan pertama dilakukan oleh pilot uji V.Yu. Averyanov pada 1 Juli 1997. Pada bulan Juli 1997, Design Biro meluncurkan program untuk menguji pesawat bersama SPFC dari Angkatan Udara.

Pesawat terbang telah diproduksi di Irkutsk sejak tahun 2000. Pada saat Pra Produksi untuk pertama kalinya penerbangan pesawat telah diuji oleh V.Yu. Averyanov pada 26 November 2000. Pra produksi ketiga Su-30MKIs telah diserahkan ke Biro Desain dan telah digunakan bersama dengan prototip dalam joint-program dengan pengujian SPFC dari Angkatan Udara.

Sesuai dengan ketentuan kontrak, maka pesawat Su-30MKI akan diuji dan dikirimkan dalam 3 tahap. Pertama pengiriman 10 Su-30MKI ke pengguna terjadi pada tahun 2002; kedua dari 12 aeroplanes, pada tahun 2003. Pada 2004, pesawat Su-30K dan Su-30MKI telah dimasukkan ke dalam armada satuan Angkatan Udara dengan dua squadron.

Keistimewaan dari Su-30MKI ini adalah:

- Untuk pertama kalinya di dunia, produksi pesawat terbang yang memiliki mesin dengan tthrust vector kontrol (AL 31FP, dikembangkan oleh RDC setelah bernama A.Lyulka), dan sistem remote control terpadu dalam satu kontrol loop. Diambil bersama-sama, ini renders the Su-30MKI sangat lincah bermanuver;
- Untuk pertama kalinya dalam sejarah Biro Desain, pesawat yang dilengkapi dengan avionics skala besar yang terintegrasi dengan sistem luar negeri dan dalam negeri asalnya. The Su-30MKI memiliki "internasional" avionics portofolio, karena tidak termasuk sistem dan 14 unit yang dibuat oleh perusahaan asing dari 6 negara di dunia.
- Untuk pertama kalinya di dunia, sebuah pesawat produksi memiliki radar dengan PAA ( "Bar" dikembangkan oleh Scientific Instrumentation Research Institute of Technology). Selain itu, pesawat memilki new ejection seat yang baru, K-36D-3.5, dan inovasi lainnya dari sistem domestik asal.
- ADO line-up telah ditingkatkan secara signifikan dengan penambahan RVV-AYe air-to-air guided missile, Kh-29L/T/TYe, Kh-31A/P, Kh-59M air-to-ground missiles, dan KAB-500 dan KAB-1500 guided bombs.

Su-30MKI dalam sejarah rusia untuk pertama kalinya memiliki program dalam sejarah showcased sebuah model baru bagi kerjasama militer-teknis termasuk semua jenis kerjasama jangka panjang yang saat ini dilakukan di dunia seperti:

- Pengiriman pertama konsinyasi produk dalam versi dasar (Su-30K),
- Kerjasama R & D untuk menghasilkan versi upgrade (Su-30MKI),
- Memberikan pengguna lisensi untuk manufaktur dengan setelah penggantian komponen rusia yang dibuat dengan orang-orang asing asal (pada bulan Desember 2000, telah menandatangani kontrak untuk menjual ke India lisensi untuk pembuatan 140 pesawat Su-30MKI pada akhir pengiriman),
- Mengupgrade pesawat dari pengiriman pertama untuk status teknik pengiriman akhir,
- Menyiapkan kerjasama teknis untuk pusat layanan pasca penjualan dengan disertakan pemeliharaan peralatan,
- Menggunakan «ekspor tempat» untuk memperluas ke pasar regional (di tahun 2003, kontrak dibuat untuk suplai Su-30MKM ke Malaysia).

Su-30MKK

Biro desain mulai bekerja untuk menghasilkan Su-30-berbasis dua kursi penerbang yang dirancang untuk Su -30MKK angkatan udara China pada 1997, AI Knyshev yang telah ditunjuk sebagai ketua perancang proyek. Di bawah kontrak, direncanakan Komsomolsk-on-Amur production(KnAAPO) dinamakan dengan kontraktor umum. Biro desain menghasilkan desain rinci pada 1997-98; prototipe pesawat yang dibuat di Komsomolsk-on-Amur di 1998-99. Versi baru dua penumpang berdasarkan pada desain solusi diadopsi untuk Su-27SK dan satu kursi fighter Su-27M. Akibatnya, Su-30MKK dimasukkan, untuk semua intents dan tujuan tanpa desain ulang, Su-27M's centre wing section, wing panels, air intakes, tail beams, fins and landing gear and the Su-27SK's tail-end fuselage dirangkai. Dengan cara ini, desain ruang lingkup dikurangi secara dramatis, tanpa ada komponen baru yang diperlukan untuk membangun pesawat terbang kecuali untuk hidung pesawat. Selain itu, rencana produksi telah ikut serta dalam menyiapkan produksi dua kursi pelatih pada awal'80 an.

Prototipe pertama dibangun di musim semi 1999, Su-30MKK-1 yang diterbangan pada 20 Mei 1999 oleh Pilot I.Ye. Solovyov (Biro Desain) dan A.V. Pulenko (KnAAPO). Pertama empat pesawat pra-produksi yang diserahkan ke Desain Biro untuk pengujian. Pengujian yang dilakukan bersama-sama dengan SPFC dari Angkatan Udara di 1999-2001, dengan produksi pertama 10 Su-30MKK pesawat dikirimkan ke pelanggan pada bulan Desember 2000.

Su-30MKK desain highlights:

- Pesawat ini memiliki peralatan upgrade dari mnufaktur Rusia, yang meliputi versi radar baru dengan tujuan dan sasaran pemetaan kemampuan; OSTS dengan target penyinaran menggunakan laser beam; sistem GPS, dan LCD multi fungi berwarna di kokpit, dll
- ADO line-up telah ditingkatkan dengan penambahan RVV-AYe air-to-air guided missile; Kh-29L/T/TYe, Kh-31P, Kh-59M air-to-ground missiles; dan KAB-500 dan KAB-1500 guided bombs. Su-30MKK telah digunakan sebagai dasar untuk menghasilkan suatu versi upgrade, maka Su-30MK2, yang berbeda dari versi terdahulu dalam sistem senjata dan peralatan konfigurasi; pesawat dari jenis ini telah diberikan kepada Cina pada tahun 2003. Selain itu, Su-30MK adalah jenis aeroplanes dikirim ke Indonesia pada tahun 2003.
5-26-2009 10-13-29 PM

5-26-2009 10-14-17 PM

Berikut ini adalah data tentang Su-30MK:

Aircraft performance:

a. Takeoff weight:
- normal (including rockets 2xR-27R1 + 2xR-73E, 5270 kg fuel), kg 24,900*
- maximum, kg 34,500
- max, kg 38,800
b. Maximum landing weight, kg 23,600
c. Max landing weight, kg 30,000
d. Maximum internal fuel, kg 9,640
e. Normal internal fuel, kg 5,270
f. Maximum ordnance, kg 8,000
g. Service ceiling (without external ordnance and stores), km 17.3
h. Maximum flight speed at sea level (without external ordnance and stores), km/h 1,350
i. Max Mach (without external ordnance and stores) 2.00 (1.9**)
j. G-limit (operational) 9
k. Maximum flight range (with rockets 2xR-27R1, 2xR-73E launched at half distance):
- at sea level, km 1,270
- at height, km 3,000
- with one refuelling (at 1.500 kg fuel remaining), km 5,200
- with two refuellings in flight, km 8,000
l. Maximum airborne time (pilot-dependent), hours 10
m. Takeoff run at normal takeoff weight, m 550
n. Landing run at normal landing weight (with braking parachute), m 750
m. Aeroplane dimensions:
- length, m 21.9
- wingspan, m 14.7
- height, m 6.4
n. Crew 2

In-flight refuelling system

a. Maximum flow rate (at entry pressure of 3.5 kg/cm 2), l/min 1,100
b. Powerplant
Number and type of engines 2 x AL-31F (2 x AL-31FP***)
Thrust in afterburner, kgf 12,500 -2 %

Avionics:

1. Fire control system
1.1. Air-to-air fire control system
1.1.1. Search and track radar
1.1.2. IRST and laser rangefinder
1.1.2.1. Optical search and track station
1.1.2.2. Helmet-mounted target designator
1.1.3. Wide-angle HUD
1.1.4. IFF system interrogator
1.2. Air-to-surface fire control system
1.2.1. Coloured multi-purpose LCD indicators
1.2.2. Onboard digital computer
1.2.3. GPS satellite-based navigation system
1.2.4. Weapons control system
2. Aeroplane remote control system
3. IFF system transponder
4. Antenna feed system
5. Flight navigation system
5.1. Digital computer
5.2. Attitude and heading reference system
5.3. Short-range radiotechnical navigation system
5.4. GPS system
5.5. Autopilot system
5.6. Altitude and speed data processing and display system
5.7. Air data system
6. Electronic countermeasure equipment
6.1. Radar warning receiver with an expansion block
6.2. Chaff and heat flare dispenser
6.3. Radio jamming transmitter (in pod)
7. Communications system
7.1. VHF and UHF band communications transceiver
7.2. VHF and UHF band communications transceiver
7.3. SW band radio communications transceiver
8. Onboard automatic control system
8.1. Integrated onboard control and crew warning system
8.2. Flight information recording equipment
8.3. Onboard emergency situation warning equipment
9. Video recording system
9.1. Onboard video recorder
9.2. Forward vision video camera
9.3. Video controller
10. Aircraft responder
11. Telecommand homing system
12. Pod-type IRST and laser rangefinder

Limits

Aircraft limit:
- SLL, hours 3,000
- to first overhaul, hours 1,500
- service life, years 25
Engine and outboard accessory-gearbox life:
- to first overhaul, hours 500
- service life limit, hours 1,500

*May vary depending on the equipment configuration installed upon customer's request
**With canard surfaces installed
***With thrust vector control engine installed
5-26-2009 10-14-46 PM

5-26-2009 10-15-22 PM

Armaments/persenjataan:

1. Guns Onboard 30mm gun with 150 rds
2. Guided air-to-air missiles R-27R1(ER1) R-27T1(ET1) R-27P(EP) R-73E RVV-AYe
3. Guided air-to-surface missiles Kh-59ME Kh-31A, Kh-31P Kh-29T(TYe), Kh-29L
4. Guided bomb units KAB-500KR, KAB-500OD KAB-1500KR, KAB-1500L
5. Air bombs FAB-500T BETAB-500ShP ODAB-500PM OFAB-250-270 OFAB-100-120 P-50T Incendiary bombs
6. Cluster bombs RBK-500 SPBE-D
7. Unguided missiles S-8KOM, S-8OM, S-8BM S-13T, S-13OF S-25OFM-PU
8. External fuel tanks N/a
9. Suspension points 12 



sumber : apedia.com

PESAWAT TEMPUR F-16 fighting falcon






F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multi-peran yang dikembangkan oleh General Dynamics, di Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, dan akhirnya berevolusi menjadi pesawat tempur multi-peran yang sangat populer. Kemampuan F-16 untuk bisa dipakai untuk segala macam misi inilah yang membuatnya sangat sukses di pasar ekspor, dan dipakai oleh 24 negara selain Amerika Serikat.

Pesawat ini sangat popular di mata international dan telah digunakan oleh 25 angkatan udara. F-16 merupakan proyek pesawat tempur Barat yang paling besar dan signifikan, dengan sekitar 4000 F-16 sudah di produksi sejak 1976. Pesawat ini sudah tidak diproduksi untuk Angkatan Udara Amerika Serikat, tapi masih diproduksi untuk ekspor.
F-16 dikenal memiliki kemampuan tempur di udara yang sangat baik, dengan inovasi seperti tutup kokpit tanpa bingkai yang memperjelas penglihatan, gagang pengendali samping untuk memudahkan kontrol pada kecepatan tinggi, dan kursi kokpit yang dirancang untuk mengurangi efek g-force pada pilot. Pesawat ini juga merupakan pesawat tempur pertama yang dibuat untu menahan belokan pada percepatan 9g.

Pada tahun 1993, General Dynamics menjual bisnis produksi pesawat mereka kepada Lockheed Corporation, yang kemudian menjadi bagian dari Lockheed Martin setelah merger dengan Martin Marietta pada tahun 1995.

Sejarah

f16Pada tahun 1960-an, Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika Serikat menyimpulkan bahwa masa depan pertempuran udara akan ditentukan oleh peluru kendali yang semakin modern. Dan bahwa pesawat tempur masa depan akan digunakan untuk pengejaran jarak jauh, berkecepatan tinggi, dan menggunakan sistem radar yang sangat kuat untuk mendeteksi musuh dari kejauhan. Ini membuat desain pesawat tempur masa ini lebih seperti interseptor daripada pesawat tempur klasik. Pada saat itu, Amerika Serikat menganggap pesawat F-111 (yang pada saat itu masih dalam tahap pengembangan) dan F-4 Phantom akan cukup untuk kebutuhan pesawat tempur jarak jauh dan menengah, dan didukung oleh pesawat jarak dekat bermesin tunggal seperti F-100 Super Sabre, F-104 Starfighter, dan F-8 Crusader.

Pada Perang Vietnam, Amerika Serikat menyadari bahwa masih banyak kelemahan pada pesawat-pesawat mereka. Peluru kendali udara ke udara pada masa itu masih memiliki banyak masalah, dan pemakaiannya juga dibatasi oleh aturan-aturan tertentu. Selain itu, pertempuran di udara lebih banyak berbentuk pertempuran jarak dekat dimana kelincahan di udara dan senjata jarak dekat sangat diperlukan.

Kolonel John Boyd mengembangkan teori tentang perawatan energi pada pertempuran pesawat tempur, yang bergantung pada sayap yang besar untuk bisa melakukan manuver udara yang baik. Sayap yang lebih besar akan menghasilkan gesekan yang lebih besar saat terbang, dan biasanya menghasilkan jarak jangkau yang lebih sedikit dan kecepatan maksimum yang lebih kecil. Boyd menganggap pengorbanan jarak dan kecepatan perlu untuk menghasilkan pesawat yang bisa bermanuver dengan baik. Pada saat yang sama, pengembangan F-111 menemui banyak masalah, yang mengakibatkan pembatalannya, dan munculnya desain baru, yaitu F-14 Tomcat. Dorongan Boyd tentang pentingnya pesawat yang lincah, gagalnya program F-111, dan munculnya informasi tentang MiG-25 yang saat itu kemampuan dibesar-besarkan membuat Angkatan Udara Amerika Serikat memulai perancangan pesawat mereka sendiri, yang akhirnya menghasilkan F-15 Eagle.

f16Pada saat pengembangannya, F-15 berevolusi menjadi besar dan berat seperti F-111. Ini membuat Boyd frustrasi dan ia pun meyakinkan beberapa petinggi Angkatan Udara lain bahwa F-15 membutuhkan dukungan dari pesawat tempur yang lebih ringan. Grup petinggi Angkatan Udara ini menyebut diri mereka "fighter mafia", dan mereka bersikeras akan dibutuhkannya program Pesawat Tempur Ringan (Light Weight Fighter, LWF).

Pada Mei 1971, Kongres Amerika Serikat mengeluarkan laporan yang mengkritik tajam program F-14 dan F-15. Kongres mengiyakan pendanaan untuk program LWF sebesar US$50 juta, dengan tambahan $12 juta pada tahun berikutnya. Beberapa perusahaan memberikan proposal, tetapi hanya General Dynamics dan Northrop yang sebelumnya sudah memulai perancangan dipilih untuk memproduksi prototip. Pesawat mereka mulai diuji pada tahun 1974. Program LWF awalnya merupakan program evaluasi tanpa direncanakan pembelian versi produksinya, tetapi akhirnya program ini dirubah namanya menjadi Air Combat Fighter, dan Angkatan Udara AS mengumumkan rencana untuk membeli 650 produk ACF. Pada tanggal 13 Januari 1975 diumumkan bahwa YF-16 General Dynamics mengalahkan saingannya, YF-17.

Varian

Varian F-16 ditandai oleh nomer blok yang menandakan pembaruan yang signifikan. Blok ini mencakup versi kursi tunggal dan kursi ganda.

F-16 A/B

F-16 A/B awalnya dilengkapi Westinghouse AN/APG-66 Pulse-doppler radar, Pratt & Whitney F100-PW-200 turbofan, dengan 14.670 lbf (64.9 kN), 23.830 lbf (106,0 kN) dengan afterburner. Angkatan Udara AS membeli 674 F-16A dan 121 F-16B, pengiriman selesai pada Maret 1985.

Blok 1
Blok awal (Blok 1/5/10) memiliki relatif sedikit perbedaan. Sebagian besar diperbarui menjadi Blok 10 pada awal 1980-an. Ada 94 Blok 1, 197 Blok 5, dan 312 Blok 10 yang diproduksi. Blok 1 model awal produksi dengan hidung dicat hitam.

Blok 5
Diketahui kemudian bahwa hidung hitam menjadi identifikasi visual jarak jauh untuk pesawat Blok 1, sehingga warnanya diubah menjadi abu-abu untuk Blok 5 ini. Pada F-16 Blok 1, ditemukan bahwa air hujan dapat berkumpul pada beberapa titik di badan pesawat, sehingga untuk Blok 5 dibuat lubang saluran air.


Blok 10
Pada akhir 1970-an, Uni Soviet secara signifikan mengurangi ekspor titanium, sehingga produsen F-16 mulai menggunakan alumunium. Metode baru pun dilakukan: aluminum disekrup ke permukaan pesawat Blok 10, menggantikan cara pengeleman pada pesawat sebelumnya.


Blok 15
Perubahan besar pertama F-16, pesawat Blok 15 ditambahkan stabiliser horizontal yang lebih besar, ditambah dua hardpoint di bagian dagu, radar AN/APG-66 yang lebih baru, dan menambah kapasitas hardpoint bawah sayap. F-16 diberikan radio UHF Have Quick II. Blok 15 adalah varian F-16 yang paling banyak diproduksi, yaitu 983 buah. Produksi terakhir dikirim pada tahun 1996 ke Thailand. Indonesia memiliki varian ini sebanyak 12 unit.


Blok 15 OCU
Mulai tahun 1987 pesawat Blok dikirim ke dengan memenuhi standar Operational Capability Upgrade (OCU), yang mencakup mesin F100-PW-220 turbofans dengan kontrol digital, kemamampuan menembakkan AGM-65, AMRAAM, dan AGM-119 Penguin, serta pembaruan pada kokpit, komputer, dan jalur data. Berat maksimum lepas landasnya bertambah menjadi 17.000 kg. 214 pesawat menerima pembaruan ini, ditambah dengan beberapa pesawat Blok 10.


Blok 20
150 Blok 15 OCU untuk Taiwan dengan tambahan kemampuan yang serupa dengan F-16 C/D Blok 50/52: menembakkan AGM-45 Shrike, AGM-84 Harpoon, AGM-88 HARM, dan bisa membawa LANTIRN. Komputer pada Blok 20 diperbarui secara signifikan, dengan kecepatan proses 740 kali lipat, dan memori 180 kali lipat dari Blok 15 OCU.
F16_break_001

Spesifikasi (F-16C Blok 30)

Karakteristik umum

* Kru: 1F16 diagram
* Panjang: 49 ft 5 in (14.8 m)
* Lebar sayap: 32 ft 8 in (9.8 m)
* Tinggi: 16 ft (4.8 m)
* Area sayap: 300 ft² (27.87 m²)
* Airfoil: NACA 64A204 root and tip
* Berat kosong: 18,238 lb (8,272 kg)
* Berat terisi: 26,463 lb (12,003 kg)
* Berat maksimum lepas landas: 42,300 lb (16,875 kg)
* Mesin: 1× Pratt & Whitney F100-PW-220 afterburning turbofan
o Dorongan kering: 14,590 lbf (64.9 kN)
o Dorongan dengan afterburner: 23,770 lbf (105.7 kN)
* Alternate powerplant: 1× General Electric F110-GE-100 afterburning turbofan
o Dry thrust: 17,155 lbf (76.3 kN)
o Thrust with afterburner: 28,985 lbf (128.9 kN)

Performa

* Kecepatan maksimum: >Mach 2 (1,320 mph, 2,124 km/h) at altitude
* Radius tempur: 340 mi (295 nm, 550 km) on a hi-lo-hi mission with six 1,000 lb (450 kg) bombs
* Jarak jangkau ferri: >3,200 mi (2,800 nm, 4,800 km)
* Atap servis: >55,000 ft (15,000 m)
* Tingkat panjat: 50,000 ft/min (260 m/s)
* Beban sayap: 88.2 lb/ft² (431 kg/m²)
* Dorongan/berat: F100 0.898; F110 1.095

Persenjataan

* Senjata api: 1× 20 mm (0.787 in) M61 Vulcan gatling gun, 511 rounds
* Roket: 2¾ in (70 mm) CRV7
* Rudal:
o Air-to-air missiles:
+ 6× AIM-9 Sidewinder or
+ 6× AIM-120 AMRAAM or
+ 6× Python-4
o Air-to-ground missiles:
+ 6× AGM-65 Maverick or
+ 4× AGM-88 HARM
o Anti-ship missiles: 4× AGM-119 Penguin
* Bom:
o 2× CBU-87 cluster
o 2× CBU-89 gator mine
o 2× CBU-97
o 4× GBU-10 Paveway
o 6× GBU-12 Paveway II
o 6× Paveway-series laser-guided bombs
o 4× JDAM
o 4× Mk 80 series
o B61 nuclear bomb

Pesawat sebanding

* Chengdu J-10
* Dassault Mirage 2000
* F/A-18 Hornet
* F-20 Tigershark
* HAL Tejas
* IAI Lavi
* Mikoyan MiG-29

Selasa, 05 Maret 2013

10 KAPAL INDUK PALING BESAR MILIK AMERIKA

Kapal induk  adalah sebutan untuk kapal perang yang memuat pesawat tempur dalam jumlah besar. Tugasnya adalah memindahkan kekuatan udara ke dalam armada angkatan laut sebagai pendukung operasi-operasi angkatan laut. Selain itu juga digunakan sebagai pusat komando operasi dan sebagai kekuatan detterence atau memberikan efek gentar pada lawan.
Nah berikut ini ada 10 kapal induk palingbesar di dunia mau tahu apa  aja itu simak berikut ini.
1. USS Ronald Reagan (CVN-76)
USS Ronald Reagan
USS Ronald Reagan (CVN-76), adalah kapal induk kelas Nimitz kesembilan yang dimiliki oleh Angkatan Laut Amerika Serikat, dan kapal pertama yang diberi nama mantan Presiden Ronald Reagan.
2. USS John F. Kennedy (CV-67)
SS John F. Kennedy
USS John F. Kennedy (CV-67) (sebelumnya CVA-67), Ship Characteristic Board SBC-127C,  adalah kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat yang sudah tidak beroperasi. Dijuluki “Big John”, kapal ini dinamai dari Presiden Amerika Serikat ke-35, John F. Kennedy. Kennedy awalnya dinamai sebagai CVA, atau beroperasi sebagai kapal tempur; namun, namanya berubah menjadi CV untuk menandai bahwa kapal ini mampu bertempur dalam pertempuran anti kapal selam, menjadikannya kapal induk dengan berbagai fungsi.
Setelah melayani Amerika Serikat selama 40 tahun, Kennedy secara resmi berhenti beroperasi pada 1 Agustus 2007.
3. USS Kitty Hawk (CV-63)
The supercarrier USS Kitty Hawk (CV-63), sebelumnya CVA-63, adalah kapal angkatan laut kedua dinamai Kitty Hawk.Berbahan bakar konvensional terakhir dalam Angkatan Laut Amerika Serikat.
4. USS Enterprise (CVN-65)
USS Enterprise (CVN-65), sebelumnya CVA(N)-65, adalah pengangkut pesawat bertenaga nuklir pertama di dunia dan kapal Amerika Serikat ke-8 yang menggunakan nama USS Enterprise. Seperti pendahulunya, kapal ini dijuluki “Big E.” Enterprise kini berada di Norfolk, Virginia.
5. USS Nimitz (CVN-68)
USS Nimitz (CVN-68) adalah supercarrier di Angkatan Laut Amerika Serikat Dia adalah salah satu kapal perang terbesar di dunia.
6. USS Dwight D. Eisenhower
USS Dwight D. Eisenhower (CVN-69) merupakan kapal induk utama saat ini Ditugaskan pada tahun 1977, dan merupakan kapal kedua dari sepuluh supercarriers kelas Nimitz saat ini. Kapal ini pada awalnya bernama Eisenhower, seperti memimpin kapal dari kelas Nimitz, tapi nama itu diubah menjadi bentuk yang sekarang pada tanggal 25 Mei 1970.
7. USS Carl Vinson (CVN-70)
USS Carl Vinson (CVN-70) adalah kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat ketiga supercarrier kelas Nimitz kapal ini dinamai Carl Vinson diambil dari seorang nama anggota Kongres dari Georgia. Callsign Carl Vinson adalah “Gold Eagle”.
8. USS Theodore Roosevelt (CVN-71)
USS Theodore Roosevelt (CVN-71) (juga dikenal dengan awak kapal sebagai “The Big Stick”.Dia diluncurkan pada tahun 1984, melihat aksi pertama selama Operasi Badai Gurun pada tahun 1991, dan saat ini kapal induk ini bepangkalan  di Naval Station Norfolk, Virginia.
9. USS Abraham Lincoln (CVN-72)
USS Abraham Lincoln
USS Abraham Lincoln (CVN-72), adalah supercarrier kelas Nimitz kelima di Angkatan Laut Amerika Serikat. Ini adalah kapal Angkatan Laut kedua setelah mantan presiden bernama Abraham Lincoln. pangkalan kapal ini berada di Everett, Washington.
10. USS George Washington (CVN 73)
USS George Washington (CVN 73)
USS George Washington (CVN 73) adalah kapal induk supercarrier bertenaga nuklir Amerika, kapal keenam di kelas Nimitz dan merupakan kapal induk amerika ke empat yang di beri nama presiden. Kapal ini dibangun oleh Newport News Shipbuilding dan ditugaskan 4 Juli 1992


sumber : diolah dari berbagai ulasan di google

Senin, 04 Maret 2013

SEJARAH KRISIS RUDAL KUBA

INGKAR - Presiden AS Jhon F. Kennedy menolak untuk melakukan penyerangan terhadap Kuba. Namun is berjanji kepada Angkatan Udara, seandainya jatuh korban pesawat U-2, la akan mengeluarkan perintah serangan. Saat peristiwa yang dikhawatirkan terjadi, ternyata Kennedy ingkar dan bertahan tidak mengeluarkan perintah serangan.
Lebih dari empat dekade lalu, Soviet menjalankan berbagai upaya untuk bisa mengungguli AS. Salah satunya dengan cara menempat kan rudal balistik di Kuba. Meskipun dilakukan diam-diam, Soviet ternyata tidak cukup lihai. Berkat kecanggihan pesawat mata-mata Lockheed U-2 Dragonlady, AS berhasil mengungkap keberadaan rudal Soviet di Kuba. Merasa terancam, AS mulai pasang kuda-kuda untuk melakukan serangan.
Hubungan AS-Kuba memang bukan hubungan yang bisa dibilang harmonis. Hubungan yang dari awal sudah dingin kian membeku saat 19 Desember 1960, diktator Fidel Castro menyekutukan negaranya dengan Uni Soviet. Ditambah lagi saat Washington memperkeruh hubungan diplomatik dengan Havana pada 3 Januari di tahun yang sama.
Bahkan saat itu, Presiden John F. Kennedy berjanji tak akan mengerahkan kekuatan militer untuk menjatuhkan Castro. Prinsip ini berubah saat sekelompok orang Kuba disponsori CIA, memenuhi pantai Bay of Pig di Kuba. Niat mereka membangun revolusi yang dapat menjatuhkan pemerintahan Castro. Meski disponsori AS, penyerang yang minim peralatan ini dapat dibungkam militer Kuba tanpa kesulitan. Sebanyak 1.000 lebih berhasil ditangkap. Saat itu AU Kuba masih menggunakan pesawat peninggalan PD II besar dalam mempertahankan Kuba.
Kennedy terdesak
Pertengahan Agustus 1962, Direktur CIA John McCone mengirimkan memo kepada Kennedy. Memo tersebut menyebutkan bahwa McCone yakin rudal balistik berjangkauan menengah milik Soviet akan ditempatkan di Kuba. Akhir Agustus, Senator Kenneth Keating menyampaikan kepada senat bahwa ada bukti instalasi rudal Soviet di Kuba. Keating juga mendesak Kennedy bertindak.
KECOLONGAN - Foto-foto hasil intaian U-2 yang membuka mata AS bahwa mereka telah kecolongan. Dad foto terlihat aktivitas yang tidak biasa di San Cristobal. Terbukti Soviet tengah menempatkan rudal nuklir berjangkauan jauh di Kuba.
Awal September, pesawat mata-mata U-2 menemukan bahwa Soviet membangun pangkalan peluncur rudal darat ke udara (SAM). Selain itu terjadi peningkatan jumlah kapal Soviet yang masuk ke Kuba. Pemerintah AS khawatir, kapal yang masuk membawa persenjataan ke barn. AS segera melancarkan protes. Terutama karena keberadaan instalasi SAM yang strategis untuk melumpuhkan pesawat U-2.
Dengan semakin dekatnya pemilihan presiden membuat posisi Kennedy terdesak dalam situasi sulit. Setiap keputusan Kennedy akan berpengaruh pada pendapatan suara. Kekhawatiran ini ditambah dengan menurunnya pamor Kennedy sejak insiden di Bay of Pig. Untuk mencegah persoalan Kuba menjadi isu utama, Kennedy membatasi penerbangan U-2 di atas Kuba. Yang utama agar U-2 terhindar dari serangan SAM.
Situasi berubah ketika seorang agen CIA di Kuba secara tak sengaja mendengar percakapan pilot pribadi Castro di sebuah bar. Si pilot bercerita bahwa Kuba telah memiliki senjata nuklir. Informasi ini kemudian dikaitkan dengan foto yang didapat U-2. Foto menunjukkan tengah
terjadi kegiatan yang tidak biasa di San Cristobal.
Kennedy lalu memerintahkan penerbangan U-2 di atas Kuba. Rencana penerbangan pada 9 Oktober tertunda karena cuaca buruk. Misi barn terlaksana pada 14 Oktober. Pilot yang ditugasi adalah Richard Heyser. Rampung menjalankan misi selama lima jam, Heyser kembali dengan bukti fotografi. Terbukti Soviet tengah menempatkan rudal berjangkauan jauh di Kuba.
Terjadi perdebatan di kalangan komisi eksekutif National Security Council. Militer dan CIA setuju untuk menyerang dan atau invasi. Namun mayoritas komisi akhimya menyetujui melakukan pemblokiran dengan kekuatan AL. Kennedy menerima dan segera memerintahkan untuk menyiapkan pidato untuk menjelaskan alasan keputusan yang diambil.
Dalam pidatonya, Kennedy menjelaskan dengan rinci apa yang didapat U-2. Pangkalan rudal barn memuat dua tipe instalasi. Beberapa di antaranya termasuk rudal balistik berjangkauan menengah. Rudal ini mampu membawa hulu nuklir hingga jarak lebih dari 1.000 mil laut. Secara singkat, masing-masing berkemampuan menyerang Washington D.C., Kanal Panama, Tanjung Canaveral, Mexico City, atau kota-kota lain di bagian Tenggara AS, Amerika Tengah, atau di wilayah Karibia.
Selain melakukanblokir, Kennedy juga memerintahkan AU untuk bersiaga melakukan penyerangan ke Kuba dan Soviet. Angkatan Darat menempatkan 125.000 personel di Florida. Mereka tinggal tunggu perintah untuk melakukan invasi ke Kuba. Jika kapal Soviet yang membawa persenjataan untuk Kuba tidak berputar balik atau menolak untuk diperiksa, kemungkinan besar perang akan terjadi. Kennedy juga menjanjikan penasehat militer, jika salah satu pesawat U-2 ditembak, is akan memerintahkan serangan. Sasarannya pangkalan rudal SAM.
Dua minggu setelah U-2 berhasil mengungkap keberadaan rudal Soviet di Kuba, situasi kian menegangkan. Perang Nuklir bagaikan di depan mata.
Macan kertas
Pada 24 Oktober, Kennedy mendapat informasi kapal-kapal Soviet berhenti sebelum masuk wilayah blokir. Nikita Kruschev naik pitam dan mengirimkan catatan kepada Kennedy. Khruschev menuduh Kennedy telah memicu krisis untuk mendongkrak Partai Demokrat. Dua hari kemudian, Khruschev mengirim surat lagi. Isinya: Soviet bersedia membatalkan rudal di Kuba. Sebagai gantinya, AS hams berjanji tidak akan menginvasi Kuba. Hari berikut, Khruschev mengirim surat tuntutan agar AS membatalkan pangkalan nuklirnya di Turki.
Sementara presiden dan penasehat melakukan analisa terhadap kedua surat Khruschev, datang berita buruk. Sebuah pesawat U-2 ditembak jatuh di Kuba. Pemimpin militer segera mengingatkan janji Kennedy. Namun Kennedy menolak. Ia malah mengirim surat ke Khruschev dan menyetujui persyaratan di surat pertama. Khruschev setuju dan memerintahkan agar rudal dipereteli.
Delapan hari kemudian berlangsung pemilihan Kongres. Dukungan atas Demokrat meningkat. Diperkirakan Kennedy akan mendapat 12 pendukung tambahan dalam Kongres terhadap segala peraturannya.
Krisis rudal Kuba adalah yang pertama dan satu-satunya konfrontasi nuklir antara AS dan Soviet. Peristiwa ini cukup membuat kedua pihakketakutan. Terbukti terjadi perkembangan bagi era Perang Dingin. Berbagai konsekuensi langsung akibat krisis pun muncul. Antara lain kedua pihak membuat komunikasi sambungan langsung yang dikenal sebagai hot line. Diharapkan ini dapat mencegah konfrontasi berbahaya seandainya terjadi krisis semacam Krisis Rudal Kuba.
Selain itu kedua pihak menandatangani perjanjian Larangan Pengujian (Test Ban Treaty) pada Agustus 1963. Kedua pihak dilarang melakukan pengujian senjata nuklir di atmosfer. Konsekuensi lain, 1.113 tahanan yang ditangkap saat invasi Bay of Pig ditukarkan oleh Castro dengan 60 juta dollar dalam bentuk makanan, obat-obatan, narkoba, dan uang tunai.
Keinginan Soviet menyamai kemampuan nuklir AS berhasil dicapai pada 1972. Sementara Cina menuduh Soviet sebagai macan kertas karena tidak berani berperang membela sesama komunis Hubungan antara Soviet dan Cina pun kian merenggang

SENJATA ISRAEL DI TANGAN INDONESIA

Mungkin dari kita ada yang belum mengetahui bahwa Indonesia yang kita tahu mendukung perjuangan bangsa Palestina dan belum mengakui Israel ternyata menggunakan senjata buatan Israel untuk digunakan oleh angkatan bersenjatanya (TNI / POLRI)

Meski tak mengakui Israel sebagai sebuah negara, Indonesia secara diam-diam selalu menikmati manisnya madu hubungan "gelap" tersebut. Tak kurang dari pesawat tempur pernah dibeli Indonesia dari negara Yahudi tersebut.

Kisah pembelian pesawat jenis A-4 Skyhawk ini diutarakan secara rinci oleh Marsekal Muda (purnawirawan) Djoko Poerwoko. Dalam autobiografinya berjudul Fit Via Vi, mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional yang juga rekan seangkatan Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto, ini menguraikan secara rinci bagaimana putra-putri Indonesia berhasil membawa pulang 32 pesawat A-4 Skyhawk dari Israel. "Operasi pengadaan itu merupakan operasi clandestein terbesar yang pernah dilakukan TNI-AU,"

Sebenarnya Indonesia akan membeli dari produsennya, Amerika. Namun Amerika menawarkan pesawat tempur bekas pakai dari Israel, yang pernah digunakan untuk membunuh penduduk Palestina. (Jadi Pesawat Tempur milik Indonesia berlumur darah bangsa Palestina).


Senapan IMI UZI

Indonesia pertama kali mendatangkan UZI sekitar dekade 1980an. Unit elit komando yang pertama kali menggunakan ketika itu adalah Den-81 Kopassandha (Kopassus TNI-AD). Selanjutnya, unit elit lain yang menggunakan adalah Tontaipur Kostrad (TNI-AD), diikuti pula dengan unit-unit elit lain seperti Denjaka (TNI-AL). Jenis (varian) UZI yang dipakai adalah jenis yang sudah dimodifikasi menjadi senapan serbu serbaguna.


Senapan Serbu IMI Galil


Senapan Sniper IMI Galil Galatz


Satu lagi senjata yang dibeli TNI adalah sejenis Senapan Sniper bernama Galil-Galatz/99R hasil modifikasi dari senapan serbu Galil dengan tambahan teropong dan dudukan di depan magasinnya. Senjata dengan kaliber 7,62 mm ini oleh IMI dipromosikan sebagai senjata andalan IDF dan termasuk senjata sniper multi target, bisa menembak personel maupun anti-material.



Benarkah Galil-Galatz/99R ini hebat? Ternyata tidak sepenuhnya benar. Menurut review dari Jane's Defense International yang melakukan perbandingan terhadap sejumlah senjata sejenis, disimpulkan bahwa Galil-Galatz/99R jempolan hanya di harga jual alias mahal harganya, sedangkan tingkat akurasi payah.

UAV


Walaupun belum dibeli Indonesia, tapi rencana pembelian telah dilakukan pemerintah, namun karena adanya protes dari beberapa pihak, untuk saat ini belum ada kejelasan tentang rencana tersebut.

Meprolight M21I


Indonesia membelinya untuk membekali pasukannya dalam kontingen UNIFIL yang menjaga keamanan perbatasan Lebanon.


Yang menjadi pertanyaan kita semua adalah mengapa harus membeli dari Israel? Kita tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Bukankah masih banyak negara lain yang memproduksi senjata, yang punya hubungan diplomatik dengan Indonesia? Bukankah senjata buatan anak negeri juga ada? Bukankah UAV sudah bisa kita buat sendiri? Atau apa Indonesia tidak menghargai buatan anak negeri, sehingga menambah daftar sifat Indonesia setelah menjadi negara yang tidak menghargai jasa para pahlawan.

Sumber: http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=18143